Page 58 - Majalah Berita Indonesia Edisi 07
P. 58
PROFIL MEDIA58 BERITAINDONESIA, Januari 2006Keberuntungan tidak datangsetiap saat. Bisa jadi hanyasekali seumur hidup. Jacubtermasuk sedikit orang persyang cerdik menangkap peluang. Wartawan senior, penasihat PWIJaya ini, hampir sepanjang karirnyabergelut di lingkungan maritim danpabean.Sosok Jacub sangat diperhitungkan dilingkungan maritim. Unit WartawanMaritim yang dipimpinnya, menyelenggarakan diskusi (1985) yang menelorkan rekomendasi: Ditjen Bea danCukai semestinya dibubarkan sepertiyang dilakukan oleh pemerintah KoreaSelatan, karena mengganasnya viruskorupsi. Pemerintah memang tidakmembubarkan Bea & Cukai, tetapi memandulkannya dengan Inpres IV/1985,hanya diperkenankan memeriksa barangimpor dan ekspor sampaisenilai 5.000 dolar AS.Menapak tahun ke tujuh(2005), Mingguan Maritim,bermitra dengan YPMI, mengevaluasi setahun berlakunya amandemen KonvensiInternasional Tentang Keselamatan Jiwa di Laut (SOLAS) 1974 dan aturan Internasional Tentang KeamananKapal dan Fasilitas Pelabuhan (ISPS Code) 2002yang mulai diberlakukan 1Juli 2004. Hasil evaluasitersebut disampaikan kepada Presiden Susilo BambangYudhoyono dan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla.Awalnya, Jacub berkarir diharian Pos Sore, anggota PosKota Grup, pimpinan H.Harmoko, yang pernah menjadi Menteri Penerangan danpucuk pimpinan PWI Pusat.Harmoko melihat Jacub ibarat “mutiara”dari Ternate, karena itu (1972) menariknya ke harian Pos Kota, ditugaskandi pelabuhan dan maritim.“Sejak itu saya tidak pernah ke manamana,” kata Jacub kepada BERITA Indonesia. Agaknya Harmoko masih punyarencana lain untuk Jacub. Memahamipotensinya, Harmoko memanggil Jacub:“Apakah kamu bisa memegang Mingguan Bisnis Maritim?” Peluang itulangsung ditangkap Jacub dan menjawab,“bisa.”Amat mudah bagi Harmoko mengeluarkan SIUPP baru bagi Mingguantersebut lantaran dia Menteri Penerangan. Jacub dipromosi menjadi pemimpin redaksi merangkap pemasar.Karena Jacub punya jaringan luas dilingkungan maritim, pelabuhan danpabean, Bisnis Maritim cepat menggeliat,dan mampu menghidupi dirinya sendiri.Anehnya, Harmoko justru mengambilkebijakan penghematan, mematikansemua anak penerbitannya. Di sisi lain,ada rencana menerbitkan harian MegaPos, dan Jacub ditunjuk menjadi Pemimpin Perusahaan. Tetapi tawaran initidak membuat Jacub tergiur.Jacub punya perhitungan sendiri,menghidupkan kembali Bisnis Maritim,sendirian. Kebetulan saat itu, MenteriPenerangan era reformasi (1998) YunusJospiah membuka lebar kran SIUPP.Jacub menangkap peluang tersebut,mengajukan SIUPP atas namanya sendiri. Nama Bisnis Maritim diubahnyamenjadi hanya Maritim. Dia pun mengirim surat kepada semua langganan danrelasinya, memberitahukan perubahantersebut.“Saya bertahan, tidak maju, tidakmundur. Majunya sedikit saja. Saya tidakmau maju cepat, takut jatuhnya cepat,”kata Jacub. Usia tabloid Maritim sudahmenapak tujuh tahun dengan tiras 15.000eksemplar. Mingguan setebal 16 halamanini dicetak semi-color, di atas kertas HVS.Berita-beritanya mengupas masalahkelautan, pelayaran, pabean dan pelabuhan.Pria berdarah Ternate ini membiasakandiri hidup hemat dan sederhana. Sebab,katanya: “Saya datang dari Ternate keJakarta tidak membawa apa-apa.” Jacubtidak pernah bermimpi menjadi sepertisekarang ini, punya kantor sendiri dankaryawan. Ruang kerja Jacub di lantaidua, meski tidak seberapa luas, ber-AC,tertata rapi dan dilengkapiseperangkat perabot rapat. Dua tahun pertama,Maritim berkantor di rumah. Tahun 2000, pindahke kantornya sendiri, Ruko empat lantai, di kawasan pertokoan elitCempaka Mas, JakartaUtara.Apa kunci sukses Anda?“Cetak tidak pernah terlambat sekali pun. Uangcetak dicadangkan limabulan ke depan. Ada gempa bumi sekali pun uangitu tidak boleh diganggu.Pengeluaran dan pemasukan perusahaan tidakdicampur aduk denganurusan pribadi. Berhemat,tidak membeli barang-barang yang tidak perlu. Dangaji karyawan dibayar pada waktunya.” ■ SHMaju PerlahanTapi PastiTerbit teratur, tepat waktu dan bersahaja, kunci suksesMingguan Maritim. H. Jacub Hamzah, pemilik sekaliguspemegang jabatan Pemimpin Umum dan PemimpinRedaksi, sangat identik dengan penampilan tabloidnya.