Page 36 - Majalah Berita Indonesia Edisi 15
P. 36
LENTERA36 BERITAINDONESIA, 22 Juni 2006oleh Presiden Soeharto telah selesai dan digantikan olehpresiden-presiden penerusnya. Kita berharap, pengalamanpahit membangun Indonesia yang selama ini dilaksanakansesungguhnya tidak harus terulang kembali melalui jalankegagalan yang sama. Enam tahun setelah pemerintahan Presiden Soeharto usai,Indonesia telah menampilkan 4 orang presiden. Kalau kitaamati dengan cermat, tampak jelas, semangat reformasi yangmenghantarkan tampilnya para presiden setelah Soeharto,belum masuk kepada reformasi mazab pembangunan Indonesia yang pernah dijalankan oleh pemerintahan Soehartoyang gagal. Justru para presiden setelah Soeharto cenderungmasih mempertahankan mazab pembangunan yang membawa kegagalan itu, yakni mazab pertumbuhan ekonomi.Membangun Kembali di Masa KrisisPembangunan pada prinsipnya merupakan sebuahpendekatan holistik terhadap kondisi manusia, dan pendekatan dinamis, dengan selalu memperhatikan ruang alam,tempat bagi pembangunan itu sendiri, atau setidaknyamerupakan keseimbangan yang menjadi landasan kondisimanusia. Juga memperhatikan ruang manusia yang merupakan inti dari pembangunan mental/spiritual. Serta aspekaspek lain dari ruang sosial dan seluruh ruang dunia.Pembangunan secara holistik dan dinamis mencakupberbagai ruang interaksi: alam, manusia, sosial, dan dunia,sebagai perubahan-perubahan menuju perbaikan kondisiumat manusia dan kehidupan lainnya. Karenanya holismedan dinamisme harus menjadi kerangka dasar visi pembangunan.Interaksi dengan ruang alam maknanya, pembangunanharus mampu mewujudkan aliran keseimbangan ekologi.Soekarno belum menyeimbangkan pembangunan perekonomian rakyat, yang sejajar dengan pembangunan politik.Politik yang dibangun pada periode ini belum sampaikepada cita-cita dan kehendak rakyat mencapai kehidupanpolitik yang demokratis, bahkan banyak rakyat Indonesiayang menyikapi Soekarno sebagai pemimpin yang tidakdemokratis. Kesejahteraan rakyat yang disimbolkan denganpemerataan kesempatan pendidikan, kesihatan, dan kemampuan daya beli, juga belum dikerjakan dengan baikdalam periode pembangunan 1945 -1967 ini.Periode pembangunan dilanjutkan oleh pemerintahberikutnya, di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.Dalam pemerintahan Soeharto selama kurang lebih 30 tahunitu arah pembangunan menjurus kepada pembangunanekonomi, dengan dukungan utama dari negara-negara donor yang menganut paham kapitalis yaitu negara-negaraBarat. Sepanjang perjalanan pemerintahan Soeharto negaranegara donor tak henti-hentinya memberikan dukungan dana(berupa hutang) bagi pelaksanaan pembangunan yangmengagungkan pertumbuhan ekonomi secara ketat.Mazab pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintahSoeharto sama persis kehendak negara-negara donor Barat,bedanya dalam pelaksanaannya, masyarakat Barat telahterdidik dengan kebiasaan itu, sedangkan rakyat danmasyarakat Indonesia belum memiliki pengalaman danpendidikan ke arah pertumbuhan ekonomi yang dianut olehBarat.Pembangunan ekonomi yang berjalan sekian panjang dandengan modal multi milyar dolar itu, justru gagal total padasaat tahapan pembangunan sudah mencapai target waktuyang ditetapkan yaitu pada tahapan yang diistilahkan tinggallandas, yang semestinya menjadi lebih baik karena dasardasar tatanan ekonomi telah tersusun dan dilaksanakanmengikut tahapan-tahapan yang telah dibuat. Cita-citamembangun demi kesejahteraan menjadi kocar-kacir bahkanmembuahkan krisis dahsyat yang hampir menjadi “dilema”.Pembangunan Indonesia yang orientasinya menjuruskepada pertumbuhan ekonomi dengan waktu panjang itujustru tidak membawa lompatan besar dalam kemajuanekonomi, namun membuahkan kesenjangan antara golongankaya dan miskin serta antara masyarakat perkotaan danperdesaan. Kesenjangan sosial ekonomi itu telah menimbulkan frustrasi, keresahan, bahkan kerusuhan sosial. Indonesia diguncang oleh kerusuhan di berbagai tempat,bahkan ancaman disintegrasi di berbagai wilayah.Membangun Indonesia selama lebih dari 30 tahun itu justrumenyuburkan mental korup pejabat birokrasi pemerintahanmaupun pelaksana pembangunan dari segala lapisan.Pemerintah pusat belum berusaha maksimal memberantaskorupsi, praktek korupsi terus merebak dengan cara yangcanggih maupun asal-asalan yang terselubung di balik sistembirokrasi yang rumit dan tidak terbuka.Presiden Soeharto selama pemerintahannya telah menetapkan program pembangunan dan melaksanakannya,semua langkah berlabel pambangunan, kabinet dan kementeriannya bernama Kabinet Pembangunan. Namunkarena ruang pembangunan yang dilaksanakan hanyaterfokus kepada pertumbuhan ekonomi dengan kontrol ketatdan pendekatan security approach dan kegagalan pembangunan selama periode pemerintahannyapun penyebabnyaadalah mazab pembangunan yang dianutnya, yaitu pembangunan berorientasi pada pertumbuhan ekonomi an sich.Kini, masa dan periode pembangunan yang dilaksanakan