Page 33 - Majalah Berita Indonesia Edisi 15
P. 33


                                    BERITAINDONESIA, 22 Juni 2006 33(BERITA EKONOMI) ( )Prospek EkonomiDalam SorotanOptimisme itu diiringi dualangkah fiskal yang akanpemerintah lakukan. Yakni,pengendalian defisit APBNdan penurunan secarabertahap rasio utang terhadap PDB.Perkiraan prospek ekonomi nasional itumendapat sorotan saat berlangsung rapatkerja Komisi IX DPR RI Senin (15/5),dengan Menteri Keuangan Sri MulyaniIndrawati, Gubernur Bank IndonesiaBurhanuddin Abdullah, Menneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta, danKepala BPS Choiril Maksum, di Jakarta.Menkeu menyebutkan sejumlah asumsiperekonomian nasional pada 2007 versipemerintah, antara lain ekonomi tumbuh6,2-6,4%, tingkat inflasi 5-7%, nilai tukarrupiah Rp 9.000-9.200 per dollar AS,suku bunga SBI tiga bulan 8-9%, hargaminyak 55-58 dollar AS per barrel, jumlahminyak yang dikapalkan 1,0 juta barrel perhari, dan produksi minyak 1,045 juta barrel per hari.Sebelumnya, Menko PerekonomianBoediono usai sidang kabinet Senin (8/5)malam mengumumkan disepakatinyaRencana Kerja Anggaran Pemerintah(RKAP) 2007 untuk diajukan ke DPR.Isinya, proyeksi pertumbuhan ekonomi makrotahun 2007 sebesar 6,4%.Boediono menyebutkan,patokan pertumbuhanekonomi didorong olehfaktor kenaikan BBM tahun 2005 dan penerapankebijakan moneter yangsangat longgar pada semester kedua 2006 yangakan membantu stimulusfiskal.“Eskpor tiga bulan terakhir meningkat lebih dari 10-15%. Sayamengharapkan 2007 investasi riil akanmasuk dan bukan lagi portofolio sehinggakondisi lebih baik,” papar Boediono, sepertiditulis koran Bisnis Indonesia (9/5).Kepada harian Republika (12/5) Boediono mengakui pertumbuhan ekonomipada triwulan pertama tahun 2006 belumberanjak naik meski, bila dibandingkanperiode sama tahun lalu sudah ada peningkatan. “Triwulan pertama tahun iniekonomi tumbuh 4,5-4,7 persen,” kutipRepublika.Boediono menyebutkan sesungguhnyaasumsi semester pertama 2006 ekonomitumbuh 6,2 persen. Karena ada keterlambatan penyerapan anggaran pemerintah dan hambatan di sektor riil asumsiharus direvisi menjadi 5,9 persen. Iaoptimis, pertumbuhan ekonomi akanbangkit saat memulai triwulan kedua2006, dan akan semakin kencang di semester kedua.Ada sejumlah kondisi kondusif yangmendukung optimisme itu. Seperti, penurunan suku bunga secara bertahap,percepatan pengeluaran fiskal, dan kinerja ekspor yang akan tumbuh hingga 13persen.Fenomena De-IndustrialisasiBoediono berpesan, Indonesia harusmemberikan perhatian khusus terhadapdefisit lapangan kerja yang mencapaiIndonesia optimis perekonomian nasional memasukitahun 2007 akan mulai menguat. Kondisi ekonomiglobal diperkirakan turut memberikan pengaruh positifbagi perkembangan kinerja neraca pembayaran.500.000 orang pertahun. Ia mengatakan,tambahan lapangan kerja yang tersediahanya untuk 1,3 juta hingga 1,4 juta orang.Padahal pertambahan tenaga kerjamencapai 1,8 juta hingga 1,9 juta orangpertahun atau defisit 500.000. Defisit inimengindikasikan stok pengangguranbertambah terus dari waktu ke waktu danharus segera diatasi.Sebagaimana ditulis Investor Daily (12/5), kalau kondisi tersebut tetap terjadi,orang tidak percaya kepada eksperimendemokrasi yang selama ini dilakukan.Namun harus diingat juga bahwa demokrasi tidak bisa berjalan sendiri. “Kitasendirilah yang harus menjalankan,”papar Boediono.Boediono cukup terbuka menanggapikecenderungan deindustrialisasi yangkian memburuk. Fenomena ini berakibatpenurunan kontribusi sektor industriterhadap penerimaan domestik bruto(PDB), penurunan investasi di sektorindustri, dan anjloknya impor bahan bakudan bahan penolong.Boediono berjanji pemerintah akanmenerbitkan paket insentif untuk membangkitkan kembali sektor industri ini.Isinya, antara lain penghapusan pungutanliar dan peraturan daerah yang kontraproduktif. Pemerintah juga menggarappaket sektor keuangan yang akan memperlancar aspek pembiayaan bisnis daninvestasi yang ada di industri. ■ HT/AMMenko Perekonomian BoedionoMenkeu Sri Mulyani Indrawati
                                
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37