Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 56
P. 28
28 BERITAINDONESIA, 1 Mei 2008aji jaksa, sama seperti pegawai negeri (aparatur Negara) lainnya, seringdikeluhkan masih sangat kecil.Setiap kali ada aparatur negarayang terlibat korupsi atausuap, selalu dikaitkan denganfaktor gaji kecil. Seolah-olahgaji kecil menjadi pembenarankebiasaan korupsi.Sama halnya ketika JaksaUrip Tri Gunawan tertangkaptangan membawa uang 660ribu dollar AS di mobilnyayang diduga suap, sebagaipenerimaan tahap akhir. Berbagai pihak lantas menyebuthal ini bisa menjadi inspirasibagi Jaksa Agung HendarmanSupandji untuk mereformasigaji jajarannya. Hal itu dikemukakan karena gaji yangditerima para jaksa itu, terlalukecil dibandingkan dengantugas beratnya.Bayangkan, Urip, bergaji Rp3,5 juta per bulan, menjadiketua tim untuk mengusutdana BLBI Sjamsul NursalimTertangkapnya Jaksa Urip yang bergaji Rp3,5 juta, sebaiknya menjadi momentummemberlakukan pembuktian terbalikdalam pemberantasan korupsi.bernilai Rp 39 triliun. Gajijaksa itu, disebut tentu sangatkecil bagi seorang yang bertugas untuk menyelesaikanpekerjaan yang menuntuttanggungjawab besar.Sumber di Kejagung mengungkapkan, jaksa baru, gajinyahanya Rp 1,3 juta. Urip yangmenjabat Kasubdit TindakPidana Ekonomi Pidsus hanyamendapat gaji Rp 3,5 juta.Hampir sama dengan gaji parajaksa fungsional, antara Rp 3,5hingga Rp 4 juta. Atasan Urip,Muhammad Salim yang menjabat Direktur Penyidikan (gajisetingkat direktur di Kejagung) sekitar Rp 5 juta. Gajipejabat selevel Salim di KPKsudah mencapai Rp15 - 30juta.Sedangkan gaji plus tunjangan Jaksa Agung Muda,seperti JAM Pidsus KemasYahya Rachman yang menjadipenanggungjawab semua pengusutan korupsi di GedungBundar, hanya sekitar Rp 6,5juta. Jaksa Agung, yang setaradengan menteri di kabinet,bergaji pokok sekitar Rp 19juta, ditambah berbagai fasilitas dan protokoler negara.Sementara, Ketua KPK bergajisekitar Rp 43 juta, dan wakilketua KPK Rp 39 juta.Perihal penggajian aparaturKejagung ini pernah mengemuka dalam rapat kerja DPRdengan Jaksa Agung seharisetelah Urip tertangkap. Paraanggota Komisi III DPR mendorong Jaksa Agung untukmerombak penggajian jaksatersebut. Menanggapi hal itu,Hendarman mengungkapkantelah menugaskan Wakil JaksaAgung Muchtar Arifin danJaksa Agung Muda Pembinaanuntuk mengkaji gaji para jaksaitu.Nadrah Izahari, salah satuAnggota Komisis III DPR yangmengemukakan, kecilnya gajijaksa, membuat para jaksamencari penghasilan di tempatlain. Nadrah mencontohkangaji Urip yang hanya Rp 3,5juta per bulan, yang menurutnya, tidak dapat menutupikebutuhan biaya hidup di ibukota.Logika berpikir ini, secarasepintas seolah menjadi penyebab utama terjadinya korupsi. Tapi jika ditelisik bagaimana gaya hidup para jaksasehari-hari, sangat sulit membayangkan seberapa tinggi gajijaksa dinaikkan supaya tidakkorupsi atau menerima suap.Kita ambil contoh biayahidup sehari-hari jaksa setingkat Urip. Seperti dicatat KetuaBCW (Bali Corruption Watch)BERITA UTAMAGaji Jaksa dan Pembuktian TerbalikGSumber di Kejagung mengungkapkan, gaji jaksa baru hanya Rp 1,3 juta. foto: berindo/ws