Page 51 - Majalah Berita Indonesia Edisi 08
P. 51


                                    BERITAINDONESIA, 10 - 23 Februari 2006 51(BERITA PROFIL)Gaya bertuturnya lemah-lembut.Perawakannya pun mungil.Sikap low profile melekat padadirinya. Tapi, siapa sangkasosok politikus satu ini ternyataseorang pensiunan TNI-AD penyandangbintang tiga alias Letnan Jenderal.Dunia parlemen sudah digeluti BudiHarsono sejak tahun 1997, bergabung keFraksi TNI/Polri di DPR/MPR, satu tahunsetelah menjabat Assospol Mabes ABRI.Tugas di DPR diemban Budi berkaitandengan peran Dwifungsi ABRI. Begitumasuk ke Senayan, dia langsung diserahijabatan sebagai Wakil Ketua Fraksi TNI/Polri (1997-1999).Bersamaan dengan itu, alumnus AkmilAngkatan 1967 ini juga ditugaskan sebagaiKetua Komisi II DPR (bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan PertahananKeamanan).Di era reformasi, seiring pergantiankepemimpinan nasional (eksekutif danlegislatif) pasca-Pemilu 1999, alumnusLemhannas KRA XXI (1993-1994) initetap dipercaya Mabes TNI –saat itu Polritelah dipisahkan dari ABRI— bertugas diDPR.Bahkan, selama satu tahun (2001-2002), Budi Harsono menjabat Ketua FTNI/Polri. Selaras dengan kapasitas tugasdan tanggung jawabnya, dia mendapatkankenaikan pangkat satu tingkat dari MayorJenderal menjadi Letnan Jenderal.“Saat itu, tidak seperti fraksi-fraksi lainyang mewakili partai politik, keberadaanFraksi TNI/Polri mengusung kepentingannegara, bukan kepentingan partisan ataukepentingan politik praktis. Wakil TNI danPolri di DPR tidak berpolitik praktis tapipolitik negara,” tutur ayah empat anak,yang mengaku tidak terbiasa marah, ini.Setahun menjelang berakhirnya eksistensi TNI dan Polri di DPR, sebagaiimplementasi dari keinginan rakyat Indonesia, Budi Harsono pensiun.Agaknya, pengalaman dan integritasseorang Budi Harsono selama di parlemenmenarik perhatian Akbar Tandjung (kalaitu Ketua Umum DPP Partai Golkar danKetua DPR-RI) .Politikus kawakan itu lantas mengajaknya bergabung ke Golkar. Posisi SekretarisJenderal (ketika itu memang lagi lowongsetelah ditinggal Mayjen TNI (purn)Tuswandi yang wafat) diemban Jenderalyang menghabiskan 35 tahun kariermiliternya di teritorial itu.“Selama bertugas di teritorial, sayamemahami Golkar dengan tiga unsurABG-nya. Spirit kebangsaan yang tertanam dalam diri saya sejak pendidikanpembentukan militer sampai bertugas dilapangan membela negara selaras denganvisi dan misi Golkar. Faktor historis danideologis itulah yang menjadi energi utamasaya bergabung ke Golkar,” kata Budimenjelaskan latar belakangnya menerimatawaran Akbar Tandjung.Pada Pemilu 2004, Budi Harsono diusung Partai Golkar untuk bertarung diDaerah Pemilihan Jawa Barat X (Subang,Sumedang, dan Majalengka). Berkatkepercayaan besar dari warga tiga kabupaten itu yang ditandai perolehan suaracukup signifikan, Budi pun melenggangkembali ke Senayan sebagai anggota DPR.Menjelang pemilihan Ketua DPR, BudiHarsono bersama Mahadi Sinambela,Andi Mattalata, dan Agung Laksono(Ketua DPR terpilih) diajukan Golkar.Prihatin Mental SDMPria yang memiliki falsafah hidup:“Bekerja dengan Ikhlas” ini mengakuprihatin menyaksikan potret manusia Indonesia yang terlalu menghambakan diripada mental materialistis-individualistis.Anggota Komisi VII DPR ini mengingatkan, kesadaran bernegara dan kesediaan berkorban untuk negara bukanhanya dimiliki seorang militer tapi seharusnya juga dimiliki oleh setiap warganegara Indonesia.“Yang kita amati sekarang kesadaranbernegara warga negara Indonesia sudahmeng-alami erosi sangat tajam,” tukasnya.Dalam hematnya, kondisi itu akibatadanya kesalahan sistem pembangunannasional pada masa lalu, yang tidakPolitikus SenayanYANG PATRIOTIKBUDI HARSONOMengidamkan terciptanya manusia Indonesia bermental pembelanegara, bukan pengusung kepentingan pribadi.menempatkan kualitas SDM sebagaiprioritas utama.Ironisnya pula, SDM dibangun seiringdengan derap pembangunan fisik-material.Akibatnya, terbentuklah SDM yangbermental dan berperilaku materialistis.Yang hanya berfikir dan bertindak atas apayang dia harus peroleh.Pola pikir seperti itu, kata anggotaBadan Kehormatan (BK) DPR-RI ini,dominan merasuki benak SDM Indonesiadewasa ini.“Pembangunan SDM mesti diprogramdari awal secara sistematis dan berjangkapanjang, dan tidak secara instan. Jerihpayah kita sekarang hasilnya baru bisadipetik bangsa ini 15-20 tahun mendatang,” tandas anggota Tim SosialisasiBadan Pekerja MPR-RI ini. ■ AF♦BERITA PROFILLETJEN TNI (PUR) H. BUDI HARSONOTempat/Tgl Lahir:Yogyakarta, 13 September 1946Agama :IslamJABATAN SEKARANG:o Anggota Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR-RI(Periode 2004-2009) dari Daerah PemilihanProvinsi Jawa Barat X (Kabupaten Subang,Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Sumedang).o Anggota Komisi VII (Bidang Energi Sumber DayaMineral) DPR-RI. o Anggota Badan Kehormatan (BK) DPR-RI.o Anggota Tim Sosialisasi Badan Pekerja MajelisPermusyawaratan Rakyat (BP-MPR RI).PENGALAMAN PEKERJAAN (POLITIK):o Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Golkar(2002-2004).o Ketua Komisi II (Bidang Pemerintahan) DPR-RI(1997-1999). o Ketua Fraksi TNI/Polri DPR-RI (2001-2002).RIWAYAT PENDIDIKAN:o SR-SMP (Yogyakarta, 1952-1961)o SMA (Manado, 1964)o Akademi Militer (Magelang, 1967) o Suslapa (Bandung, 1975-1976).o Seskoad (Bandung, 1983-1984).o Lemhannas KRA XXI (Jakarta, 1993-1994).BIODATA
                                
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55