Page 45 - Majalah Berita Indonesia Edisi 68
P. 45
BERITAINDONESIA, 16 Juni - 20 Juli 2009 45LENTERAjam berapa di Jakarta. Semoga rencanakita diberkati Tuhan. Abdul Halim-AlZaytun). Dan saya merasa sangatsenang.Tentu termasuk langka adaponpes yang ingin mempelajaribahasa Ibrani. Ini berarti Bapakmengajar umat muslim sebuahbahasa yang notabene domain-nyaumat nasrani. Bagaimanaperasaan Bapak tentang hal ini?Jadi begini. Ada pengertian di antarakita kalau bahasa Ibrani dan bahasaArab itu kakak beradik, sama-sama anakAbraham. Jadi keinginan Syaykh itusaya pikir adalah sesuatu yang baru.Saya juga senang. Hanya saja sayakurang tahu berapa banyak yang akanbelajar karena saya katakan kalau boleh20 orang paling banyak. Kalau mengajarbahasa itu lebih bagus 20 orang.Bukankah sudah dibicarakan?Pembicaraan kami bagus sekali. Kamisudah seperti saling kenal lama. Ituenaknya, saya senang sangat akrab. Danawalnya saya membayangkan kalausaudara-saudara kita dari muslim ini,pakaiannya pun lain, berbicaranya agakdiatur-atur. Tetapi ini nggak.Pembicaraan kami layaknya sepertiSalah satu kelebihan bangsa Israeladalah mereka tetap memegangbahasanya di mana pun mereka berada,baik itu di Amerika, Rusia dan Israelsendiri.Cara menulisnya juga sama dengambahasa Arab, dari kanan ke kiri. Jaditetap seperti yang ada di Alkitab. Tapisudah berubah sedikit dari bahasa yangmembuat kagum sama mereka, apa yangmembuat mereka begitu ingin belajarbahasa Ibrani?Berapa lama waktu yangdibutuhkan agar mahir berbahasaIbrani?Pada saat saya belajar bahasa Ibrani,guru saya adalah seorang Jerman yangsudah lama saling kenal. Saya rasaSyaykh itu sangat baik dan Pak AbdulHalim juga baik. Sangat ramah. Sayatanyakan kira-kira pesertanya 20 orang.Terus Syaykh menjawab bisa.Mungkin Bapak bisa menjelaskanlebih jauh soal bahasa Ibrani ini?Saya mempelajari bahasa Ibrani yangdijumpai dalam Alkitab, bahasa yangtidak dipergunakan secara modern.Sedangkan orang Ibrani sekarangmenggunakan bahasa Ibrani modern.lama menjadi bahasa yang modern.Seperti bahasa Batak. Sudah banyakbahasa Batak yang tidak saya mengertiumpamanya. Kalau dibandingkandengan tulisan Arab, arah tulisannyasama dari sebelah kanan ke kiri. Hanyabahasa Ibrani lebih empat persegisedangkan bahasa Arab meliuk-liuk.Saat bertemu, Syaykh banyakmengungkapkan beberapa bahasa yangmirip dengan bahasa Ibrani. Walaupunada sedikit perbedan-perbedaan tapibanyak yang diketahuinya. Jadi yangjuga ahli dalam Perjanjian Lama.Seorang ahli teologia yang belajarPerjanjian Lama harus tahu bahasaIbrani. Pada semester pertama, sayabelajar 6 hari dan setiap harinya belajar2 jam. Dan pada semester berikutnyadikurangi namun membacanya semakindiperbanyak.Waktu saya belajar bahasa Ibrani, tiaphari harus ditanya, mulai dari kosa katadan artinya. Tiada hari tanpa bahasaIbrani, mulai dari menuliskannya danmengartikannya ke dalam bahasaIndonesia. Bisa dibayangkan, Al-Zaytuningin belajar 6 bulan. Jadi yang inginkita transfer hanya sekadar mengetahui.Jadi memerlukan kesabaran juga untukmengajarkannya, misalnya supayamembaca dua atau tiga kata.Itulah yang saya pikirkan setelahkembali dari Al-Zaytun. Bagaimanamereka jangan cepat bosan tetapi tetapingin mempelajarinya. Namun, karenamereka sudah belajar bahasa Arab,maka dalam pikiran saya, mereka sudahmengerti bagaimana mempelajari teksyang sulit. Metode itulah yang mungkinbisa dilakukan. Kalau mempelajaribahasa hidup, kita harus bicara. Saatsaya belajar bahasa Jerman, saya harusberhubungan dengan orang Jerman,dengan begitu akan semakin cepat kitamemahami sebuah bahasa. Sedangkanbahasa Ibrani adalah bahasa mati jadiDosen Bahasa Ibrani SM. Siahaan didampingi Pemred Berita Indonesia Robin Simanullangbercengkrama dengan Syaykh AS Panji Gumilang yang didampingi Abdul Halim di Wisma TamuAl-Islah.Dr. SM. Siahaan saat diwawancarai Berita Indonesia