Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 15
P. 28
BERITA KHAS28 BERITAINDONESIA, 15 Juni 2006Membangun kemandirianlebih nikmat. Itulah yangdirasakan saat ini olehperusahaan-perusahaanasuransi yang bernaungdi bawah bendera BadanUsaha Milik Negara (BUMN). Pertumbuhan industri asuransi, khususnyaasuransi BUMN, gaungnya semakinmenggema dan menjanjikan.Pandangan dan paradigma mengenaiasuransi mulai berubah. Masyarakatdianggap semakin penting untuk menjamin masa depan mereka. Di sisi lainperusahaan-perusahaan asuransi miliknegara mulai membangun kemandirian,tidak lagi bernaung di balik tamengmonopoli. Artinya perusahaan-perusahaan asuransi BUMN mulai mendapatkepercayaan masyarakat. Dalam bersaing, mereka tidak lagi membantingharga, tetapi meningkatkan pelayanan. Didalam memenangkan persaingan, meTanpa Monopoli BisaPerusahaan-perusaha asuransi milik negara tidak lagi identik denganmonopoli. Mereka berusaha mandiri dengan memenangkan persaingan.reka berusaha transparan dan menjalinkomunikasi yang inten dan baik denganpara pemegang polis. Dan yang palingpenting, kemudahan dalam proses pencairan klaim.Sekarang perusahaan-perusahaanasuransi milik pemerintah tidak lagimengandalkan hak monopoli, sepertiyang berlaku di era 1980-1990-an. Hakmonopoli dilepas secara bertahap sembari membangun kemandirian. Hak itutadinya dinikmati oleh perusahaanperusahaan asuransi Tugu Pratama milikPT Pertamina, PT Askindo miliki BNI danPT Asuransi Jasa Indonesia.Memang praktik monopoli tidak hilangsama sekali. Tetapi Komisi PengawasanPersaingan Usaha menapaki jejak-jejakmonopoli, sehingga tidak mudah bagiperusahaan-perusahaan asuransi tersebut berlindung di balik jubah pemerintah, memaksa mereka menjadiperusahaan yang kompetitif.Masih banyak perusahaan asuransiyang mendapat amanat untuk melaksanakan misi pemerintah, misalnya, PTAsuransi Jasa Raharja, PT Jamsostek, PTTaspen dan PT Askes. Tetapi perusahaanasuransi, seperti Jasindo dan TuguPratama, berjuang keras untuk memburuposisi the best one (yang terbaik). Sebagaigambaran, tahun 2003 Tugu Pratamamerebut posisi pertama, Jasindo diurutan kedua. Namun tahun berikutnya,2004, Jasindo merebut urutan teratas,Tugu Pratama turun ke posisi kedua.Seperti yang dijelaskan Bambang Hertanto, Direktur Pemasaran KorporasiJasindo, kepada Samsuri dari Berita Indonesia asuransi jasa papan atas itumembukukan premi sebesar Rp 2,3triliun tahun 2005, atau 135% dari target.“Tentu ini pencapaian yang cukup signifikan bagi Jasindo,” kata Bambang.Premi Rp 2,3 triliun ini diraih daripremi ritel Rp 452 miliar (20%); premipupuk Rp 1,8 triliun (80%); premi penerbangan Rp 747 miliar; premi kebakaranRp 677 miliar; premi minyak dan gas Rp305 miliar; dan premi kendaraan berJASINDO: Persaingan secara profesional.