Page 44 - Majalah Berita Indonesia Edisi 34
P. 44
44 BERITAINDONESIA, 29 Maret 2007BERITA NASIONALGaruda Tak Lebih Baik dari LCCKelaikan operasional maskapaipenerbangan yang membawa benderanasional merah putih, Garuda Indonesiakini menjadi pertanyaan.enjual tiket pada harga tertinggi, pesawatGaruda Indonesia nomor penerbangan GA200 jurusan Jakarta-Yogyakarta, Rabu (7/3) pagi pukul06.55 WIB terbakar hinggameledak dan hancur setelahgagal mendarat dengan baik diBandara Adisutjipto, Yogyakarta.Harian Kompas (8/3) melaporkan, pesawat jenis Boeing737-400 itu mengalami duakali guncangan hebat saatmendarat, disusul percikan apidari roda depan, “akrobat” turun dan naik tanggul sedalamtiga meter, hingga akhirnyaterbakar pada posisi 300 meter di sisi timur landasan pacubandara. Seluruh badan pesawat hancur nyaris tak menyisakan bentuk aslinya.Seorang penumpang yangselamat setelah nekat menerobos kobaran api, HandokoSindhunata, menceritakan,penumpang sangat panik setelah kontak pertama roda belakang pesawat dengan landasan. “Pesawat mendarat dengan keras dengan roda kiribelakang lebih dulu, disusulroda kanan. Pesawat naik lagi,dan dengan roda kiri dan kemudian kanan, baru kemudianroda depan menyentuh landasan dengan keras,” ucapnya.Dari 140 penumpang terdiri133 penumpang, lima awakkabin, ditambah pilot CaptainMarwoto Komar dan kopilotGagam Saman Rohmana, 22orang diantaranya meninggaldunia. Sebagian besar penumpang berhasil meloloskan diridari kobaran api melewatipintu darurat. Captain Marwoto adalah lulusan sekolahpenerbang PLP Curug tahun1985, yang langsung direkrutGaruda dan sudah mengantongi jam terbang sekitar12.000 jam terbang. Bersamakopilot Gagam, Marwoto sudah teruji kecakapan terbangnya.Apabila dilihat tingkat kerusakan gigi seri penumpangyang terbakar, diperkirakansuhu kebakaran melebihi 600derajat Celcius. Ketua UmumPP Muhammadiyah DienSyamsuddin yang duduk dikursi 7-D selamat. Tetapi teman satu deret dengannyaKoesnadi Hardjasoemantri,yang mantan Rektor UGMYogyakarta tak kuasa menyelamatkan diri hingga tewas.Presiden Susilo BambangYudhoyono pagi itu sedianyaakan terbang ke Padang, Sumatera Barat menyaksikan peristiwa bencana gempa bumiyang terjadi malam sebelumnya Selasa (6/2) di KabupatenTanah Datar. Ia lantas mengurungkan niat bepergian, tetapiakhirnya tak juga pergi kemana-mana.Susilo hanya menginstruksikan Menko Polhukam Widodo AS untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadaphal-hal non teknis penyebabkecelakaan. Bunyi dan penerima instruksi yang tidakbiasa ini menimbulkan penafsiran lain. Semisal, dugaantelah terjadi sabotase atautindakan terorisme. Dugaanini kuat karena terdapat sembilan warga negara Australiadalam pesawat, yang akanmengikuti agenda Menlu Australia Alexander Downer bertemu dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan petinggi PP Muhammadiyah, diYogyakarta siang hari itu.Tetapi dugaan ini ditepis olehbanyak pihak.Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)terjun melakukan investigasipenyebab kecelakaan. Ketuatim investigasi Mardjono S,didampingi Ketua KNKT Tatang Kurniadi mengatakankotak hitam (black box) pesawat yang terdiri dari rekamanpembicaraan kokpit (cocpitvoice recorder), tidak terbacadan dikirim ke pabrik Boeing diAS. Sedangkan rekaman datapenerbangan (flight data recorder) mengungkapkan kecepatan angin hanya 5 km/jam.“Kami tidak memiliki reader(alat baca) sehingga harusdibawa ke Australia. Untukmembaca black box tidak diperlukan waktu lama. Yanglama adalah interpretasinya,”kata Mardjono.Direktur Direktorat Sertifikasi Kelaikan Udara (DSKU),Departemen PerhubunganYurlis Hasibuan mengatakantak akan mengandangkan pesawat tipe Boeing 737-400,sebagaimana pernah dilakukan terhadap tujuh pesawattipe Boeing 737-300 milikAdamAir pasca musibah diBandara Juanda Surabaya 21Februari 2007.“Pesawat AdamAir kamigrounded (kandangkan) karena sebelum kejadian itu pesawat AdamAir yang lain jatuhdi laut. Karena itu, setiap adakejadian berulang, pesawatkita grounded,” ujar Yurlis.Boeing 737-400 yang terbakar mulai dioperasikan Garuda 7 Oktober 2002. Sebelumnya pesawat itu dioperasikan oleh Aloha Airlines mulai13 September 1992, kemudianoleh Star Europe mulai 23April 1996, dan Jet Airwaysmulai 28 Oktober 1997. HTMPesawat Garuda jenis Boeing 737-400 hancur setelah gagal mendaratdengan baik di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta.