Page 43 - Majalah Berita Indonesia Edisi 13
P. 43


                                    (BERITA MANCANEGARA)BERITAINDONESIA, 18 Mei 2006 43Iran. Seperti yang dikemukakan oleh Jubir Deplu RusiaMikhail Kamynin, pihaknyatetap mengupayakan jalur diplomasi. “Kami yakin krisisnuklir Iran tidak bisa dipecahkan melalui jalur kekerasanatau sanski,” kata Kamynin.Masyarakat internasionaldisarankan agar tidak kecil hatidengan sikap ngotot Iran untukmelanjutkan program nuklirnya. “Kita semua tahu, Irannegara yang sangat sulit diajakbernegosiasi. Tetapi kita harusyakin hasil akhirnya akan positif,” kata Andrey Denisov,Dubes Rusia di PBB. ■ Reuters-SHTiada maaf dari Australia. Banyak kalangan di negeri kanguru ini mendukung gerakanPapua Merdeka. Percuma saja menanti ucapan permintaan maaf dari Perdana MenteriAustralia John Howard. Sikap menduanya tidak bisa digertak dengan reaksi keras dariPresiden Susilo Bambang Yudhoyono atas visa sementara yang diberikannya kepada 42 WNIketurunan Papua yang mencari suaka di Australia.“Pemerintah saya tidak tidak akan memintamaaf,” kata Howard kepada stasiun Radio Australia (ABC). Namun dia berjanji untuk berbicaralangsung dengan Susilo.Dalam nada yang penuh diplomasi, Howardmengatakan: “Saya mengerti masalah Papua begitupeka di Indonesia. Tetapi Australia telah mengikutiproses tertentu, karena negeri kami punya aturansendiri”.Howard masih bersikukuh bahwa permintaanmaaf bukanlah sebuah solusi untuk memperbaikihubungan Australia dan Indonesia. Dia mengakuimasalah tersebut pelik, tetapi bisa dilewati, butuh untuk menemukan jalan keluar.Kelompok HAM Australia mengecam cara pemerintah menyelesaikan persoalan merekayang mencari suaka. Meskipun membantah bahwa pengetatan kebijakan terhadap para pencarisuaka perahu sebagai salah satu jalan untuk meredakan ketegangan dengan Jakarta, Howardmengatakan: “Kami tidak mundur sama sekali, tetapi membuat perubahan. Jika berdampakpada perbaikan hubungan bilateral, ini hal baik.”Pihak Imigrasi Australia memperketat kebijakan terhadap para pengungsi. Dalam aturanbaru yang diumumkan pekan lalu, para imigran yang mengaku sebagai pengungsi berperahudilarang masuk wilayah daratan Australia.Dalam pada itu, Persekutuan Gereja Australia (Uniting Church in Australia), menurut DubesRI di Canberra Tengku Muhammad Hamzah Thayeb, memiliki keterkaitan dengan gerakanseparatis di Papua. “Dalam kampanyenya yang pro kemerdekaan Papua, merekamemanfaatkan jaringan gereja,” kata Hamzah di depan DPR belum lama ini.Alasan mereka untuk mendukung pemberian visa kepada 42 orang Papua karena terjadinyagenocide (pembasmian etnis) di Papua. Pihak Australia tidak menggubris informasi yangdisampaikan Hamzah dan lebih percaya pada informasi Persekutuan Gereja.Selain itu, gerakan Papua merdeka didukung oleh sejumlah LSM dan senator. Kampanyekampanye Papua merdeka difasilitasi oleh mereka dan sejumlah senator, seperti NatashaDespoja (Partai Demokrat), Bob Brown (Green Party), Greg Sword (Partai Buruh). ■ ABC-SHDukungan Papua Merdeka dari AusiPM HOWARDIbukota Kathmandu dirundungmalang. Hampir setiap hari wargaturun ke jalan menuntut peletakanjabatan Raja Gyanendra.Siraman gas air mata tidak bisa menghentikan arus massa yang memasukidistrik Kalimati, Kathmandu. Puluhanribu pengunjuk rasa memenuhi jalanjalan di ibukota 17 hari berturut-turut.Namun di tengah gempuran protes, RajaGyanendra bersikukuh untuk bertahan.Dia bahkan kembali memberlakukanjam malam selama 11 jam.Polisi anti huru-hara berulangkalibentrok dengan para pengunjuk rasa.Mereka menyemprotkan gas air matadan tembakan peluru karet ke arahdemonstran. Puluhan korban luka-luka.Di tengah gemuruh demo, Minggu (23/4), seorang demonstran berteriak: “Kamiakan membakar, menghancurkan danmengambil alih kerajaan ini. Gyanendrapencuri, segera tinggalkan Nepal”.Kekacauan yang terjadi sejak tigapekan lalu tidak kunjung reda. PadahalGyanendra bersedia mengalah denganmenyerahkan kekuasaan kepada aliansitujuh partai politik yang memimpinunjuk rasa. Dia juga meminta partaipartai itu menunjuk seorang perdanamenteri baru. Mereka tetap memintaamandemen undang-undang dasaruntuk mengendalikan kekuasaan Gyanendra.■ AFP-Kompas-SHPrahara Guncang Nepal
                                
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47