Page 24 - Majalah Berita Indonesia Edisi 13
P. 24
BERITA POLITIK24 BERITAINDONESIA, 18 Mei 2006Kemasannya lawatan resmi.Jadwal acara dan susunandelegasi diputuskan di dalamrapat-rapat resmi. Tetapiisinya, jalan-jalan dan pelesiran dengan para anggotakeluarga. Itulah yang terjadi Desembertahun lalu pada delegasi parlemen yangmelawat ke Mesir. Mereka memanfaatkanfasilitas negara untuk jalan-jalan.Perjalanan itu menimbulkan riak didalam negeri. Pers dan parapengamat mengkritiknya sebagaipenghamburan uang negara.Dan yang membikin heboh, mereka berhari-hari di Negeri Piramida itu hanya untuk melakukanstudi tentang perjudian, danberwisata di obyek-obyek purbakala.Buntutnya, beberapa anggotadelegasi dipanggil pulang karenatidak melapor dan tidak pamitpada fraksinya. Bahkan, salahseorang anggota delegasi, DjokoEdy AR, harus menelan pil pahit,ditarik dari keanggotaan DPR(recall) oleh fraksinya, PartaiAmanat Nasional.Kali ini, rencana kunjunganenam anggota parlemen ke Australia dipersalahkan banyak kalangan, juga di lingkungan Komisi I DPR sendiri yang membidangi masalah luar negeri danpertahanan.Mereka bertekad berangkatdengan biaya pribadi dan tidakmembawa bendera DPR. Adakahsponsor di balik kepergian mereka? Inilah yang mengundangprasangka. Politikus senior dariPartai Golkar, Marzuki Darusman, memberi komentar yanghipotetis dan diplomatis.“Sulit bagi politisi untuk menampikkalau ada celah, mereka akan mengambilpeluang itu. Antara kepentingan dantujuan mulia seringkali sulit dibedakan”.Namun mantan Jaksa Agung di eraAbdurrahman Wahid itu menilai langkahmereka sangat riskan. “Kalau sematamata menyokong eksekutif, risikonyaterlalu besar,” lanjutnya, “dan ujungnyamenciderai citra DPR”.Akhirnya, keberangkatan delegasiditangguhkan sampai 3 Mei 2006.Alasannya, mereka bersikeras berangkatdi tengah ketegangan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia,akibat pemberian visa sementara kepada42 anggota gerakan separatis Papua dankeluarganya oleh Negeri Kangguru itu.Delegasi itu rencananya dipimpin TheoSambuaga, Ketua Komisi I dari FraksiPartai Golkar. Selain Theo ada HappyBone Zulkarnaen dan Yuddy Chrisnandi(FPG), Ali Mochtar Ngabalin (FBPD),Effendy Simbolon (FPDIP), Dedy Djamaluddin Malik (FPAN), dan Jefrey Massey(FPDS).Marzuki mengingatkan, sikap bersikeras ke Australia mengundang dugaanpihak luar akan adanya kepentingantertentu. Namun, “Tidak ada kepentingantertentu, hanya didasari persoalan nasionalisme,” cetus Effendi Simbolon,seolah menjawab Marzuki.Marzuki juga mengoreksi langkahKetua DPR Agung Laksono yang keluardari prosedur sehingga menimbulkanprasangka. Wakil Ketua Umum DPPPartai Golkar itu dinilai terlalu reaktifmenyikapi hubungan bilateral IndonesiaAustralia yang kurang harmonis. Tetapisejauh ini belum ada silang pendapatantara Agung dan Wakil Presiden JusufKalla, orang nomor satu di ‘Beringin’.Theo mengatakan, alasan kepergianmereka untuk mendesak parlemen Australia agar segera membatalkan pemberian visa sementara kepada 42 warga Papua.Mungkinkah mereka diterimadi sana untuk menyampaikansuara pemerintah? AS Hikam,politikus PKB yang juga KetuaPokja Luar Negeri Komisi I,mengatakan kunjungan itu bisamenimbulkan kesan merekameminta-minta perbaikan hubungan diplomatik. Tapi Agungberpendapat lain, kalau anggotaDPR diam saja atau lambat bereaksi, justru itu yang harusdipersoalkan.Setelah perjalanan 15 anggotaDPR ke Jerman (akhir Maret2006) –konon menghabiskanongkos negara hampir Rp 1 miliar— untuk melihat sistem peringatan dini tsunami yang dirancang Jerman untuk Aceh,DPR masih punya sederet panjang program lawatan ke luarnegeri yang akan menelan anggaran negara sekitar Rp 16miliar.Informasi menyebutkan, pada2006 ini, Badan Kerja SamaAntar Parlemen (BKSAP) DPRRI merencanakan kunjungansetidaknya ke enam negara. “Totalnya 35negara dalam lima tahun,” kata AbdillahToha, Ketua BKSAP.Ketua DPP PAN itu membantah lawatan anggota Dewan ke luar negeri hanyamenghabiskan uang negara. Dia lebihcondong melihatnya sebagai wahanamenambah wawasan para anggotaDPR.■ SH, AFKesempatan di Tengah KesempitanAnggota DPR diberi kesempatan menambah wawasannya dengan melawat keluar negeri. Selama lima tahun ada 35 negara tujuan kunjungan. Apakah tidakada cara lain yang berbiaya murah?THEO SAMBUAGAWILSON EDWARD