Page 31 - Majalah Berita Indonesia Edisi 09
P. 31


                                    (BERITA WAWANCARA)BERITAINDONESIA, 23 Maret 2006 31I DIRI TNIkan TNI tidak harus berada di parlemenseperti dulu, yang nota bene wilayah politik praktis. Dewan Ketahanan Nasional(Wantanas) atau Lembaga KetahananNasional (Lemhannas), misalnya, bisadifungsikan sebagai wadah pemerintahmengakomodasi darma bakti, sumbangsaran, gagasan, aspirasi, dan pemikirandari TNI untuk bangsa dan negara ini,khususnya dari aspek Hankam.Di negara manapun, tidak ada masalahyang didekati secara sektoral saja. Semuasolusi atas masalah di berbagai bidangkehidupan yang dihadapi bangsa dannegara ini akan komprehensif bila jugadidekati dari aspek Hankam.Memang, tugas TNI menjaga kedaulatan negara dari pihak luar yang mengancam keselamatan bangsa. Tapi, tanggung jawab TNI bukan sekadar mempersepsikan ada atau tidaknya ancamanmusuh dari luar secara fisik, tetapi jugaancaman nonfisik (seperti narkoba ataupornografi) yang akan melemahkan bangsa ini secara keseluruhan.Soal tuntutan profesionalismeTNI?Kita sepakat TNI harus profesional.Ketika kita bicara profesionalisme TNI,kita bicara soal profesionalisme tentarasecara universal di dunia. Misalnya,kemampuan menggunakan senjata (tank,pesawat tempur, kapal laut) atau kemampuan taktis tentara dalam menyerangposisi musuh. Atau, kemampuan tentaramenembak. Hal-hal teknis ketentaraanseperti itu kan bersifat universal. Kita bisamenyamakan profesionalisme tentara diAmerika, Indonesia, atau Singapura.Lepas dari itu, selain profesionalisme,kekuatan TNI juga sangat didukung olehsemangat dan mentalnya sebagai bagiandari rakyat. Kekuatan khusus TNI adalahjati dirinya.‘Tentara bagiannya sudah mengurusiperang. Tentara yang profesional. Bagianmu itu saja!’ demikian peran TNI diposisikan. Tapi menurut saya, janganlahTNI dikotak-kotakkan seperti itu sebabakan menghilangkan jati dirinya.Maksud Bapak, profesionalismejangan sampai menghilangkan jatidiri TNI?Benar. Sejarah TNI sangat berbeda,misalnya, dengan tentara di Malaysia ataudi Thailand. Kita tidak bisa menyamakanjati diri TNI dengan tentara di negaranegara lain. Kalau dipersamakan begitusaja, jati diri TNI akan hilang. Padahal disitu kekuatannya.Dengan semangat kebersamaan, TNIbersatu padu dengan rakyat yang hanyabersenjata bambu runcing mengusirpenjajah yang memiliki persenjataanhebat.Mengapa Vietnam bisa mengalahkanAmerika? Karena Vietnam punya senjatadahsyat yang menjadi kekuatannya, yaknikebersamaan tentara dengan rakyatnya.Ada indikasi-indikasi upaya sistematis memisahkan TNI dari rakyat?Saya belum melihat adanya tanda-tandayang jelas ke arah itu. Tapi kewajiban sayasebagai mantan anggota TNI mengingatkan, jati diri TNI dan kebersamaan TNIdengan rakyat harus tetap dilestarikan.Generasi Angkatan ’45 telah mewariskan semangat kebersamaan TNI denganrakyat. Kebersamaan TNI-rakyat itujangan sampai hilang. Jati diri TNI ituharus tetap dilestarikan sepanjang zamanoleh generasi sekarang dan generasi yangakan datang.Tapi harapan Bapak akan berhadapan dengan sinisme dan trauma pada masa lalu?Saya sangat menyadari, trauma terhadap eksistensi dan peranan TNI di masalalu masih menghantui pikiran sebagianbesar elit politik di negeri ini, termasukrakyat sampai saat ini.Kalau diibaratkan gerakan pendulum,dulu TNI bergerak terlampau ke kanan.Kini terlalu diayunkan ke