Page 40 - Majalah Berita Indonesia Edisi 35
P. 40
40 BERITAINDONESIA, 12 April 2007LenteraLENTERA40Sisihkan APBN/D 1-2%Skema Investasi “Indonesia KoKetua Umum Asosiasi Peternak Sapi PerahIndonesia (APSPI), Haji Masngut ImamSantoso menyatakan para peternak sapiperah di seluruh Indonesia sangat inginberpartisipasi dalam pembangunan bangsaIndonesia.daging, Masngut meminta supayadisepakati bersama jangan dilakukandengan mengandalkan impor bakalanataupun impor daging.Sebab, hal itu tak memberikan nilaitambah pada peternakan sapi dalamnegeri. Malahan bisa membunuhnya.Strategi Pengembangan “Yang pasti kita harus memulai dariperbibitan dulu, baru produksikemudian,” ujar pendiri Santoso Farm,yang terletak di Blitar, Jawa Timur, ini.Masngut mengatakan peternakanmempunyai andil yang cukup besardalam pembangunan bangsa sebagaiPenggerak perekonomian pedesaan;Penyerap tenaga kerja; Penghasildevisa negara; Menyehatkan danmencerdaskan anak bangsa.“Kami dari Asosiasi Peternak SapiPerah Indonesia (APSPI) tentu inginberpartisipasi dalam pembangunanbangsa Indonesia. Di suatu saat nantikita harus bisa menjadi tuan rumah didalam negeri sendiri,” kata Masngut,yang berbicara usai menyaksikanpelantikan pengurus lengkap APSPIProvinsi Jawa Barat. Kepengurusanyang baru terbentuk ini dipimpin olehSyaykh AS Panji Gumilang sebagaiKetua Umum.Masngut mengatakan hampir 90persen peternakan sapi perah dimilikioleh peternakan rakyat. Sisanya,hanya 10 persen yang diusahakan olehpeternakan berbadan usahaperusahaan terbatas.Peternakan sapi rakyat dikelolasecara tradisional. Rata-ratakepemilikan mereka hanya 3-5 ekorper peternak, dengan rata-rata tingkatproduksi susu segar 5-10 liter perekor/hari. Tak heran apabila produksisusu segar dalam negeri hanyamampu memasok 30 persen darikebutuhan industri pengolah susu(IPS). Sisa terbesarnya 70 persendiimpor dari berbagai negara.Berdasarkan peta itu Masngutmenyebutkan masih tersediakesempatan yang luar biasa besar bagipeternak sapi perah dalam negeriuntuk menambah pasokan ke IPS.Belum lagi bila ingin mewujudkanpeningkatan tingkat konsumsi susumenjadi 7,2 kilogram per tahun perkapita.“Para peternak sapi perah berharapdi suatu hari nanti produksi susudalam negeri bisa memenuhikebutuhan bahan baku susu segar IPSsebesar 50 persen, atau bahkan 100persen,” kata Masngut optimis.Masngut menyebut sejumlah halpenting yang harus dilakukanpeternak bila ingin maju. Yaitu,perbaikan manajemen untukmendukung optimalnya produksiternak; Meningkatkan populasi sapiperah dalam negeri dengan memulaidari usaha pembibitan sendiri;Memiliki standarisasi harga susu yanglayak diterima peternak; Dan adapengawasan kualitas konsentrat sapiperah yang beredar di pasaran.Selama ini peningkatan populasidengan melakukan perbibitanmenghadapi kendala biayaproduksinya yang mahal, serta nilaiinvestasinya tinggi tetapi keuntunganyang dihasilkannya sangat sedikit.Masngut menawarkan solusi,pemerintah harus segeramengeluarkan paket tersendiri untukSuatu saat nanti kita harusbisa menjadi tuan di negerisendiri,” kata Masngut,seorang peternak sapi yangbelajar secara otodidak, asal Blitar,Jawa Timur. Masngut sangat inginsekali bisa mengangkat harkat sususapi segar Indonesia bersaing ditingkat internasional.Masngut Imam Santoso memilikikehendak luhur untuk merealisasikanperbaikan tingkat konsumsi sususegar per kapita per tahun. Iamenyebut hal itu bukan pekerjaanmudah. Sebab hingga hari ini Indonesia masih merupakan net importersusu. Impor bahan baku susu masihlebih besar dari ekspor produk susu.Tetapi, bagaimanapun, upaya untukmencapainya harus dimulai darisekarang dengan cara palingmendasar, yaitu meningkatkanpopulasi sapi perah, melakukanperbibitan sendiri, sertameningkatkan produktivitas ternakmelalui perbaikan manajemenpengelolaan dan seleksi bibit yangbaik.Peternakan sapi perah nasionalharus dibangun secara sistematis danberkelanjutan demi mencukupikebutuhan susu dalam negeri yangterus meningkat.Kata Masngut, wacana yang pernahdilontarkan oleh Menteri Pertanianuntuk mewujudkan Indonesia sebagaikolam susu, menjadi detak jantungsemangat optimisme APSPI untukmembangkitkan peternakan sapiperah nasional. Melalui DirjenPeternakan, pencananganswasembada daging, yang lalu diubahmenjadi program kecukupan dagingtahun 2010, kata Masngut perlu puladirespon positif oleh semuapemangku kepentingan peternakansapi.Demi mewujudkan Indonesiasebagai kolam susu dan kecukupan“Menuju “Indonesia Kolam Susu”.