Page 24 - Majalah Berita Indonesia Edisi 60
P. 24
24 BERITAINDONESIA, 26 September 2008BERITA POLITIKSebanyak 38 partai politik bersaing memperebutkan suararakyat dalam Pemilu 2009. Parpol baru menerapkanstrategi menjual popularitas tokoh guna memikat pemilih.Persoalannya, apakah rakyat benar-benar mengerti apamanfaat dan makna Pemilu itu sendiri?ustam Effendi (42), sopir taksi diJakarta, mengaku bingung mengapa sampai ada sebanyak 38partai politik (Parpol) yang akanberlaga dalam Pemilu 2009. Dari 38Parpol tersebut setidaknya ada 20 Parpollama peserta Pemilu 2004 dan selebihnyaadalah pendatang baru (new comer).Bukan hanya pada persoalan jumlahParpol yang kelewat banyak, kebingunganpria perantauan dari Sumatera Barat itubersumber juga dari sejumlah pertanyaansangat mendasar, antara lain: Parpol mana yang mesti ia pilih? Mengapa ia harusmemilih Parpol tersebut? Kompensasi apayang ia akan peroleh dari pilihan politiknya itu?Kritik bernada apatis dan retoris yangdiungkapkan oleh Rustam - dan mungkinbanyak lagi Rustam lainnya di negeri ini -barangkali bisa dikatakan wajar-wajarsaja. Betapa tidak, di tengah beban mental akibat belitan ekonomi yang terusmendera kehidupan, pikiran sebagianbesar rakyat Indonesia kini dijejali lagi dengan keharusan politik memilih satu dari38 Parpol dalam Pemilu 2009.Dalam “Tajuk Rencana” edisi 14 Juli2008 dengan judul ’Gamang MenghadapiPemilu’, harian Kompas menulis bahwapublik merasakan hadirnya perasaan gamang menghadapi Pemilu 2009. Sambutan publik biasa-biasa saja bahkan datar.“Boro-boro mikir Pemilu, pikiran danperasaan sudah ibarat habis tersedot olehkesulitan hidup yang dibuat lebih paraholeh kenaikan harga BBM dan kenaikanharga pangan. Dalam suasana pikiran danperasaan kecewa dan galau semacam itu,masuk akal sekiranya publik gamang,ragu, dan bertanya apa makna Pemilu2009 dan mana baginya selaku warga danrakyat yang lebih penting Pemilu atauperbaikan kondisi hidup dewasa ini?” tulisKompas.Berkaitan dengan tema kritis tersebut,maka menarik untuk dicermati, berdasarkan hasil survei Indo Barometer, mayoritas masyarakat Indonesia ternyatatidak bisa membedakan satu Parpoldengan Parpol lain, tidak bisa membedakan pemimpin satu Parpol denganpemimpin Parpol lain, tidak bisa membedakan kebijakan politik dan ekonomiyang diusung satu Parpol dengan Parpollain. Singkatnya, tidak ada perbedaansignifikan dan konkret pada platform,misi, dan visi masing-masing Parpol.Kesimpulan dari survei yang dilakukanIndo Barometer tersebut bisa jadi membuat kita tercengang sebab menyiratkanmakna bahwa jumlah Parpol yang demikian banyak justru menimbulkan kebingungan masyarakat dalam menentukan pilihan politisnya.Menakar Parpol GuremLepas dari ironi di balik begitu banyaknyaParpol yang diloloskan Komisi PemilihanUmum (KPU) sebagai peserta Pemilu2009, kehadiran Parpol baru atau Guremsedikit banyak menggugah rasa penasaranakan seberapa besar kekuatan yangdimilikinya untuk berlaga dengan Parpollama, yang tentu saja relatif sudah familiar di mata rakyat. Ada pertanyaan yangcukup menggelitik: apa yang diandalkanParpol-parpol Gurem untuk memikat parapemilih dalam Pemilu 2009?Analisis yang dirangkum Berita Indonesia terhadap profil Parpol Gurem dariberbagai pemberitaan media massa nasional menyimpulkan, Parpol-parpol tersebut cenderung mengandalkan figur tokohsebagai selling point kepada calon konstituen, di samping visi, misi dan programpartai.Kesimpulan tersebut juga dijustifikasioleh strategi agresif yang ditempuh Parpol-parpol Gurem, begitu genderang masakampanye ditabuh KPU, dengan mencarifigur tokoh nasional yang kharismatissebagai make up. Kehadiran sosok tokohtersebut diharapkan dapat mendongkrakperolehan suara. Dengan kata lain, ParpolGurem menerapkan manajemen menjualpopularitas tokoh sebagai strategi jitu menaikkan pamor.Sekadar menyebut beberapa contoh,PIS (Partai Indonesia Sejahtera) suksesmenggaet Letjen TNI (Purn) Sutiyoso danmentahbiskannya secara resmi sebagaicalon presiden PIS. Selain mantan Gubernur DKI Jakarta itu, PIS juga menggandeng beberapa selebriti seperti RatuDangdut Elvi Sukaesih, artis Happy Salam, dan pelawak personel Empat Sekawan Eman.Perhitungan PIS, nama kesohor BangYos – sapaan akrab Sutiyoso - setidaknyadapat mendulang perolehan suara 15 kursiDPR RI atau setara dengan 2,5 persenangka parliementary threshold (PT) daritotal kursi DPR RI hasil Pemilu 2009.Lain lagi dengan PMB (Partai MatahariBangsa). Parpol yang diketuai ImamAddaruqutni, mantan politikus PartaiAmanat Nasional (PAN), itu menggandeng tokoh-tokoh Muhammadiyah. Harap maklum, sosok utama di balik layarParpol yang dimotori kalangan muda Muhammadiyah itu adalah Prof. SyafiiMa’arif, tokoh Muhammadiyah kharismatis.Bahkan, tak kurang Ketua Umum PPMuhammadiyah, Dr. Din Syamsuddin,dalam Rapimnas PMB, akhir Juli silam,mengungkapkan dukungan Ormas keagamaan yang dipimpinnya kepada Parpol berlambang Matahari Merah tersebut.“Muhammadiyah dukung penuh PMB.Ini pribadi. Akan tetapi, pribadi tidakterlepas dari jabatan saya sebagai KetuaMuhammadiyah,” cetus Din Syamsuddin.Stategi menjual popularitas tokoh gunamenaikkan pamor Parpol agaknya cukupampuh. Sekadar catatan, hasil surveiLembaga Survei Nasional (LSN), Mei2008 di 33 provinsi, menyebutkan bahwaRMemaknaiPemilu 2009foto:flickr