Page 45 - Majalah Berita Indonesia Edisi 34
P. 45


                                    BERITAINDONESIA, 29 Maret 2007 45BERITA NASIONALPresiden Mulai Kurang Sensitif“Negeri Sarat Bencana” sudah sering disuarakan media demimenyederhanakan bencana demi bencana yang melanda Indonesia beberapa tahun terakhir. Turut pula digagas supaya dilakukantobat nasional, atau shalat istigotsah hingga ruwatan untukmembuang kesialan yang menjadikan rakyat korban bencana.etapi penilaianbahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kurangsensitif dalam menangani bencana alam, seperti bencanayang terjadi di KabupatenManggarai, NTT itu baru pertamakali diangkat oleh hariansore Suara Pembaruan, Kamis (8/3) lalu.Penilaian Presiden diskriminitaf dan menganaktirikanbencana alam di Flores, dibanding dengan berbagai musibah lainnya disampaikanoleh Cyrpianus Aoer. AnggotaDPR dari Fraksi PDI Perjuangan asal daerah pemilihanManggarai, NTT itu mengatakan bencana alam adalah persoalan kemanusiaan tanpa adakepentingan.Sangatlah menyedihkan kalau seorang Presiden memilahmilah mengatasi bencana alamhanya karena NTT bukan basispolitiknya. “Harus dijauhkansemua pertimbangan kepentingan dalam membantu parakorban bencana alam. Kabupaten Manggarai, Flores, NTTadalah bagian dari NegaraKesatuan Republik Indonesia,”ujar mantan wartawan ini.Bencana yang dimaksudAoer adalah peristiwa tanahlongsor di Kecamatan Cibaldan Lamba, serta banjir diKecamatan Reo, KabupatenManggarai, Pulau Flores, NTTyang terjadi pada hari Sabtu(3/3) pagi, menewaskan sedikitnya 21 warga dan 48 lainnyabelum ditemukan. Longsorterjadi setelah lima hari berturut-turut turun hujan lebatdisertai angin kencang.Apa yang dikatakan Aoersesungguhnya tidaklah seluruhnya tepat. Seperti bantahanSekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Presiden Susilo BambangYudhoyono sudah berkomunikasi dan menginstruksikansejumlah langkah untuk penangangan tanggap darurat dilokasi bencana itu. “Tidak adatindakan menganaktirikanpenanganan kasus bencanaalam di Manggarai,” ujar Sudi.Tetapi, mungkin saja karenaPresiden sedang kebingunganmelihat bencana yang tiadahenti datang silih bergantidalam waktu berdekatan hingga mengganggu kinerjanya.Seperti terlihat pada hari Minggu (4/3), Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu lebihmemilih memberikan arahankepada kader Partai Demokratdi Hotel Sahid, Jakarta, kemudian menyanyikan lagu berjudul Untuk Kita Renungkanbersama-sama dengan penciptanya, Ebiet G Ade, daripadamerencanakan berangkat keManggarai.Bahkan, untuk acara hariRabu dan Kamis (7-8/3) Presiden dan rombongan sudahdijadwalkan akan berada diwilayah Sumatera Utara, menghadiri panen raya padi di Kabupaten Simalungun, dan perayaan jubileum 50 tahun Koferensi Dewan Gereja Asia (CAC)di Stadion Teladan, Medan.Namun, menginjak hari Selasa (6/3) Presiden dikabaritelah terjadi gempa berkekuatan 5,8 skala Richter, dengan dua kali gempa susulanyang magnitudonya lebih besar yakni 6,1 SR dan 6,3 SRhingga meluluhlantakkan sejumlah kabupaten dan kota diSumatera Barat. Korban saatitu dilaporkan sudah mencapai52 orang meninggal dunia.Presiden kemudian membatalkan rencana menemuiwarga Sumut yang sudah menyiapkan diri menyambut pemimpin pilihannya. SebagaiKepala Negara, Presiden berencana berkunjung ke Batusangkar, Sumbar pada Rabu pagiuntuk menjenguk korban gempa bumi. “Dengan sangat menyesal, Presiden batal ke Sumatera Utara. Acara di SumateraUtara akan diwakili menteriterkait,” ujar Andi Mallarangeng, Juru Bicara Presiden.Tetapi sebelum berangkat keBatusangkar, sekitar pukul07.00 Presiden menyempatkan diri menonton televisi lalumenyaksikan sendiri bagaimana tayangan pesawat Garuda terbakar di Bandara Adisutjito, Yogyakarta. Dia memperoleh laporan singkat terdapat 20 penumpang tewas.Presiden pun memutuskan batal lagi ke Sumbar.Maka pada hari Rabu seharian penuh Komplek IstanaMerdeka terasa lengang sekalisepertinya tak ada kegiatan.Tetapi, seolah ingin memastikan kekuasaan negara masihtetap berada di tangan, “Presiden tetap mengendalikanpemerintahan dari Istana Negara dengan memanfaatkankemajuan teknologi komunikasi untuk terus berkoordinasi,” kata Andi Mallarangeng.Andi menegaskan, Presidentak bingung dengan bencanayang terjadi beruntun ini. DiJakarta Presiden kemudianmemerintahkan Mabes TNImelakukan operasi lapanganguna memastikan ketersediaan makanan dan obat-obatanbagi korban longsor di Manggarai. Juga diperintahkanMenko Kesra supaya berangkat ke Manggarai Jumat (9/3).Fokusnya memastikan parapengungsi, yang jumlahnyamelonjak dari 200 orang menjadi 8.000 orang dan akanmencapai 10.000 orang, mendapatkan cukup makanan danobat-obatan.Tetapi, besarnya pengalihanperhatian Presiden terjadi setelah Cyprianus Aoer melontarkan kritik, mengapa ketikaada bencana di tempat lainYudhoyono langsung mengerahkan tentara dan aparatnyake Sumatera Barat, bahkanmemutuskan sendiri akan berangkat ke sana. Sementara keNTT tidak.“Ini indikasi Presiden Yudhoyono tidak mempertimbangkan kemanusiaan dalammemimpin bangsa tapi kepentingan,” ujar Aoer. „ HTTilustrasi: dendy hendrias
                                
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49