kiri. Belumbergerak sampai ke tengah, posisi idealnya. Nah, untuk mengembalikan pendulum kembali ke tengah atau posisi idealitu membutuhkan waktu dan proses.Lepas dari realitas itu, kita harusmemberikan informasi-informasi untukmeyakinkan masyarakat jati diri TNIsehingga tidak sampai timbul prasangkanegatif bahwa TNI ingin berkuasa lagiatau TNI ingin berpolitik praktis lagi.TNI sedang mengalami satu proses yangkurang menguntungkan bagi perjalananpertumbuhkembangannya ke depan.Selama 30 tahun lebih TNI stagnansehingga mengalami ketertinggalan darinegara-negara lain. Tertinggal baik dibidang profesionalismenya maupun jatidirinya. Kita ingin bandul itu mengayunke tengah kembali.Karena itu, kebersamaan dan kemanunggalan TNI dengan rakyat jangansampai hilang. Tanpa rakyat TNI menjadinothing. Tapi, bersama rakyat TNI menjadi something. ■BIODATANAMA : Letjen TNI (Pur.) H. Budi HarsonoLAHIR : Yogyakarta, 13 September 1946AGAMA : IslamJABATAN SEKARANG: Anggota Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR-RI (Periode 2004-2009) dari Daerah Pemilihan ProvinsiJawa Barat VIII (Kabupaten Subang, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Sumedang) • Anggota Komisi VIIDPR-RI (Bidang Energi Sumber Daya Mineral) DPR-RI • Anggota Badan Kehormatan (BK) DPR-RI • Anggota TimSosialisasi Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat (BP-MPR RI).KARIER DI MILITER:1. 1968-1976: (Letnan Dua-Kapten) Kodam IV/Diponegoro, Jawa Tengah: Komandan Peleton (Danton) Batalyon Infanteri(Yonif) 406, Gombong, Jawa Tengah (1968-Letda) • Komandan Kompi (Danki) Yonif 406, Gombong, Jawa Tengah • Perwira Staf Operasi Yonif 406 (1976-Kapten).2. 1976-1983: (Mayor-Letnan Kolonel) Kodam II Bukit Barisan, Sumatera Utara: Perwira Papan Madya/Karo OperasiKodam II BB (1976-1981-Mayor) • Wakil Komandan Yonif 122 Tebing Tinggi (1981-Mayor) • Kepala Staf KomandoDistrik Militer (Kasdim) 0206 Rantau Prapat, Labuan Batu, (1981-1982, Mayor) • Kasdim 0201 Kota Besar Medan,Sumut (1982-1983, Letnan Kolonel).3. 1984-1989: (Letnan Kolonel-Kolonel) Kodam III Siliwangi, Jawa Barat: Komandan Yonif 312 Kala Hitam, Subang,(1984-1985, Letnan Kolonel) • Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0617, Majalengka (1986-1988, LetnanKolonel) • Kepala Staf Komando Resort Militer (Kasrem) 061 Bogor, (1988-1989, Letnan Kolonel).4. 1989-1992: (Kolonel) Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad): Asisten Teritorial (Aster) Divisi IKostrad, Cilodong, Jawa Barat (1989-1992, Kolonel).5. 1992-1994: (Kolonel) Kodam III Siliwangi, Jawa Barat: Aster Dam III Siliwangi, (1992-1993, Kolonel) • KomandanKomando Resort Militer (Danrem) 063 Cirebon, (1993-1994, Kolonel).6. 1995-1997: (Kolonel-Mayor Jenderal) Mabes TNI: Paban Sospol Mabes TNI (1995-1996, Kolonel) • Wakil AsistenSospol (Waassospol) Mabes TNI (1996-Brigadir Jenderal) • Assospol Mabes TNI (1996-Mayor Jenderal).7. 1997-2002: (Mayor Jenderal-Letnan Jenderal) Fraksi TNI/Polri DPR-RI: Ketua Komisi II DPR-RI (1997-1999, MayorJenderal) • Wakil Ketua Fraksi TNI/Polri DPR-RI (1997-1999, Mayor Jenderal) • Ketua Fraksi TNI/Polri DPR-RI(2001-2002, Letnan Jenderal).PENGALAMAN TUGAS MILITER: Operasi Perbatasan Kalimantan Barat-Sarawak (1971-1972) • Operasi Timor TimurI (1981-1982) • Operasi Timor Timur II (1984-1985)
                                
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35