Page 22 - Majalah Berita Indonesia Edisi 31
P. 22


                                    22 BERITAINDONESIA, 15 Februari 2007BERITA UTAMAMemecah Penumpukan PDB di LaDari total PDB, Indonesia dengan pendapatan per kapita1,700 dolar AS atau ekuivalen Rp 15,3 juta setahun,masuk dalam urutan negara berpenghasilan menengah.Namun diukur dari pendapatan riil dua dolar sehari, makaada 109 juta penduduk miskin.khir tahun lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan penuhoptimis menyatakan bahwaIndonesia sudah lepas darikrisis. Memang tidak salah, karena kinerjaekonomi makro menunjukkan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp3.366.000.000.000.000 (baca Rp 3.366triliun).Nilai PDB ini, bilamana dipukul rata,menghasilkan pendapatan rata-rata perkapita per tahun sebesar 1.700 dolar AS(Rp 15.300.000) di antara 220 jutapenduduk. Artinya, pendapatan rata-ratasebulan sudah mencapai Rp 1.275.000(141 dolar). Dibagi per hari menjadi Rp41.095 (4,5 dolar).Sedangkan menurut hasil penelitian PBByang mengukur tingkat kesejahteraanpenduduk dengan kenaikan harga berasper kilogram, maka diperoleh angka penghasilan 2 dolar atau Rp 18.000 sehari. Barometer tersebut lazim digunakan oleh PBBuntuk menghitung jumlah penduduk yangberada di garis dan rentan kemiskinan.Pada saat yang bersamaan dengan keluarnya pernyataan Kalla, Kantor Perwakilan PBB di Indonesia, justru merilis hasilpenelitiannya menyebut 108,78 juta penduduk Indonesia dalam kondisi miskin danrawan menjadi miskin. Rilis hasil penelitianPBB, Kamis (7/12-2006), bukanlah sesuatuyang mengejutkan, karena memang dirasakan oleh hampir separuh penduduk Indonesia. Sebaliknya, pernyataan Kalla diresponnegatif, sesungguhnya benar secara statistik,tetapi terlepas dari kenyataan yang dialamisebagian besar rakyat Indonesia. Daya belimereka sangat rendah sehingga tidakmampu menjangkau kenaikan sembilanbahan pokok, khususnya.Mempersandingkan data statistik makroekonomi dan realitas kesejahteraan sebagian masyarakat Indonesia, dengansangat gamblang menunjukkan adanyajurang pendapatan yang sangat besar antaraorang-orang kaya dan orang-orang miskin.Berpegang pada barometer Badan PusatStatistik (BPS) bahwa pendapatan masyarakat miskin dipukul rata 1,5 dolar (Rp13.500) sehari atau Rp 410.625 sebulanatau Rp 4.927.500 setahun, maka PDByang teralokasi untuk 109 penduduk miskin hanya Rp 492.750.000.000.000 atau(baca Rp 492,7 triliun). Maka sisa PDBmencapai Rp 3.366.000.000.000.000(baca Rp 3.366 triliun), jika dipukul ratamencakup 111 juta penduduk yang berpendapatan di atas 2 dolar sehari. Dengandemikian, sekitar 51% penduduk Indonesia berpenghasilan Rp 30.600.000 setahun.Jika pendapatan harian 109 juta penduduk miskin dicoba ditingkatkan menjadi 1,7 dolar (Rp 15.300) sehari atau Rp465.375 sebulan atau Rp 5.584.500setahun, maka total PDB yang teralokasiuntuk mereka sebesar Rp 608.710.500.000.000 (baca Rp 608,7 triliun). Sisanyasebesar Rp 2.757.289.500.000.000 (bacaRp 2.757,2 triliun) meliputi 111 jutapenduduk yang berpendapatan menengahke atas (middle to high). Atau berpendapatan Rp 71.562 sehari atau Rp 2.176.704sebulan atau Rp 26.120.454 setahun.Itupun kalau dipukul. Padahal terdapatkesenjangan yang menganga antarapendapatan kelompok menengah dankelompok atas.Jurang KemiskianBerdasarkan perhitungan tersebut,perbandingan antara masyarakat berpendapatan di atas dan di bawah 2 dolar sehari, satu berbanding lima. Jika hanyabertitik tolak pada perbandingan tersebut,kesenjangan sebenarnya tidaklah terlalubesar, bahkan relatif kecil, ditinjau dariperbandingan antar tingkat pendapatan dinegara-negara maju.Permasalahan yang sesungguhnyaterletak pada jumlah penduduk di antarakedua tingkat pendapatan tersebut, yakni49% (109 juta orang) berpendapatan 2dolar ke bawah dan 51% (111 juta orang)yang berpendapatan 2 dolar ke atas.Jumlah ini jugalah yang membedakanantara negara-negara maju dengan negara-negara berkembang. Di satu pihak,negara-negara maju ditandai oleh perbandingan antar pendapatan yang sangattimpang, tetapi jumlah masyarakat miskin relatif kecil. Di pihak lain, negara-negara yang berkembang ditandai oleh perbandingan antar pendapatan yang jugatimpang, tetapi jumlah masyarakat miskinnya sangat besar.Di Indonesia, perbandingan pendapatan antara masyarakat yang tidak tergolong miskin atau masyarakat yang berpendapatan di atas 2 dolar sehari, memperlihatkan disparitas yang semakin timpang.Dalam kenyataannya, ada segelintir orangyang berpenghasilan lebih dari Rp 1 miliarsehari. Sebaliknya, banyak yang berpendapatan Rp 20.000 sehari atau sedikit diatas garis kemiskinan. Keduanya samasama digolongkan sebagai penduduktidak miskin, meskipun disparitas penghasilan mereka sangat timpang.Sebagai ilustrasi, majalah ekonomi Forbes Asia (18/9/2006) yang dikutip ImamCahyono dalam artikelnya yang dimuatKompas (10/1), menyebutkan 40 orangsuperkaya Indonesia memiliki aset 22,27miliar dolar AS atau lebih dari Rp 200triliun. Imam juga mengutip hasil surveiMerrill Lynch dan Capgemini tahun laluyang mengungkapkan, sepertiga jumlahmiliarder di Singapura adalah orang Indonesia.Sepertiga dari 55.000 orang terkayaSingapura dengan total aset 260 miliardolar AS, ternyata WNI yang memiliki izintinggal tetap. Dari sekitar 18.000 WNIyang termasuk dalam kelompok orangterkaya Singapura, memiliki kekayaan 87miliar dolar AS (sekitar Rp 800 triliun).Belum lagi jika ditambah kekayaan WNIyang disimpan dan diinvestasikan dinegara lain. Padahal, RAPBN 2007 hanyaberkisar Rp 713,44 triliun.Pertanyaannya, berapa pendapatanASektor ekonomi modern penyumbang PDB terbesar.
                                
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26