Page 31 - Majalah Berita Indonesia Edisi 35
P. 31


                                    BERITAINDONESIA, 12 April 2007 31BERITA NASIONALPolri Berduka dan TercorengBeberapa oknumanggota Polrimenyalahgunakansenjata api untukmembunuh. Terakhirseorang bawahanmenembak matiatasannya diPolwiltabesSemarang. Apa yangsalah?nstitusi Polri berdukatapi sekaligus juga tercoreng. Peristiwa tragisdan memilukan sekaligus memalukan itu terjadipertengahan Maret lalu. Korbannya adalah Wakil KepalaPolwiltabes Semarang AKBPLilik Purwanto yang tewasdiberondong tembakan olehanak buahnya sendiri, BriptuHance Christianto yang didugakecewa karena dimutasi kePolres Kendal.Enam butir peluru bersarangdi tubuh Wakapolwiltabes Semarang yang atletis itu. Tiga dibagian dada dan tiga di punggung. Kejadian itu disaksikananggota Polwan, Aiptu TitikSumaryati, yang disanderaHance. Sedangkan pelaku yangsebelumnya diberitakan tewasditembak anggota polisi lainnya, belakangan menurut keterangan Titik, tewas bunuh diri.Ihwal anggota Polri menembak atasannya dan kemudianbunuh diri bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya,seperti diberitakan Media Indonesia (15/3), pada 24 April2005 Kasat Samapta PolresJombang AKP Ibrahim Ganitewas ditembak Iptu SugengTriono yang stess. Sugengkemudian menembak dirinyahingga tewas.Penyalahgunaan senjata apioleh oknum polisi juga terjadidalam berbagai kasus. Sepertianggota Poltabes Medan IptuOloan Hutasoit yang menembak mati sepasang pengantinbaru, Amrul Fahmi dan NandaSafriani, pada 24 Januari2007. Setelah itu Oloan mengakhiri hidupnya dengan menembakkan pistol ke kepalanya. Berikutnya, pada 8 Maret2007, anggota Polres Bangkalan Briptu Rifai Yulianusmenembak mati Wiwiek (isterinya), Ny.Hasmah (ibu mertua) Satrio Wibowo (pacargelap Wiwiek) dan Pujianto(teman Satrio). Rifai pun akhirnya tewas menembak dirinya sendiri.Berbagai kasus penyalahgunaan senjata api yang dilakukan pengayom dan pelindung masyarakat ini sontakmengundang perhatian dankeprihatinan publik.Ketua DPR Agung Laksonomeminta Komisi III DPR memanggil Kapolri untuk mintapenjelasan. Karena berbagaikasus yang terjadi itu merupakan tindakan indisipliner. “Inimenunjukkan disiplin di kepolisian lemah dan kendor.Seharusnya polisi jangan cepatterpancing dan emosi, karenamereka dibekali senjata. Jikadisalahgunakan, senjata yangdipercayakan dapat membahayakan orang lain,” paparnyaseperti dikutip Investor Daily(15/3).Anggota Komsis III Bahrudin Nasori menimpali dengan menyatakan bahwa mental anggota polisi harus dibenahi. “Kalau sama atasannyaberani, bagaimana kepada rakyat,” ujarnya.Ketua Indonsian PoliceWatch (IPW) Neta S Panemenilai, perekrutan polisi yanglemah menyebabkan mentalitas, psikologis dan moralitasanggota polisi cenderung kurang baik. Selain itu tingginyatekanan tugas, rendahnya kesejahteraan dan tidak jelasnyamotivasi mereka menjadi polisi, turut memberi andil. Halitu pula yang menjadikan sebagian oknum polisi berorientasi pada lokasi penugasanyang dianggap basah dan strategis. “Ketika dipindah, menjadi emosional dan brutal,”jelasnya seperti ditulisRepublika (15/3).Kejadian ini dinilai anggotaKomisi Kepolisian NasionalNovel Ali, mau tidak mau, telah mencoreng citra Polri. “Kalau polisi benar-benar profesional, ini (peristiwa penembakan) tentu tidak terjadi,”paparnya. Peristiwa ini, menurutnya, menyedihkan dan memalukan di saat Polisi memperbaiki kinerja. Dia sepakatsistem rekruitmen diperbaiki.Sistem pendidikan juga janganberorientasi pada kekerasantapi disiplin. Kekerasan akanmenciptakan orang-orangyang emosional. Kasus iniharus menjadi peringatan bagiPolri untuk meningkatkankualitas anggotanya.Kendati kasus ini belum bisamenggambarkan kondisi riilpemakaian senjata di lingkungan kepolisian, namunmenjadi pertanda perlunyadilakukan penataan di institusikepolisian.Kepala Divisi PembinaanHukum Polri Brigjen Pol. Teguh Soedarsono mengakui,moral dan etika personel Polriharus dibenahi. Kasus ini menunjukkan hubungan atasandan bawahan kurang dibinadengan baik. Dasarnya adalahderajat, kapasitas, etika danmoril manusia di dalam Polri.Kasus ini menjadi introspeksibagaimana seharusnya atasanmemperlakukan bawahan. Pemindahan tugas anak buahhendaknya mempertimbangkan kondisi pribadi dan keluarganya. “Hal inilah yang kadang tidak dipikirkan atasan,”ujarnya seperti dikutipRepublika (16/3).Kapolri Jenderal Pol. Sutantopun berjanji akan melakukanpembenahan ke dalam. Memperketat perekrutan anggotapolisi dan memperketat psikotest untuk izin pemakaiansenjata api. “Jangan sampaisenjata dipakai oleh orang yangmasih labil atau tidak bisamengontrol dirinya sendiri,”ujarnya kepada wartawan. „ SPISuasana evakuasi mayat Briptu Hance Christianto foto: repro gatra
                                
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35