Page 58 - Majalah Berita Indonesia Edisi 26
P. 58
58 BERITAINDONESIA, 07 Desember 2006Bersama MestinyaBisaTak selamanya duet ituberjalan mulus, demikianhalnya dengan duet SBY-JK.Ada kalanya duet merekadikabarkan kurangharmonis, terantuk batu.Benarkah?abak baru duet SBY-JK menjadi fokus perhatian majalahmingguan terkemuka, Tempo,edisi 13-19 November. Dengannada sindiran, Tempo menurunkan coverstory: Bersama Kok Tak Bisa. Konflik dibalik layar antara dua pelakon, BersamaKita Bisa, itu sempat terangkat ke tengahpanggung. Semua khalayak bisa menonton dinamika duet Presiden dan WakilPresiden. Pemicunya pembentukanUKP3R. Tempo menulis, Wapres JusufKalla meradang tanpa tedeng aling-aling.Benarkah di balik “perseteruan“ tersebutada tarik menarik untuk merombakkabinet, serta bagaimana pula rumortentang keterlibatan konsultan dari AS?Tempo juga menyorot kekalahan kubuPresiden George W. Bush, Partai Republikdari Demokrat dengan judul: Bush Kehilangan Satu Kali. Terkait dengan sosokBush, Tempo menurunkan laporan tentang rencana kunjungan presiden darinegeri adidaya itu, menyindir penyambutan yang super heboh atas kedatanganBush. Bus Datang, Apa Untungnya Indonesia, tulis Tempo di jidat cover.Pada edisi seminggu sebelumnya (12/11), Tempo menurunkan, Tommy SetelahHujan Remisi, sebagai laporan sampul.Boleh dibilang Tommy Soeharto memangseorang pangeran. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, menghukum Tommy denganvonis 15 tahun penjara karena kasuspembunuhan Hakim Agung SyaefuddinKartasasmita, kepemilikan senjata apidan melarikan diri dari dakwaan. Mendengar putusan tersebut Tommy menyatakan menerima dan tidak mengajukanbanding atas putusan tersebut.Namun, setelah mendekam di penjaradia mengajukan Peninjauan Kembali(PK) dan kemudian Mahkamah Agungmenjatuhkan hukuman 10 tahun penjara.Selama menjalani masa hukuman,Tommy dinilai berkelakuan baik danberhak mendapatkan remisi. Karenabanyaknya remisi—hampir empat tahun—Tommy bisa cepat keluar dari penjara. Tetapi remisi yang kelewat banyakini mengundang pro dan kontra. Apa punhasilnya kini, Tommy siap menjalanikehidupan barunya di luar penjara.Tommy kembali berkiprah di bisnisnyayang kian menggurita.Laporan menarik Tempo lainnya, masyarakat Cirebon menolak kehadiranKapolresta Cirebon yang baru denganalasan bukan muslim.Lain Tempo lain pula Gatra. Majalahberita yang bertengger di urutan keduaini, pada edisi 15 November, menurunkanlaporan sampul yang bernada kocak:Awas! Bush Way, dengan menampilkansosok Presiden Bush. Gatra menyoalrencana kunjungan Bush yang menuaiprotes yang meluas. Bush diposisikansebagai musuh utama dunia. MenurutGatra, kedatangan Bush ke sini demiambisi AS untuk menggeser pengaruhkuat Cina di Indonesia dan Asia. Inilahsaatnya Indonesia memainkan pendulumuntuk kepentingannya. Walau hadir cumaenam jam di Indonesia, pengamananBush super ketat. Sedangkan beritakebebasan Tommy dari penjara, ditempatkan Gatra di rubrik hukum.Majalah ekonomi dan bisnis, Trust,edisi 13-19 November menyorot illegallogging dengan membuat judul, Menyingkap ‘Teroris’ di Balik PembalakanLiar. Apa benar seperti yang disingkapTrust bahwa Menteri Kehutanan MSKaban diduga melakukan intervensiuntuk melindungi para mafia pembalakankayu liar. Dugaan ini terkait dengankeberadaan perusahaan kayu milik AdelinLis yang sedang medekam di tahananPolda Sumatera Utara. Komisi III DPRbereaksi. Mereka meminta Kapolri Jenderal Polisi Sutanto bersama MS Kabanmelakukan gelar perkara di depan KomisiIII.Berita Trust lainnya memberi peringatan kepada para orang tua bahwa zat pewarna mengancam kesehatan anak. Lembaga Konsumen Jakarta mensinyalir banyak produk makanan dan minumanmenggunakan zat pewarna buatan atautetrazine. Zat tersebut bisa menyebabkanberbagai gangguan alergi, seperti asma,gatal-gatal dan kanker hati.Sedangkan majalah ekonomi dan bisnis, Investor (7-20/11), lebih mengarahkan perhatian pada sektor perkebunandengan laporan sampul: Memetik Dolardari Sawit. Investor menampilkan tigapebisnis CPO yang kini merajai sektortersebut, yaitu; Sukanto Tanoto di bawahbendera Raja Garuda Mas (RGM) Group,Anthoni Salim dengan bendera SalimGroup dan Muchtar Widjaya denganbendera Sinarmas Group. Tulis Investor:“Saking gurihnya bisnis ini, membuatketiganya agresif menancapkan kukumereka di lahan bisnis yang prospektifini.”Berita tidak enak datang dari JawaTimur. Kediri, selain identik dengankota tahu, juga menjadi lokasi raksasaindustri rokok Indonesia, Gudang Garam. Tetapi sekarang, menurut Investor,raksasa itu sedang terantuk, sehinggapangsa pasarnya turun drastis. Menurutlaporan Investor, sampai pertengahan2006, pangsa pasar Gudang Garamanjlok dari 31% tahun 2005 menjadi26% pada semester pertama 2006.Akibatnya, Gudang Garam turun keposisi kedua di dalam persaingan merebut pangsa pasar. SB,SHBLINTAS MEDIA