Page 22 - Majalah Berita Indonesia Edisi 21
P. 22


                                    22 BERITAINDONESIA, 21 September 2006BERITA UTAMAKetua Umum SOKSI Syamsul Mu’arifPerlu Reformasi JiliWAWANCARAReformasi sekarang ini banyak yang kebablasan, sehinggatidak mencapai apa yang diharapkan. Menurut Syamsulyang juga ketua bidang organisasi Partai Golkar, reformasisekarang hanya melahirkan kebebasan politik, kebebasanpers, otonomi daerah dan liberalisasi ekonomi. Lantas di mana jatidiri bangsa? Karena itu, dia merasa perlu lahirnya Reformasi Jilid IIyang menegaskan kembali jati diri bangsa; Pancasila, NKRI,semangat UUD 1945, Merah Putih dan Bhineka Tunggal Ika.Syamsul, di dalam wawancara khusus dengan Tim Wartawan BeritaIndonesia, lebih mengutamakan Golkar memperjuangkan hal-halmendasar daripada sekadar menempatkan lebih banyak orangnya dikabinet. Berikut ini petikan wawancara tersebut.Sebetulnya BUMN, dalam konteks reformasi, bukan untuk mengejar profit. Sebabada juga BUMN yang diminta untukmelayani publik.Kesimpulan SOKSI, reformasi ini titikberatnya ke politik. “Dan tidak satu punmenghasilkan seperti yang diharapkan.”Karena itu, SOKSI dalam pernyataanpolitiknya, menggagas Reformasi Jilid II.Jilid I, kita tidak boleh mengatakanreformasi ini gagal. Reformasi ini belummenemukan bentuk yang diharapkan.Yang membentuknya Reformasi Jilid II.Nah, Reformasi Jilid II adalah reformasiyang bertumpu pada budaya.Jadi seluruh aspek kehidupan kitaharus berpijak pada budaya atau jati diri.Jati diri kita adalah NKRI, Pancasila,semangat UUD 1945, Merah Putih danBhineka Tunggal Ika. Itulah simbolutamanya. SOKSI mengedepankan contoh untuk direnung ulang; apakah maknadari Kerakyatan yang Dipimpin olehHikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan? Apakah itu diterjemahkan dengan bupati dipilih langsung, gubernur dipilih langsung, presidendipilih langsung?Kalau pun umpamanya itu, dilakukanseperti itu, sudah sejauh mana kita melihat itu sebagai sebuah format tata negarayang baru. Lalu di mana menerjemahkankerakyatan. Kedaulatan berada di tanganrakyat, tapi dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Apakah model sekarang inisudah benar sesuai dengan semangat itu.Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Apa yang terjadi jika ekonomiyang kita bangun adalah ekonomi yangliberalistik, tidak mengucur ke bawah.Rakyat tidak mendapatkan hasil darireformasi; dalam arti kesejahteraan,pemerataan, hilangnya penganggurandan kemiskinan. Padahal itu yang palingutama.SOKSI menegaskan perlunya amandemen UUD yang kelima. Secara kasarnya, kader-kader SOKSI yang notabeneadalah kader-kader Golkar merasakanbahwa proses perubahan empat kali(amandemen) tidak menghasilkan tatanegara yang benar, tata negara yangdiharapkan. Sekarang ada DPD, DPR danMPR. Coba buat gambar skematiknya.Bagaimana DPR, MPR dan DPD. Apafungsi-fungsinya. Sudah klopkah inidalam kaitannya dengan eksekutif (pemerintah)? Dan di mana letak presidentil, 60persen suara memilih SBY-MJK. Tetapiparlemennya dari macam-macam partai.Apa yang Anda maksudkan dengan Reformasi Jilid Kedua?Pak Suhardiman, sesepuh SOKSI, mengungkapkan seperti angka dua belas dalam jarum jam, tetapi pusatnya ada ditengahnya. Dua belas krisis; konstitusi,ekonomi, politik dan lain-lainnya. Ditengahnya, atau pusatnya, krisis budayaatau jati diri. Jadi untuk menyelesaikankrisis yang dua belas itu, maka harusdimulai dari krisis sentra, budaya.Mana lagi kita merasakan rakyatIndonesia, antara Anda dariBatak dan saya dari Kalimantan. Anda Kristen,SOKSI belum lama ini mengeluarkan pernyataan politik yang cukupmenyentak. Bagaimana Anda menjabarkan dukungan kritis kepadapemerintah?Rapat kerja nasional sekaligus RapatPimpinan Nasional Serikat KekaryaanSwadiri Indonesia (SOKSI), salah satuorganisasi pencetus Golkar, selain melahirkan kebijakan internal, juga mengeluarkan pernyataan politik yang mungkinmendapat banyak sorotan dari publik.Intinya, pernyataan politik itu meliputiberbagai segi; politik, ekonomi, sosial danbudaya. Tapi yang menonjol, sikap politikSOKSI.Reformasi sekarang ini lebih berorientasi reformasi politik. Membangun kebebasan dan liberalisasi saja, tetapi belummembangun sebuah sistem yang diharapkan mapan untuk membangun Indonesiayang dicita-citakan sesuai semangatreformasi. Sehingga reformasi sekarangini dinilai banyak yang kebablasan.Pertama, kebebasan politik. Ratusanpartai hidup dan mati selama dua kaliPemilu. Kedua, kebebasan pers. Tidak adadi dunia ini, pers sebebas seperti di Indonesia. Sekarang pers tidak bisa disentuh,untouchable. Kalaupun ada yang maumenyentuh akan berhadapan dengan lexspecialis yang dituntut oleh pers, yaitu UUPers. Di negara aslinya liberal, di Amerika,siaran langsung untuk hal yang strategistidak dilakukan. Harus disampaikanmelalui siaran tunda. Ketiga, otonomidaerah. Sementara liberalisasi ekonomimengikuti hukum pasar, dan siapa yangkuat dialah yang berkuasa. Dan semuaBUMN disuruh untuk mengejar untung.
                                
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26