Page 34 - Majalah Berita Indonesia Edisi 09
P. 34
LENTERA34 BERITAINDONESIA, 23 Maret 2006Barulah pada tahun 1416 M terdapat catatan yangmenerangkan tentang orang-orang yang datangdari belahan barat yang bertempat tinggal di Indonesia, dan tentang orang-orang Tionghoa yangmasuk Islam.Maulana Malik Ibrahim di Gresik, dekatSurabaya, seorang saudagar berasal dari GujaratIndia, di samping peniaga ia mengajarkan agamaIslam. Beliau wafat pada 822 H/1419 M (terukirpada batu nisan). Dan, Islam menjadi tersiardalam kalangan rakyat banyak, bukan hanya dikota-kota pelabuhan dan pantai, namun penyiarannya sambung-menyambung sampai kedaerah-daerah pedalaman di pulau Jawa.Banyak orang menganggap bahwa para penyebar Islam di tanah Jawa itu sebagai wali (orang yang dianggap dekat kepada Tuhan). Kebanyakan para wali itu datangnya dari negeriasing bahkan ada juga yang tidak jelas asalmuasalnya. Dapat diduga, bahwa para wali itudalam menyiarkan Islam tidaklah berbentukpidato-pidato dan ceramah-ceramah di depankhalayak ramai seperti yang berlaku saat ini,namun dilaksanakan dalam kumpulan yangsangat terbatas, bahkan kebanyakan secararahasia, kemudian diteruskan dari mulut kemulut dan menjadilah pengikutnya semakinbanyak.Kemudian berkembanglah tempat penyampaian Islam menjadi dalam rumah-rumahperguruan, yang biasa dinamakan madrasah danpondok. Pendidikan maupun cara penyampaianseperti itu menjadi tidak asing lagi pada waktuKita di Indonesia jelas pengeluaranuntuk produktivitas pengetahuanjauh lebih rendah dari pengeluaran lain-lainnya. Karenanya,dalam segala bidang produktivitas pengetahuan di Indonesiajauh tertinggal dari negara-negara manapun.Bangsa kita juga belum mampu masuk ke dalamproduktivitas pengetahuan baru, bahkan gagal sekalipun hanya untuk mengubah pengetahuan yangtelah ada menjadi inovasi yang berhasil. Pengetahuan yang ada tetap merupakan informasi danbukannya menjadi pengetahuan yang produktif.Mestinya kita tidak usah takut menjadimodern, menjadi “terwesternisasi” dalamekonomi, teknologi, institusi-institusi politikdan kemiliterannya asalkan kita tetap menjadi warga negara yang baik dan muslim yangtaat serta Indonesia yang utuh.Kemerdekaan telah mengantarkan Indonesiakepada pergaulan dan percaturan politik antarbangsa. Namun, dalam percaturan politikantarbangsa belakangan ini, Indonesia tidakbanyak tampil berkesan, disebabkan berbagaikrisis yang melanda di dalam negeri, baikekonomi, keamanan, dan lain-lain (multidimensi). Daya saing sumber daya manusianyapun belum dapat diandalkan, memandangkankualitas pendidikan yang dimiliki masih terusmenjadi bahan diskusi. Semua itu merupakanpengalaman yang tidak mengenakkan namunharus dapat dijadikan pendorong untuk maju kedepan.Islam dan PesantrenJauh sebelum tahun 1416 M (yang selalu diakuioleh banyak orang) Islam telah terdapat di tanahJawa. Catatan batu nisan yang terdapat dalammakam tua atas nama Fatimah binti Maimunbertahun 475 H atau 1082 M, di desa Laren,Gresik. Ini menandakan bahwa jauh sebelumkewafatannya, Islam telah tersebar di daerahpantai tersebut.Sepanjang catatan sejarah pada tahun-tahuntersebut belum terdapat bukti kuat tentangpeninggalan yang berhubungan dengan adanyakegiatan pendidikan dan sarana pendukungnya.Oleh: Syaykh Dr Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang*Lemahnya pendidikan suatu bangsaakan mengakibatkan kelemahanekonomi, politik dan persatuanbangsa itu. Kelemahan produktivitaspengetahuan suatu negara (institusi)lebih dari apapun yang lain,merupakan pangkal dari kelambanan, erosi dan krisis yang takberkesudahan pada sosial ekonominegara.PENDIDIKAN JBAGIAN SATUDARI DUA TULISANSyaykh Al-ZaytunKEBANGKITMENDIKNAS BAMBANG SUDIBYO MELANGKAH B