Page 38 - Majalah Berita Indonesia Edisi 15
P. 38


                                    LENTERA38 BERITAINDONESIA, 22 Juni 2006akan kebebasan adalah kebutuhan akan ruang, akan mobilitassomatik, psikologis, dan spiritual akan pilihan, kebutuhanuntuk berserikat dan tidak berserikat.Untuk memenuhi kebutuhan sebagai makhluk hidup,berupa kebutuhan untuk kelangsungan hidup dan kebutuhanakan kesejahteraan hidup maka pembangunan mestimemasuki tataran penghormatan atas pelaksanaan hak-hakasasi manusia, demokrasi, ekonomi, dan politik yang selalumengedepankan perdamaian dengan jalan tanpa kekerasan.Kaitan pelaksanaan hak asasi manusia dengan demokrasiselalu imbal balik, karena semakin banyak hak asasi manusiayang diberikan dan dihormati oleh bangsa, semakin banyaktugas-tugas kemanusiaan yang dapat diminta dari penduduk,seperti untuk pajak dan tugas-tugas pertahanan negara.Begitu juga, biasanya, makin demokratis suatu negaramakin banyak hak-hak asasi manusia diimplementasikan, danmakin banyak HAM diimplementasikan, makin banyak pulatugas kemanusiaan dapat ditunaikan. Membangun pelaksanaan HAM dan demokrasi adalah upaya melembagakanmekanismenya, dan eksistensinya tidak tergantung hanya kepada tingkah sesaat para pemimpin negara/masyarakat.Membangun demokrasi Indonesia dalam hal ini adalahmembangun kepribadian demokrasi Indonesia. Kita tidakharus khawatir dengan progresivitas dan dinamika demokrasiyang sedang berjalan di Indonesia saat ini. Membangunkepribadian demokrasi Indonesia yang kita harapkan adalahmembangun dan mewujudkan Indonesia yang demokratisdimana pembuatan keputusan-keputusan secara demokratis,dan semakin demokratis pembuatan keputusan, semakin jauhIndonesia dari sikap suka perang.Demokrasi Indonesia yang kita harapkan bukanlahkekuatan demokrasi untuk memperbesar persaingan dalamnegeri untuk saling merebut kekuasaan, karena semakin besarpersaingan untuk merebut kekuasaan, makin besar godaanuntuk memperoleh dukungan melalui agresi luar. DemokrasiIndonesia yang kita inginkan adalah Indonesia yangdemokratis, yang karenanya Indonesia menjadi negara yangsemakin surplus perdamaian dalam negeri, sehingga tersediabanyak kesempatan berdiplomasi antarbangsa. Kepribadiandemokrasi Indonesia, bukan negara demokrasi yang parapemimpinnya/rakyatnya merasa benar sendiri, yang karenasemakin merasa benar sendiri pemimpin/rakyat, makin sukaberperanglah negara itu, bukan itu kepribadian demokrasikita.Membangun kepribadian demokrasi (Indonesia) memangbukan suatu pekerjaan sekali jadi, memerlukan ketekunandan kesabaran, memerlukan perlembagaan mekanisme dansistem yang terus menerus disempurnakan. Semakin dalamkita memasuki kepribadian demokrasi, semakin banyak kitatemukan ragam, semakin banyak ragam yang berinteraksi,semakin kokoh wujud kepribadian demokrasi itu. Dalam halkepribadian demokrasi (Indonesia) ini, kita dapat saksikanbetapa cepat peningkatan sikap otonomi rakyat Indonesiadalam merespon makna demokrasi.Kendali elit politik hampir-hampir tidak dapat mengekanggerak otonomi mereka, ini adalah modal besar bagi pembangunan kepribadian demokrasi (Indonesia) kini danmendatang. Dinamika perwujudan kepribadian demokrasi(Indonesia) saat ini juga dapat menimbulkan kekhawatiransebagian orang, ada yang menganggap apa yang terjadi dalamkepribadian demokrasi (Indonesia) yang sedang berjalan inidianggap menimbulkan kekalutan. Dan ia tiba kepadakesimpulan dan mengajak kembali saja ke UUD 1945 yangmurni. Itu juga merupakan ragam berdemokrasi, sepertinyaajakan elit seperti itu adalah wajar di dalam ruang demokrasi,namun rakyat selaku pemegang keputusan semakin mengertidan paham dalam memosisikan otonomi dirinya.Pembangunan secara holistik dan dinamis tak dapat lepasdari pembangunan ekonomi. Namun pembangunan ekonomiini tidak merupakan ukuran satu-satunya. Mestinya visipembangunan ekonomi pada dewasa ini di negara kita tidakterlalu berkiblat pada pertumbuhan, namun lebih menitikberatkan kepada siklus otonomi lokal dengan melibatkansebesar mungkin partisipasi rakyat yang semakin jelas sosokotonomi dirinya.Berbasis dari otonomi daerah sebagai wujud desentralisasipemerintahan, maka ide dasar pembangunan ekonomi iniadalah mengandalkan pada kemampuan lokal, bahkanswadaya lokal, yang berarti konsumsi lokal atas apa yangdiproduksi dan produksi lokal atas apa yang dikonsumsi,maka skalanya kecil, lebih horizontal, melibatkan danmempersatukan banyak orang, mampu mewujudkanintegrasi pekerjaan, rotasi pekerjaan dan rekonstruksipekerjaan.Produksi untuk laba atau pemenuhan rencana bukanlahtujuan dalam dirinya (masyarakat mandiri). Unit produksitipikal menjadi sebuah koperasi yang dikelola sendiri dengandialog dan keputusan bersama semua orang yang terlibat,termasuk konsumen, produksi pada dasarnya untuk digunakan, bukan dipertukarkan, hubungan dengan mitra dagangbersifat kooperatif, dan hubungan dengan alam menjadisangat harmonis.Pembangunan alternatif yang ditawarkan ini adalah sebagaijawaban untuk kehidupan masyarakat yang dilanda krisis,kiranya dalam perjalanannya ke depan, tatkala masyarakatIndonesia ini sudah mulai bangkit, rakyat sudah terlatihdalam kiprahnya sebagai pelaku pembangunan dan bukansebagai penonton lagi. Kebudayaan umat manusia tidakpernah berhenti dalam sebuah titik besar, selamanya akanterus berkembang selaras dengan perkembangan umatmanusia itu sendiri.Karenanya kita selaku bangsa besar, tidak boleh berhentidalam sebuah metoda tanpa evaluasi, sekalipun metoda itutelah membawa kegagalan. Alternatif pembangunan ekonomi(masyarakat mandiri) yang kita uraikan dalam kesempatanini adalah hasil aplikasi sebuah teori yang sedang kita jalankandalam lingkungan masyarakat Al-Zaytun, yang mungkindapat dikembangluaskan ke berbagai daerah, sebab selamamasa krisis nasional Al-Zaytun tidak terkena imbas dari krisisitu.Dan pembangunan seperti ini (masyarakat mandiri),sesungguhnya merupakan usaha memperkecil bahkanmenghentikan segala utang luar negeri yang selama inimenyengsarakan dan menjadi beban rakyat yang menjadipenonton pembangunan.■
                                
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42