Page 44 - Majalah Berita Indonesia Edisi 09
P. 44


                                    BERITA FEATURE44 BERITAINDONESIA, 23 Maret 2006Rapat Dengar PendapatUmum yang digelar PanitiaKhusus RUU Antipornografi dan Pornoaksi di DPRRI, Kamis 26/1 lalu antaralain menghadirkan kurator Seni Rupa JimSupangkat, selain pakar seksologi Dr. NaekL. Tobing dan Dr. Boyke Dian Nugraha.Tujuannya, menghimpun masukan mengenai hubungan kebudayaan dan seksualitas. Jim Supangkat yang kini tengah‘mutung’ karena CP Biennale yang ia gagasbersama beberapa maecenas dan didanaioleh badan-badan Internasional sejaktahun 2003 itu tidak akan lagi di selenggarakan di masa-masa datang. Ini karenapameran CP Biennale 2005 yang bertajukPinkswing Park dengan model Anjasmaradan Isabell Yahya itu dianggap saratpornografi dan banyak diprotes. Sehinggapameran yang sedianya dibuka hingga 1Kyai kondang, KH. AbdullahGymnastiar, dalamkesempatan Rapat DengarPendapat Umum (RDPU)dengan Pansus RUU APP,di Gedung DPR-RI, Rabu(8/2), menyampaikan pandangannya.Aa Gym –demikian pimpinan PonpesDaarut Tauhid Bandung itu akrab disapa—mengatasnamakan Gema Nusa, sebuahgerakan moral bernuansa kebangsaanyang diketuainya, menyampaikan tujuhpernyataan sikap.Menurut Aa Gym, adalah kebutuhanyang sangat mendesak bagi bangsa ini,menyelamatkan generasi muda dari kerusakan dan keruntuhan moral, bahkantindakan penyebaran perilaku tidak senonoh yang justru lebih tidak terkendalidibandingkan negara-negara liberalsekalipun.Pihaknya sangat memaklumi jika adapihak-pihak yang keberatan pada RUUAPP. Namun aspirasi dari silent majorityyang tidak memiliki akses untuk dapat kenya mendukung sepenuhnya lahirnya UUAPP yang adil sehingga bermanfaat secaraluas bagi bangsa ini, sebagai upaya memperbaiki moral bangsa, menyelamatkangenerasi masa depan dari kehancuran moral.Lepas dari dukungan moralitu, pihaknya juga sangat menyadari realitas bahwa keberagaman masyarakat Indonesia memungkinkan adanyaperbedaan adat dan kebiasaansatu sama lain.Dia menganjurkan satu solusi, “Dalam implementasi UUini, setiap daerah membentukforum masyarakat yang terdiridari tokoh agama, tokoh pendidik, tokohmasyarakat, pemerintah dan elemenelemen lainnya untuk mengawal perbaikan moral secara proporsional.”Di samping itu, masih kata Aa Gym,dalam implementasi UU itu, ada ketauladanan para pemimpin agar seluruhlapisan masyarakat bisa menerima danmematuhi UU ini berikut peraturanperaturan turunannya.Terkait dengan itu, dia berharap aparatpenegak hukum mampu menegakkanhukum secara konsisten, sembari terusmenerus melakukan sosialisasi UU ituguna meminimalisir terjadinya pelanggaran atasnya.Terakhir, bagi Aa Gym, kreativitas sepatutnya disertai rasatanggung jawab dan dilandasiitikad baik sehingga akan dihasilkan karya-karya bermutudan bermartabat. “Masyarakatluas menantikan kreativitasdari para pelaku bisnis danseniman yang dapat membantuperbaikan dan pembinaan moral bangsa,” tandasnya.Kebebasan berekspresi relatif sulit dihalangi. Tapi yangterpenting ekspresi itu didasari tanggungjawab, niat yang luhur, dan standar etika.Jangan sampai kebebasan berekspresimenimbulkan kedzoliman bagi pihak lain.“Kita tidak boleh melarang ‘maaf’ orangtidak berpakaian di kamar mandi atauwilayah domestik. Tapi kalau sudah tidakberpakaian di wilayah publik itu yangmenghancurkan moral bangsa,” kata AaGym membuat contoh.Kita tahu, RUU ini masih memerlukanperjalanan yang panjang. Karena itu, “KitaJim Supangkat (Kurator Seni Rupa)“Tak Mungkin PornoaksiDiatur Dengan UU”PENDAPAT TOKOH AGAMAbulan itu ditutup sebelum waktunya. Jimmengaku kehilangan semangat, namun iamasih bersedia berbagi pendapat tentangRUU Antipornografi dan Pornoaksi.Berikut petikan wawancaranya:RUU Antipornografi dan Pornoaksi ini adalah RUU yang salahsatunya akan mengatur tentangtata susila. Bagaimana pendapatAnda?Rancangan Undang-Undang tentangAnti-Pornografi dan Pornoaksi tidakmembedakan secara tegas pengertianantara pornografi, erotisme, dan seksualitas. Akibatnya, terjadi kerancuan alurpikir dalam rancangan undang-undangitu, sehingga bermaksud mengatur pornoaksi sebagai tata susila yang sebenarnyatidak mungkin diatur dengan aturanperundang-undangan.tempat ini, menulis di media atau dieksposdi depan kamera juga mesti perhatikan.“Dari pengalaman saya berdakwa 14tahun lamanya di seluruh pelosok Indonesia, saya, dan para orangtua, para guru,tokoh agama, tokoh masyarakat betulbetul galau dan cemas atas merajalelanyaketidaksenonohan. Kami menanti-nantikan lahirnya upaya penyelamatan generasimendatang dari kerusakan dan keruntuhan moral,” ungkap Aa Gym.Atas dasar itu, demikian Aa Gym, pihakPROF. DR. H.M. ROEM ROWI, MAAa Gym
                                
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48