Page 36 - Majalah Berita Indonesia Edisi 09
P. 36


                                    LENTERA36 BERITAINDONESIA, 23 Maret 2006diuraikan terdahulu (dengan sistem yang sangatsederhana). Pada abad berikutnya, setelahkekuasaan penjajahan berpindah ke tanganpemerintah Belanda, terjadi perubahan sistempenjajahan, sekalipun tetap membawa kesengsaraan bagi bangsa Indonesia, namun terdapatefek positif pada bidang pendidikan bangsaterjajah.Sistem perkebunan atau cultuurstelsel, yangdalam sejarah Indonesia dikenal dengan “tanampaksa” dijalankan di Indonesia khususnya ditanah Jawa oleh pemerintah Hindia Belanda padatahun 1830-1870. Dirancang oleh GubenurJenderal J. Van den Bosch, untuk mengatasikekosongan keuangan negara induk (Belanda).Cultuurstelsel ini pun membawa akibat kesengsaraan bagi rakyat, sekalipun dalam peraturannyatampak ringan dan baik. Sebagian peraturan ituadalah mempersiapkan tanaman ekspor seperti,kopi, tebu, nila, dan tembakau.Peraturan pemerintah kolonial menyebutkankebun bertanaman ekspor bebas pajak tanah.Kelebihan pembayaran pajak akan dikembalikanke desa atau rakyat. Kegagalan panen akanmenjadi tanggung jawab pemerintah. Kewajibanbertanam dapat diganti dengan bekerja dipengangkutan, pabrik-pabrik, dan perkebunanpemerintah. Sayangnya, semua yang terjadibertentangan dengan peraturan, mengakibatkankesengsaraan. Itu semua menambah rentetanpanjang kesengsaraan akibat lemahnya pendidikan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.Era Politik EtisSetelah kendali penjajahan berjalan hampirsatu abad oleh pemerintah Belanda terhadap Indonesia menggantikan VOC. Dan, setelah terjadinya perlawanan yang ditunjukkan oleh rakyatbumiputra, yang terkenal dengan Perang Diponegoro di bawah pimpinan Pangeran Diponegorodari Yogyakarta, Perang Padri yang dipimpin olehTuanku Imam Bonjol, dan terjadinya kemelaratan yang merajalela di kalangan rakyatbanyak, tumbuhlah sedikit cetusan suara kaumcendekia Belanda yang merasa risau terhadapsistem eksploitasi yang berlebihan dan kecenderungan pelanggaran kemanusiaan yang semakin mendalam.Golongan ini merasa bertanggung jawab untukmemperingatkan orang-orang sebangsanya akanbahaya-bahaya dehumanisasi di daerah-daerahjajahannya. Haluan politik kolonial baru mulaidiberlakukan yang kemudian dalam sejarahdikenal dengan Politik Etis.Ratu Belanda melontarkan suatu pernyataanbahwa, “Negeri Belanda mempunyai kewajibanuntuk mengusahakan kemakmuran, perkembangan sosial, dan otonomi penduduk pribumi”.Tujuan pokok politik kolonial baru ini adalahmemperhatikan kemajuan dan perkembanganpenduduk serta memperhatikan pengolahantanah. Dengan demikian secara teoritis “sistemeksploitasi digantikan dengan politik pengajaranVerenigde Oos-Indische Compagnie, yanglebih dikenal dengan singkatannya VOC, adalahkongsi dagang yang merupakan gabunganperusahaan-perusahaan dagang Belanda untukperdagangan di Hindia Timur. Didirikan padatahun 1602 di Amsterdam untuk memonopoliperdagangan pada saat itu, ketika terjadi perlombaan dan perebutan hegemoni perdagangan,di antara para penjajah Barat, seperti Portugis,Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda. Belandadengan VOC-nya dapat menguasai Indonesia danmenyingkirkan pesaing-pesaingnya. Sejak tahun1619 VOC dapat mendirikan tiga pangkalanutamanya di Indonesia, di Jakarta, Ambon danBanda, sebagai pangkalan perdagangan danmonopoli rempah-rempah.VOC yang merupakan badan swasta di sampingmendapatkan hak monopoli perdagangan daripemerintah Belanda, juga diberi hak-hak kekuasaan raja dan kekuasaan pemerintahan danmembentuk kekuatan militer untuk menaklukkan daerah-daerah tertentu di Asia yang dianggappenting. Dengan memiliki hak-hak seperti inilahIndonesia sepenuhnya dapat dikuasai oleh VOCatas nama kerajaan Belanda. Dan Indonesiamulai terjajah oleh kekuatan ekonomi perdagangan bangsa asing, yang dalam perjalanannya, mengukir cerita panjang dan meninggalkanbekas dengan berbagai implikasinya.VOC selama hampir dua abad menjalankankekuasaannya di Indonesia. Setelah mengalamiberbagai masalah pada akhir tahun 1799 diambilalih oleh pemerintah Belanda dan dibubarkan.Penjajahan terhadap Indonesia menjadi langsungoleh pemerintah Belanda. Selama hampir 200tahun VOC berkuasa di Indonesia, belum tercatatdalam sejarah tentang perhatiannya terhadappendidikan untuk pribumi. Selama kurun waktusekian panjangnya, pribumi Indonesia masihmenempuh pendidikan sistem pesantren yangAL-ZAYTUN:Pendidikan JalanUtama Pemberdayaan SumberDaya Manusia
                                
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40