Page 21 - Majalah Berita Indonesia Edisi 60
P. 21
BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006 21BERITA KHASBERITAINDONESIA, 26 September 2008 21Pemerintah akhirnyamemilih opsi terburukdalam menanganimasalah semburanlumpur panas diSidoarjo, Jawa Timur.yang, persoalan yang banyak mengurasperhatian publik ini belum juga menunjukkan titik terang. Presiden pun tetapmendapat kritik. Bahkan, DPR sempat berencana meng-inter-pelasi kasus tersebut.Melihat semakin tidak terkendalinyalumpur merusak yang tata kehidupanwarga, ditambah tidak adanya tandatanda akan berhentinya semburan, sejakpertengahan 2007 lalu, warga delapandesa korban semburan lumpur yakni DesaSiring, Jatirejo, Renokenongo, Mindi diKecamatan Porong, Desa Kedungbendo diKecamatan Tanggulangin, Desa Pejarakan, Kedungcangkring, dan Besuki di Kecamatan Jabon, yang semuanya berjumlah 2.983 KK, direloksi pemerintah kepemukiman baru yang permanen.Terhadap penduduk yang direlokasi,Presiden menganjurkan agar mereka tidaksaja diberikan rumah baru, tapi jugapenghidupan dan ganti rugi yang wajar. Pemerintah terlihat sangat serius dalam halini, dengan membentuk sebuah Badanyang khusus menangani semburan lumpur,Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo(BPLS). Badan khusus ini fokus mengurusisegala sesuatu mengenai relokasi wargakorban lumpur.Kemudian, belasan tanggul yang telah dibangun untuk menahan lumpur tidak meluber makin jauh, tetap diperkuat. Belakangan panjang tanggul mencapai lebihdari 22 km dengan ketinggian antara 3hingga 10 m. Bahkan di ring 1, ketinggiantanggul mencapai 8-12 m. Lebar tanggul dibagian atas 7 m dan bagian bawah 12 m.Walau begitu, tanggul yang dibuat daritanah dan pasir yang dipadatkan sehinggamem-bentuk kolam raksasa seluas lebihdari 400 hektare tersebut tetap seringjebol. Belakangan, perbaikan tanggul punmenjadi kegiatan rutin di lokasi tersebut.Lumpur yang tiada hentinya itu bagaimanapun tetap tidak mungkin selamanyaditampung di tanggul. Jika dipaksakan,kalau bukan tanggul yang jebol, suatuketika lumpur juga akan meluap dari atastanggul. Beberapa ide sempat terlontaruntuk memanfaatkan lumpur tersebutjadi bahan yang berguna bagi kehidupansehari-hari, seperti membuat bahanbangunan yang direncanakan akan dibangun di Desa Ngoro dan Krian, Sidoarjo.Namun, bagaimana kelanjutan rencanatersebut tidak pernah lagi kedengaranakhirnya. Tanggul pun sempat direncanakan Menteri Negara Lingkungan Hiduphendak dimanfaatkan jadi tambak ikanlele. Namun, rencana ini pun tidak diketahui bagaimana ujungnya.Menyadari keterbatasan tanggul, pemerintah pun memutuskan membuang lumpur ke Kali Porong untuk selanjutnya dialirkan ke Selat Madura. Kalau boleh dikatakan, alternatif ini adalah atas usul Bupati Sidoarjo Win Hendrarso sejak kirakira tiga bulan sejak adanya semburan dalam kesempatan rapat koordinasi penanganan lumpur lapindo yang dipimpinWapres Jusuf Kalla di kantor Wapres.Usul tersebut pun langsung disetujuipihak PT Lapindo Brantas Inc. Alasannya,langkah itu memang yang paling mungkindilakukan. Lagi pula menurutnya, kandungan lumpur itu tidak membahayakanSungai Porong ataupun Selat Madura.“Jika lumpur mengandung 60% silikasaya rasa tanah juga demikian. Begitu jugajika lumpur asin, air laut kan juga asin,”ujar General Manager PT Lapindo ImamAgustino ketika itu.Usul itu sebelumnya mendapat penolakan dari Kementerian Lingkungan Hidup.