Page 52 - Majalah Berita Indonesia Edisi 34
P. 52
52 BERITAINDONESIA, 29 Maret 2007Paradoks LikuiditasBanjir dan KekeringanDatang Bersamaan 2005 2006Pendapatan Operasional 177.377 212.499Beban Operasional 156.651 184.826Laba Operasional 20.726 27.719Pendapatan Non Operasional 56.484 77.669Beban Non Operasional 43.535 64.832Laba Non Operasional 13.131 12.837Laba Tahun Berjalan 33.858 40.555Laba (Setelah Taksiran Pajak) 24.899 28,334Sumber: Bank Indonesia, Harian Kompas Jumat 23 Februari 2007Laporan Laba/Rugi Bank UmumBanjir dan kekeringan yang secara umummembawa bencana, selalu tiba pada siklusmusim yang berbeda. Karenanya, tidakakan pernah terjadi kebanjiran sekaliguskekeringan dalam waktu dan ruang yangsama. Namun hukum alam itu hanyaberlaku untuk musim.ebanjiran dan kekeringan ternyatadapat muncul secara bersamaandalam bidang-bidang kehidupan yang lain. Sebagai contoh adalah paradoks likuiditasyang tengah dihadapi perekonomian Indonesia sekarang ini. Di satu sisi, ada fenomena kebanjiran likuiditasyang ditandai dengan Rp 137triliun dana publik yang disimpan perbankan di SertifikatBank Indonesia (SBI).Namun, dalam waktu yangbersamaan, dunia usaha (sektor rill) dihinggapi fenomena“hidup segan mati tak mau”karena ketidaan likuiditas. Disatu sisi, kapasitas dunia usahatidak dapat beroperasi optimal, karena ketiadaan modalkerja. Di sisi lain peluang-peluang usaha baru juga tidakbertumbuh karena pelaku usaha tidak mendapat kucuran likuiditas yang layak untuk modal usaha.Banjir dan kekeringan likuiditas yang datang bersamaan,tentunya akan membawa bencana ganda dan mengakibatkan “double impact”. Padasatu sisi, penumpukan danadana menganggur di SBI akanterus meningkat, namun di sisilain, pengucuran kredit akanmenurun.Ironisnya, di tengah-tengahmenurunnya pengucuran kredit, perbankan nasional justrumencatat kenaikan laba bersihtahun 2006 sebesar Rp26,33% atau naik 16% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Seiring dengan itu,pertumbuhan ekonomi 2006turun dari ekspektasi pemerintah, yang sebelumnya menetapkan 5,8% pada PDBmenjadi 5,5% pada PDB.Peningkatan perolehan labaBank ini, tidak dikarenakanekspansi kredit, tetapi karenabesarnya spread bunga kreditdengan bunga dana. Di satusisi, bunga deposito satu bulanturun dari 10,4% menjadi 9%sedangkan suku bunga kreditkonsumsi justru naik dari16,8% menjadi 17,9%. Di samping itu, perolehan laba perbankan juga dipengaruhi bunga dari SBI yang meningkat125%. Dana perbankan di SBIakhir tahun 2005 hanya Rp54,25 triliun dan meningkatdrastis pada akhir tahun 2006menjadi sebesar Rp 179, 05triliun.Sumber keuntungan perbankan lainnya juga berasaldari simpanan Surat UtangNegara (SUN). dana perbankan yang ditempatkan di SUNsaat ini tercatat Rp 237 triliun,sehingga perbankan yang menyimpan dananya di SUN berbunga tetap akan mendapatkan untung yang signifikan.Di samping itu, keuntunganperbankan juga masih mengalir dari 6 (enam) sumber. Pertama, hasil restrukturisasikredit bermasalah. Kedua,pendapatan berbasis fee daritransaksi transfer uang, garansi bank, letter of credit (L/C), penasehat keuangan, danperbankan internasional. Ketiga, transaksi treasury, seperti transaksi pasar uang.Keempat, pendapatan bunga dari penempatan danapada pinjaman antarbank (interbank call money), SBI, SUN,dan fasilitas BI. Kelima, membaiknya efisiensi operasionalbank. Keenam, komposisi dana pihak ketiga yang semakinbagus, ditandai dengan meningkatnya porsi dana murahseperti tabungan. MHKBERITA EKONOMISektor riil yang belum menggeliat. foto: berindo wilson