Page 45 - Majalah Berita Indonesia Edisi 09
P. 45
45(BERITA FEATURE)BERITAINDONESIA, 23 Maret 2006Antara Pornografi, erotisme danseksualitas sepertinya sama-samabertumpu pada seksualitas. Tapi,adakah perbedaannya?Ketiganya berbeda meskipun sama-samabertumpu pada masalah seksualitas. Ketigapengertian itu harus dirumuskan menurutwacananya masing-masing. Seksualitassama sekali bukan pornografi. Seksualitasmerupakan bagian dalam kehidupan manusia dan tidak bisa disebutkan dalampengertian yang negatif. Dalam kaitan itu,reproduksi terjadi karena seksualitas.Lalu, Erotisme?Erotisme dalam batasan yang umumadalah keingintahuan tentang seksualitaslawan jenis. Erotisme menyangkut komunikasi. Komunikasi melalui gerakanerotis, perilaku erotis, maupun ekspresierotis, berkaitan dengan seksualitas.Gerakan erotis di panggung merupakankomunikasi dalam skala lebih besar.Jika kemudian dikaitkan denganseksualitas?Ya, persoalannya tidak menjadi pelik.Sebaliknya jika dikaitkan dengan pornografi, menjadi sangat berat.Lalu menurut Anda, apa yangperlu ditinjau ulang dari RUU tersebut?Yang lebih penting segera diperbaikidalam RUU tersebut adalah mengenaipornoaksi, yang merupakan neologismeyang berbeda sama sekali dengan pornografi. Mengatur pornografi, sebetulnyamelindungi masyarakat dari produk-produk pornografi. Sedangkan pornoaksi, dalam RUU itu dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku orang melalui tata susila.Jadi?Pornoaksi tidak mungkin diatur denganundang-undang. Bayangkan kalau maumembuat sebuah badan arbitrase tentangtata susila, tentang kebiasaan-kebiasaanetnik di Indonesia. Bagaimana caranya?Anda bisa memberi contoh?Misalnya Bab III RUU itu mengenaipengecualian dan perizinan. Disebutkanbahwa pornografi dibolehkan untuk kegiatan seni, olahraga, dan kesehatan. Yangdimaksud itu kan semuanya bukan pornografi, melainkan seksualitas.Mestinya bagaimana?Yang harus menjadi perhatian utamaterkait pornografi adalah eksploitasimanusia. Hal itu jauh lebih pentingdaripada membicarakan perbedaan pandangan tentang kesusilaan. ■ ADtidak cukup mengatakan setuju atau tidaksetuju, dan tidak perlu ada pro dan kontra.Yang penting kita terus berikan masukanpositif sehingga lahir UU yang benar-benaradil dan bisa memayungi kita semua agarbangsa ini tidak terpuruk moralnya,” cetusAa Gym.Senada dengan Aa Gym dalam memaknai kreativitas, da’i muda yang sedangpopuler saat ini Jefri Al Bukhari menilai,siapapun tidak berhak mencampuradukkan seni dengan pornografi dan pornoaksi.“Jika kita membicarakan pornoaksi danpornografi hendaknya lebih mengedepankan hati nurani dan moral. Tanya pada hatinurani dan moral kita, apakah perbuatantersebut sudah sesuai,” ujar Ustad yangdigandrungi kalangan muda Indonesia inidengan nada retoris.Sementara itu, Prof. DR. H.M. RoemRowi, MA., anggota MUI Pusat, kepadaBerita Indonesia mengungkapkan persetujuannya atas rencana DPR mempercepat pembuatan UU APP. Dia mengingatkan, bagaimanapun yang namanyamembuka aurat dalam Alquran itu jelasdilarang.Fakta yang sulit disangkal, tindakperkosaan sudah terjadi sampai tingkatSD. Hal itu karena biologis generasi mudasudah dikarbit lebih dulu, sehingga matangnya lebih cepat dari pada fisiknya.“Biang karbitnya adalah maraknya pornografi,” tegas Ketua Dewan Syariah LMI,Surabaya, itu.Bahkan, Guru Besar IAIN Sunan Ampelitu langsung merespons pandangan sementara pihak yang menentang RUU APPdari perspektif seni. “Apakah mereka tidaktahu moralitas bangsa ini sedang dipertaruhkan?Jika kata itu bukan kategori pornografi,lantas yang mana pornografi menurutmereka sebenarnya? Mereka itu kanberbicara karena orientasi uang semata,”kata Roem Rowi sengit.Kata Roem, Alquran menyebutkanadanya mental manusia yang terlalu cintadunia. Itu sebenarnya mental yang palingrendah dan yang paling hina. Jadi kalauuang jadi tujuan maka akan menghinakanmanusia itu sendiri.Roem Rowi mengaku tidak berprasangka negatif soal adanya kepentinganpihak-pihak tertentu di balik rencanapembentukan UU Antipornografi danPornoaksi.Tapi, yang namanya aturan apapunbentuknya kalau yang membuat manusiaitu cenderung ada yang tidak beres. Inilahbedanya antara aturan yang dibuat olehmanusia dan aturan Tuhan. Aturan Tuhansemata-mata untuk manusia, si makhlukciptaannya.Singkatnya, “Saya setuju UU APP cepatselesai jika tujuannya untuk melarang.Bangsa ini bangsa religius. Religiositas kitaterkadang melebihi bangsa Barat.”Bukan hanya kalangan agamawan Islamyang mendukung UU APP, tapi juga daritokoh agama non-Islam. Alasannya, UUitu dapat menghadang daya rusak pornografi dan pornoaksi terhadap moralbangsa.“Saat ini memang dibutuhkan sebuahaturan untuk mencegah dan melawanpornografi dan pornoaksi,” ungkap SekumPersekutuan Gereja-gerja di Indonesia(PGI), Pdt Weinata Sairin, M.Th., sepertidituturkan kepada Republika (15/2).Sekretaris Komisi Keadilan dan Perdamaian Konferensi Waligereja Indonesia(KWI), Romo Dani Sanusi, menegaskansetiap agama pasti menolak pornografi danpornoaksi. Romo Dani juga sepakat perlunya UU APP yang rancangannya sedangdibahas di DPR.Hanya saja, Romo Dani berharap, adaperubahan beberapa pasal yang dianggapnya “memberatkan” dan “memojokkan”kaum perempuan.■ AFPDT WEINATA SAIRIN, M.TH. PDT WEINATA SAIRIN, M.TH.JIM SUPANGKAT