“Kami hanya mengizinkan pembuanganair hasil pengolahan lumpur, bukanlumpurnya. Airnya pun harus sesuaidengan standar baku mutu,” ujar RasioRidhosani, Asisten Deputi PengelolaanLimbah Pertambangan, Energi dan Migasketika itu. Alasannya, pembuangan lumpur ke sungai atau ke laut akan menyebabkan sendimentasi. “Tidak cuma pendangkalan, tapi akan merusak kualitassungai itu,” paparnya.Penolakan juga datang dari Torry Kuswardono dari Wahana Lingkungan HidupIndonesia (Walhi). “Pesisir laut yangbanyak tambaknya akan habis semua,”katanya. Selain itu, membuang lumpur kelaut, menurutnya, juga akan merusakekologi laut. “Selama ini di Indonesia belumada alat pengolah lumpur. Yang ada hanyapemisah antara lumpur dan air. Tidak adajaminan air lumpur aman,” tukasnya.Andre Wijaya- dari Jaringan AdvokasiTambang bahkan mengingatkan, jika itudilakukan, pemerintah akan melanggarPeraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001tentang Pengelolaan Kualitas Air LimbahPengendalian Air. Ini artinya, jika itudilakukan, kesalahan pemerintah dan PTLapindo akan semakin berat.Sementara Direktur Eksekutif WahanaLingkungan Hidup Indonesia (Walhi)Jawa Timur, Ridho Saiful Ashari berpendapat, masyarakat hilir dan petambakperlu dilibatkan dalam pembicaraan masalah pembuangan lumpur ke Selat Madura. Alasannya, merekalah yang palingrentan terkena dam-pak setelah air lumpur dibuang ke laut. Untuk itu menurutnya, perlu ada jaminan siapa yang bertanggung jawab jika tambak udang disekitar Sidoarjo tercemar.Walau mendapat perlawanan dari berbagai pihak, namun terakhir, setelah pemerintah meyakini semburan lumpur panas di Kabupaten Sidoarjo itu tidak bisadihentikan, kini penanganan lumpurdifokuskan pada upaya pembuanganlumpur secara langsung ke laut.Memang, ada beberapa pendapat yangmengatakan bahwa semburan lumpur Sidoarjo ini tidak akan bisa dihentikan. Tigapeneliti gunung lumpur (mud volcanoes)yakni Adriano Mazzini dan Anders Nermoen dari Departemen Geologi, Oslo University, Norwegia dan Gregory Ahmanovdari Moskwa University, Rusia berpendapat demikian. Menurut mereka, semburan tak bisa dihentikan sebelum kantonglumpur yang masih tersisa sekitar 1 jutameter kubik habis terkuras. “Mustahilmenghentikan semburan lumpur yang berasal dari kepundan gunung lumpur. Overpressure di struktur geologi mungkin akankembali stabil. Tapi kami tidak bisamemperkirakan waktunya,” kata Adriano.Pembuangan lumpur sengaja tidak lagimelalui sungai Porong, karena pengaliranlumpur melalui sungai Porong sepertiselama ini telah menyumbat aliran sungaitersebut, yang dalam jangka panjangcukup membahayakan daerah sepanjangsungai karena ancaman banjir. Di samping itu, para penambak dan petani disepanjang aliran sungai juga mengeluhkarena air Sungai Porong tercemar.Kini pemerintah tengah mempersiapkan kanal pembuang lumpur dari titiksemburan ke laut sepanjang kurang lebih14,5 km dengan lebar 200 meter. Kelak,kanal buatan ini terdiri atas dua bagianyakni kanal pengarah yang memiliki lebar200 m dengan tinggi tanggul maksimal 15m, yang menghubungkan kolam penampungan saat ini dengan kanal penampungan di tepi laut.Kanal buatan dengan total luas ribuanhektare ini nantinya mencakup saluranirigasi Jatianom. Lokasinya diapit SungaiAloo di sisi utara dan Sungai Porong disisi selatan. Sedangkan untuk mencegahlumpur melebar ke kedua sungai, direkomendasikan dibangun tanggul di sepanjang sisi selatan Sungai Aloo dan sisiutara Sungai Porong.Teorinya, lumpur yang ditanggul hinggabelasan meter saat ini akan mengalirmemanfaatkan selisih ketinggian (elevasi)dan gaya grafitasi, sehingga tidak terlalubanyak menggunakan alat mekanik seperti sekarang ini. NG