Page 19 - Majalah Berita Indonesia Edisi 28
P. 19
BERITAINDONESIA, 04 Januari 2007 19BERITA UTAMAHubungan antara petugasSIM atau paspor dengancalo ibarat ikan dengan air.Keduanya salingmembutuhkan.anjir pemohon SIM dan paspordi Jakarta setiap hari kerja takpernah berhenti mengalir. Bayangkan, rata-rata permohonan SIM baru dan perpanjangan sekitar1.000 orang dengan biaya—lewat calo—sebesar Rp 400.000 sampai Rp 500.000per SIM. Juga di Jakarta ada lima KantorImigrasi (Kanim), rata-rata menerima200 atau total 1.000 permohonan pasporsetiap hari dengan biaya, juga lewat calo,rata-rata Rp 500.000.Seorang calo, sebut saja bernama Warso, mengaku sulit memutus mata rantaiantara calo dan petugas, karena dari hubungan tersebut mereka meraih keuntungan, meskipun dengan “memeras” pemohon. Tetapi dari 10 tahun pengalamanWarso mengurus SIM dan paspor, petugaslah yang menangguk banyak keuntungan. Dia pun sudah benar-benarpaham liku-liku permainan petugas.Warso, sebagai calo, hanya mendapatRp 15.000 sampai Rp 50.000 per pasporatau SIM yang diurusnya. Dalam seharidia bisa mengurus empat pesanan, sehingga pendapatan hariannya sekitar Rp200.000. Cukup besar untuk seorang caloseperti Warso. Pengakuan ini jelas sangatberbeda jauh dengan uang jasa yang diaminta pada pemohon, sekitar Rp 500 ribuuntuk sebuah paspor, dua sampai tiga kalilipat dari biaya resmi. Tetapi dia membayar cukup besar kepada petugas. Misalnya, uang lelah petugas loket Rp 190.000per paspor, jika ingin paspornya selesaidalamsehari. Sedangkan uang loket untukpaspor yang selesai dua hari Rp 110.000.Hubungan antara calo dan petugas jugaterjalin harmonis lantaran restu terselubung dari para petinggi Kanim. Merekabahkan diberi legalitas dengan alasanuntuk mempermudah pengawasan dan penertiban. Sebuah sumber mengatakan tanpa kutipan di loket, pundi-pundi Imigrasisebenarnya sudah penuh dengan duit.Bayangkan, di seluruh Indonesia setiap harirata-rata diterbitkan 14.000 paspor.Hitung juga setoran dari Warso-Warso lain.Ada juga yang aneh dari pihak pemohonsendiri. Mereka merasa terbantu denganadanya calo. Sebab tidak semua pemohonsanggup antri berlama-lama dan terbelitmata rantai birokrasi. “Apalagi kalau kitasedang terburu-buru dan butuh dalamwaktu cepat, calo merupakan pilihanterbaik,” kata seorang pemohon.Dibenci Tapi DibutuhkanCalo boleh dibilang profesi yang masihmenjanjikan. Selain dikenal di sektorangkutan umum, mereka melekat dengansektor perizinan, pajak, sertifikat tanah,tenaga kerja, bahkan pekerja seks komersial (PSK). Maka yang tergiur jadi calotidak hanya orang berpakaian premantetapi juga mereka yang berseragam.Calo muncul di saat pemohon dalam kesulitan. Misalnya, kepepet waktu atau lantaran gengsi. Buang uang ekstra tidak mengapa, asalkan tidak membikin repot.Percaloan muncul di mana-mana karena prosedur perizinan yang berteletele. Kata Ir. Mustain, pelayanan yangberbelit-belit tentu saja secara langsungmaupun tak langsung membuka peluangpercaloan di setiap daerah dan kota. Karenaitu, dia setuju ada perbaikan segera pelayanan publik. Mustain menjabat Program Officer Badan Kerja Sama Kabupaten SeluruhIndonesia (BKKSI).Amat menarik mencermati beberapacatatan yang dihimpun, baik dari pemohon maupun calo SIM.Sapto, sopir taksi: Pak Sapto ketikaditemui sedang mengurus perpanjanganSIM B1 umum yang sudah lewat satu tahun.SIM-nya kadaluarsa setahun, karena tidakpunya uang untuk keperluan perpanjangan.Sapto mengurus SIM melalui orang dalam,oknum petugas. Dia rela membayar Rp700.000. Sapto sudah trauma mengurussendiri SIM-nya. Pernah dia menungguberbulan-bulan karena selalu dinyatakangagal, baik ujian teori maupun praktik.Aseng, pemohon SIM: Aseng, wargaketurunan, sedang duduk di deretan kursitunggu gedung Kantor Samsat Polda MetroJaya. Dia sedang mengurus SIM adiknya.Tampaknya Aseng sudah punya pengalaman mengurus SIM. Karena itu, dia mengurus SIM adiknya lewat orang dalam. Sebab,kalau berkasnya tidak disetujui orang dalam,urusannya bisa panjang dan berbelit-belit.Inur, calo SIM: Ibu Inur sedang menjalankan aksinya di jalan Daan Mogot, persisdi depan pintu masuk Polda Metro Jaya. Diabisa mengurus SIM C maupun A polos barudengan biaya Rp 350.000. tanpa melalui testeori maupun praktik, tinggal foto dan tandatangan.Kalau transaksi dilakukan pagi hariatau sebelum pukul 10.00 WIB, Ibu Inurbisa mengurusnya dalam satu hari. Dia jugamenawarkan uang rokok bilamana bisamembawa para pemohon kepadanya.Petugas, calo: Seorang petugas SamsatPolda Metro Jaya di Jalan Daan Mogot sedang melakukan transaksi terang-terangandi depan orang banyak. Petugas itu berhubungan dengan seorang pemohon yang mengurus penggantian SIM-C yang hilang. Diabisa menguruskannya, tetapi dengan biayaRp 350.000.- dan langsung foto. Pemohonmengeluh, kenapa biayanya mahal sekali, koksama dengan SIM baru. Petugas tersebutmengatakan pengurusan SIM baru tanpaujian teori dan praktik, biayanya Rp 450.000.Hubungan segi tiga—pemohon, calodan petugas—mempersulit pemberantasan praktik percaloan, dengan sendirinya menghambat upaya perbaikan pelayanan publik. SHBSulitnya Membuang Calo Sulitnya Membuang CaloAda uang, ada SIM. foto: berindo wilson