Page 26 - Majalah Berita Indonesia Edisi 56
P. 26
26 BERITAINDONESIA, 1 Mei 2008BERITA UTAMASjamsul Tak Datang,Kemas ke Singapuraada pertengahan 1997, BDNImengalami kesulitan likuiditas,dan diberikan dana BLBI sebesar Rp 28,1 triliun hingga mencapaiRp 28,408 triliun. Dia diduga menyelewengkan BLBI tersebut dan dinilaisebagai obligor BLBI yang tidak kooperatif. Sehingga ia ditetapkan sebagai tersangka dan sempat ditahan.Sesuai data hasil investigasi IndonesiaCorruption Watch (ICW), bahwa menjelang BDNI menerima kucuran BLBI,Sjamsul Nursalim diduga berusaha mengosongkan kas BDNI dengan menyalurkan kredit pada sejumlah perusahaandi luar negeri, yang sebagian besar dipimpin oleh Liem Mei Fung dan Liem Min Lin(ayah Sjamsul). Kompas 27/5/2002memberitakan, perusahaan itu adalahTrandale Pte Ltd, Habitat Properties PteLtd, Grand Tour Tyre Pte Ltd, dan GT AsiaPacific Holding Pte Ltd di Singapura, SinoGreat Ltd, Broad Bay Ltd, dan Team GoodInternational Ltd di Hongkong, sertaGlobe Trading Company dan Seven Machinery Ltd di Taiwan. Dana yang disalurkan mencapai 607,95 juta dollar AS.Tidak pernah ada klarifikasi dari Sjamsulperihal hasil investigasi ICW ini.Imperium bisnis keluarga Sjamsul diSingapura berpusat di Robinson Road. Sejumlah direksi Tuan Sing Holding tercatatpernah menjadi eksekutif di perusahaanSjamsul lainnya, Nuri Holding Pte Ltd danHabitat Properties Pte Ltd. Sebagai investor di Singapura, nama Sjamsul pun tercatat di Economic Development Board(EDB) dan International EnterpriseSingapore sebagai Liem Tek Siong.Dengan alasan ada penyempitan pembuluh darah di jantung Sjamsul, Kejagung, yang saat itu dipimpin Marzuki Darusman mengeluarkan izin berobat keJepang pada Mei 2001. Tapi sejak itu,Sjamsul tak pernah pulang. Saat Marzukidigantikan Baharuddin Lopa sebagaiJaksa Agung, Juni 2001, Sjamsul dimintapulang, tapi ia menolak dan memilihbermukim di Singapura. Sejak itu, dalamberbagai proses penyelesaian kasus BLBI,termasuk penandatanganan master ofsettlement and acquisition agreement(MSAA), ia diwakili kuasa hukumnya atauistrinya, Itjih Nursalim.Setelah ada proses penyelesaian melaluiMSAA, pemerintah menerbitkan suratketerangan lunas (SKL) kepada SjamsulNursalim pada April 2004. Berdasarkanitu, Jaksa Agung MA Rachman dan kasusdugaan korupsi BLBI yang menjadikannya sebagai tersangka dihentikan padaJuli 2004 dengan surat perintah penghentian penyidikan (SP3) yang dikeluarkanJaksa Agung MA Rachman.Atas desakan berbagai pihak, JaksaAgung Hendarman Supandji pada Desember 2007 membuka kembali penyelidikankasus BLBI, khususnya terkait BDNI danBCA. Kejagung membentuk tim khususterdiri 35 jaksa terbaik yang direkrut dariberbagai daerah. Jaksa Urip Tri Gunawandipercaya memimpin tim yang menanganikasus BLBI terkait BDNI (Sjamsul).Hingga akhirnya Jampidsus Kemas YahyaRahman mengumumkan penghentianpenyidikan karena tidak ditemukan buktipidana pada 29 Februari 2008 lalu,Sjamsul tak pernah datang ke GedungBundar Kejaksaan Agung. SedangkanAnthony Salim (BCA) dua kali memenuhipanggilan dan diperiksa.Lalu, dua hari setelah penyidikandihentikan, oleh KPK, jaksa Urip TriGunawan tertangkap dengan barang bukti660 ribu dollar AS di mobilnya setelahbertemu Artalyta Suryani di rumah Sjamsul Nursalim di Jalan Terusan Hang LekirII, Kavling WG 9, RT 06 RW 09, GrogolSelatan, Simprug, Jakarta Selatan. Belakangan, Ayin mengaku itu rumahnya danmeminta jangan menghubungkan kasusnya dengan Nursalim. Sementara Uripjuga membantah uang 660 ribu dollar ASitu sebagai hasil bisnis permata.Dari pelbagai pemberitaan media massaseputar penangkapan jaksa Urip denganbarang bukti US$ 660.000 di mobilnya(2/3), hanya berselang dua hari (29/2)setelah Jaksa Agung Muda Pidana Khusus(JAM Pidsus) Kemas Yahya Rahmanmengumumkan penghentian penyidikanBLBI terkait BDNI (Sjamsul Nursalim)dan BCA (Anthony Salim), ada beberapahal yang terasa ganjil dan menarik perhatian publik.Salah satu adalah Sjamsul Nursalim,mantan pemilik BDNI, yang belakanganbermukim di Singapura belum pernahdatang untuk diperiksa Tim Jaksa Kejaksaan Agung. Berbeda dengan Anthony Salim, mantan pemilik BCA, yang beberapakali datang ke Gedung Bundar Kejagunguntuk dimintai keterangan.Sumber di Kejagung menyebut, Sjamsulmemang dikirimi surat panggilan, tetapitak pernah datang. Apakah surat panggilan ini sampai ke Sjamsul atau malahtidak jadi dikirim, juga menjadi isusimpang-siur. Namun menurut sumberIndopos 13 Mar 2008, dari hasil pemeriksaan internal Kejaksaan Agung (Kejagung) surat panggilan pemeriksaan untukbos Grup Gadjah Tunggal itu tak pernahdikirim. Hal ini terungkap dari Paino,kurir yang bertugas mengantar suratpanggilan untuk Sjamsul. Paino sedianyamembawa surat panggilan ke Sjamsul kekantor pengacaranya, Adnan BuyungNasution (ABN) Lawfirm. Tapi, di tengahHingga penyelidikan kasus BLBI-BDNI berakhir, Sjamsulyang bermukim di Singapura belum pernah sekali pundimintai keterangan. Sementara, Jampidsus Kemas Yahya,diduga dua kali ke Singapura.PKemas Yahya ditengarai dua kali bepergian ke Singapu