Page 43 - Majalah Berita Indonesia Edisi 65
P. 43


                                    BERITAINDONESIA, Maret 2009 43LENTERApepohonan peneduh. Untuk mendukungprogram ini, ada tradisi unik di AlZaytun, yang patut ditiru oleh lembagalembaga lain, termasuk pemerintahdaerah. Tradisi itu dinamakan taqris.Setiap orang, apakah itu mahasiswabaru atau guru baru, diberi tugas untukmenanam pohon jati atau pohon lainnyadi lahan-lahan yang masih kosong.Perkembangan pesat Al-Zaytun inisering membuat orang bertanya.Darimana dananya? Syaykh AS PanjiGumilang menjelaskannya berulang kali,yaitu dari umat Islam Indonesia. Disamping itu dijelaskan pula, Al-Zaytunjuga memperoleh sumber pembiayaandari kegiatan ekonomi terpadu yangdilakukannya. Selain mengurusikegiatan belajar mengajar, urusan perut(ekonomi) juga diperhatikan.Dari lahan pertanian yang merekakelola secara modern, mereka bisamemenuhi kebutuhan pangan manusiasebanyak 12.000 orang lebih setiap hari,bahkan surplus. Bayangkan, kampus iniharus menyediakan 5 ton beras untukmakan setiap hari. Belum lagi laukpauk, snack, dan keperluan makanlebih dulu secara internal. Merekamenyediakan sarana dan prasaranapendukung serta menjalankan berbagaiindustri.Semangat kemandirian yangmerupakan ciri khas Al-Zaytunditerapkan di segala bidang. Misipenting dari aspek kemandirian inilainnya.Sementara, secara finansial untukmemenuhi kebutuhannya, kampus inijuga tidak bergantung sepenuhnya dariuang partisipasi dari wali murid sertasumbangan dari seluruh sahabat. Mottomandiri dan mampu bersaing denganbangsa lain benar-benar dijalankanadalah pendidikan. Agar pelajar yangmenjadi output nantinya bisa mengelolasumber daya alam dan manusia tanpabergantung dengan pihak lain, disamping juga untuk meningkatkan skillpara karyawan. Sistem kemandirian itutelah diterapkan sejak awal dimulainyapembangunan kampus ini.Itulah sepenggal cerita sebagai intiapiknya pendidikan dan pembangunanterpadu, dengan penataan lingkungantermasuk lahan pertanian danpeternakan di kompleks Al-Zaytun.Kami sadari, informasi, serta ceritasepengggal, rasanya kurang cukup untukmenggambarkannya. Gambaran yanglebih jelas mungkin bisa diperoleh daripeninjauan langsung, on the spot, kekawasan kampus yang merupakanpenerapan konsep pendidikan sebagaigula dan ekonomi sebagai semutnya ini.Maka tak berlebihan jika Prof. Dr. Ir.Radi A Gany, berpandangan bahwa caramembangun Indonesia yang kuat, perlubelajar, setidaknya studi banding, dariAl-Zaytun. Memang, seperti keyakinanProf. Gany, jika setiap kepala daerahbisa membangun daerahnya sepertiyang dilakukan di Al-Zaytun, Indonesiaakan sejahtera. Jika pembangunansuatu daerah, kecamatan, kabupaten/kota atau provinsi dikelola denganmodel pembangunan di kawasan AlZaytun, maka dalam waktu yang relatifsingkat Indonesia sudah kuat:Pendidikan dan kesehatan terlayani;Sandang-pangan tercukupi; Papan danenergi terpenuhi. (Bersambung)CERIA: Para Pelaksana Pertanian Terpadu Al-Zaytun, merupakan tenaga terdidik dalam bidangPertanian Al-Zaytun.TEKUN: Di salah satu kelas belajar, santri sedang giat mengikuti proses belajar-mengajar
                                
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47