Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 15
P. 35


                                    (LENTERA)BERITAINDONESIA, 22 Juni 2006 35golongan baru dalam masyarakat, suatu golongan yang terampil,karena dididik di sekolah-sekolah kejuruan, untuk menjalankanfungsi- fungsi baru yang diciptakan pada awal abad ke-20, dalambentuk pegawai negeri dalam dinas-dinas seperti pendidikan,pertanian, kehutanan, kesihatan, bank kredit, dan lain-lain, yangdiusahakan untuk kemakmuran penduduk. Tindakan dalampolitik etis pada awal dekade abad ke-20 ini sangat membawaarti dan lebih banyak nilainya daripada dalam masa 300 tahunsebelumnya.Pembangunan yang dilakukan dalam politik etis berarti politikpenjajahan untuk menghilangkan jurang perbedaan antarapenjajah dan rakyat jajahan. Walau akhirnya justru karenakebijaksanaan politik etis ini banyak penduduk pribumi yangberkenalan dengan kebudayaan barat yang justru dipergunakanuntuk menggulingkan kekuasaan pemerintah (penjajah).Pemerintah dengan politik etis sepanjang kekuasaannyaselama 42 tahun, menghantarkan Indonesia dan bangsanyamengenal kehidupan ekonomi dan pendidikan modern gayaEropa, yang selanjutnya menjadi basis perkembangan pembangunan poleksosbud rakyat dan bangsa Indonesia setelahmencapai kemerdekaannya di tahun 1945.Pembangunan selanjutnya adalah pembangunan di masapendudukan Jepang, sejak Maret 1942 sampai Agustus 1945.Pemerintah pendudukan Jepang menganut pola pembangunansatu ruang yaitu pembangunan kemiliteran, sedangkan yanglain-lainnya melulu merupakan eksploitasi dan kekerasanmaupun kekejaman. Dari Jepang bangsa Indonesia mengenalkemiliteran dan kedisiplinannya, yang sedikit banyak mempengaruhi perkembangan kemiliteran Indonesia di masakemerdekaan.Datangnya era kemerdekaan Indonesia tidak serta mertamembawa bangsa ini masuk ke dalam situasi dan kondisisejahtera. Mengingat seluruh perjalanan pembangunan yangterselenggara sebelumnya (Belanda maupun Jepang) tidakdilandasi oleh suatu budaya ingin memajukan, menguatkansecara individual, masyarakat dan bangsa Indonesia.Di samping itu, selama perjuangan kemerdekaan yangdiperjuangkan oleh masyarakat dan bangsa Indonesia mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan antara pemerintahpenjajah dan rakyat terjajah dalam mewujudkan cita-citapembangunan ketika itu.Kekerasan, kekejaman, mendapatkan perlawanan dari rakyatdalam bentuk yang sama, di samping pula pendidikan rakyatyang belum merata, mengakibatkan sebagian besar hasilpembangunan yang dilakukan oleh Belanda selaku penjajahtidak dapat dimanfaatkan secara maksimal pada era kemerdekaan.Euforia kemerdekaan berakibat terciptanya berbagai sikapyang tidak kondusif terhadap perkembangan Poleksosbud. Dibidang pemerintahan terjadi berbagai pergantian kabinet denganmasa kerja yang sangat singkat, dengan hanya hitungan bulan,diakibatkan oleh wujudnya multi partai yang selalu bersengketa.Di bidang ekonomi terjadi nasionalisasi berbagai industri danperusahaan bekas penjajah tanpa dukungan tenaga yang mampudi bidangnya, yang pada gilirannya membawa akibat mandeknyaproduksi (paling tidak merosot produktivitasnya).Dan Indonesia merdeka, mulai membangun kembali di atassisa-sisa peninggalan Belanda. Di bawah Presiden Soekarno,memulai pembangunan karakter bangsa. Dengan mengedepankan aspek politik sebagai panglima pembangunannyamembangun keutuhan Indonesia dari Sabang sampai Merauke.Meskipun, dengan slogan pembangunan semesta berencana,namun pembangunan selama 20 tahun di bawah Presidendigantikan dengan politik pengajaran yang maju”. Orientasi baruini terkenal dengan politik etis.Haluan politik baru ini akan menentukan arah pembangunanbaru. Tumbuhnya haluan baru ini adalah akibat dari pergolakanpolitik dan perlawanan terhadap penerapan politik kolonialkonservatif di Indonesia (Hindia Belanda), sekalipun perlawananini datangnya bukan dari anak negeri Indonesia, karena merekabelum mengenal bentuk pendidikan yang maju, namunperlawanan dan pergolakan tersebut dilakukan oleh bangsapenjajah yang memiliki kesadaran etik, oleh kaum intelektualyang merasa bertanggung jawab memperingatkan orang-orangsebangsanya akan bahaya-bahaya dehumanisasi di negarajajahan yang ada hubungannya dengan eksploitasi dankapitalisme yang mereka lakukan khususnya Cultuurstelsel.Orde Politik Etik ini membagi arah pembangunan kepada duabagian yaitu segi ekonomi dan segi sosial budaya. Dalam segiekonomi, arahnya tidak beda dengan politik liberal. Bahwamodal swasta tetap diberi kesempatan luas untuk bergerak dinegeri jajahan sedangkan pemerintah menjamin keamanan danketentraman dengan menggunakan pasukan-pasukan danbirokrasinya.Adapun segi sosial budaya mengarah kepada peningkatansosial budaya penduduk jajahan sejajar dengan peningkatanbudaya orang Eropa. Dimana pemerintah mengambil langkahlangkah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk danmeningkatkan nilai-nilai budaya daerah yang tidak bertentangandengan nilai-nilai budaya Eropa (barat). Trilogi pembangunandi dalam orde ini adalah meliputi bidang irigasi, transmigrasi,dan edukasi.Pembangunan dalam politik etis ini sangat mempengaruhiperkembangan rakyat dan masyarakat Indonesia dalammemasuki abad ke-20. Tindakan-tindakan pembangunan yangberakibat jauh dalam perkembangan masyarakat Indonesiaadalah sistem pendidikan yang diciptakan pemerintah (penjajah). Sistem pendidikan ini mengakibatkan terciptanya suatuDAN PERDAMAIANANGAN HIDUP
                                
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39