Page 20 - Majalah Berita Indonesia Edisi 47
P. 20


                                    20 BERITAINDONESIA, 04 Oktober 2007BERITA UTAMAhingga sangat merugikan hakhak masyarakat miskin untukmendapatkan pelayanan kesehatan.Kedua, masih ditemukanmasyarakat miskin yang belum terlayani karena keterbatasan sarana pelayanan.Padahal, di sisi lain terjadipemberian pelayanan yangberlebihan, penggunaan obatyang tidak terkendali, sertabelum optimalnya pengawasan dan pengendalian pelayanan medis rumah sakit.Penyimpangan ini berdampak pada tingginya pembiayaan rumah sakit.Ketiga, masalah dana. Setiap tahun jumlah pesertaAskeskin meningkat sementara penyediaan dananya masih kurang. Pemanfaatan danajuga dinilai tidak efisien namun pembayaran klaim kerapterlambat. Selain itu, jugabelum maksimalnya kontribusi daerah dalam menyediakan dana pendamping bagipelayanan kesehatan masyarakat miskin serta pemanfaatan hasil pelayanan sebagaipendapatan asli daerah(PAD).Keempat, belum berfungsinya Tim Safeguarding danTim Koordinasi Provinsi/Kota secara optimal sehinggga permasalahan yangmuncul di lapangan tidakdibahas dan diselesaikansecara cepatMenkes menyatakan, saatini derajat kesehatan masyarakat miskin masih sangatrendah, dimana masalah ekonomi merupakan salah satupenyebabnya karena menyangkut ketidakmampuanmasyarakat untuk membayarpelayanan kesehatan. ProgramAskeskin, kata Menteri bertujuan agar akses dan mutukesehatan bagi masyarakatKabar Askeskin dari Dapil DewanRapat-rapat di gedung parlemenmerupakan kesempatan para politisimengutarakan pikiran sekaligusmemperjuangkan aspirasi konstituen daridaerah pemilihan (Dapil) yang diwakili.Ada politisi yang konsisten untuk kritis,ada pula yang asal bunyi saja bahkan adayang jarang bicara padahal makna kataparlemen itu sendiri adalah bicara. Ributribut soal Askeskin turut dimanfaatkanbetul oleh para anggota Komisi IX DPRuntuk menyuarakan pesan konstituen.etika berlangsungrapat dengar pendapat umum(RDPU) Komisi IXDPR RI yang membidangimasalah kesehatan, denganjajaran Direksi PT (Persero)Asuransi Kesehatan (Askes)pada hari Kamis (6/9), sejumlah anggota Dewan memanfaatkan kesempatan baiktersebut untuk menyuarakanaspirasi peserta program Askeskin yang terdapat di daerah pemilihannya. Umumnyamereka sangat mendukungperan serta PT Askes mendukung program Askeskin, sambil mengkritisi dugaan penggelembungan klaim tagihanAskeskin di sejumlah daerah.Dokter Charles Jones Mesang, anggota Fraksi PartaiGolkar dari Daerah Pemilihan(Dapil) Nusa Tenggara Timurmenyoroti seksama jumlahkasus berikut besar pembiayaan pada semester pertama 2005 dan semester pertama 2006. Pada semesterpertama 2005 kasus yang ditangani 400 ribuan kasus dansemester satu 2006 800 ribuan kasus. Tetapi kenaikan kasus yang melonjak tidak dikutikenaikan pembiayaan.Sebaliknya, antara semestersatu 2006 dengan semesterdua 2006 kasusnya cukuptinggi melonjak tetapi pembiayaan sangat tinggi sekalilonjakannya. Charles mensinyalir di beberapa providertelah terjadi over treatmentdan over manage yang irasional. Konsep Ina-DRG sebagai bentuk pelayanan rasionalyang diluncurkan Menkespada 3 September 2007, menurut Charles justru menimbulkan pertanyaan lanjutan,adakah the golden standardpelayanan kesehatan yangrasional terutama untuk jenisjenis operasi yang tergolongkhusus.Sebagai contoh, dahulu orang kecelakaan sepeda motor dengan perawatan yangkonservatif bisa dibiayai Rp500 ribu. Tetapi dengan tindakan invasif dibuka tengkorak kepalanya (kraniotomi), yang menurut dokterrasional, biayanya menjadiRp 5 juta.Karena itu, kata Charles,manakah yang akan dijadikanstandar apakah angka tindakan kraniotomi 2004 sebelumada program Askeskin, atauangka kraniotomi semesterdua 2005, atau semester satu2006, demi memudahkandugaan telah terjadi permainan kotor di tempat-tempat pelayanan kesehatan. Permainan kotor dengan melakukantindakan over treatment danover manage, kata Charleskarena didorong untuk mendapatkan uang yang lebihbanyak. Permainan kotor terjadi karena pelayanan bukandidasarkan atas base on medical indication. Tetapi, yangada di benak provider adalahbase on on economical drive,commercial drive.Seorang anggota DPR lainmencoba membandingkanbeberapa rumah sakit di lokasi yang kira-kira sama,seperti di Jakarta ada RSUDPasar Rebo, Tarakan dan sebagainya. Tentu, rumah sakititu akan memiliki pola penyakit yang kira-kira jugasama, dimana standar treatment dan penatalaksanaannya juga sama. Ujung-ujungnya, biayanya juga sebanding.Anggota Dewan itu mempertanyakan, apakah Askes pernah melakukan analisa semacam ini. Kalau ada, menuKMenkes: Saat ini derajat kesehatan rakyat miskin masih sangat rendah.foto: berindo wilson
                                
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24