Page 46 - Majalah Berita Indonesia Edisi 68
P. 46
46 BERITAINDONESIA, 16 Juni - 20 Juli 2009LenteraL ENTERA46harus banyak mengetahui dulu baru bisamembaca bahasa Ibrani kuno dalamAlkitab.Cara menulis bahasa Ibrani pun agaksukar. Dan saya sedang berpikirbagaimana mengajarkan menulisdengan baik. Belajarnya harus diulangulang. Saya jadi teringat kembali, waktupertama belajar bahasa Ibrani. Satulembar hanya untuk menuliskan hurufalef dari huruf yang kasar sampai yanghalus. Itu metode yang saya terapkandalam satu bulan yaitu hanya untukmenulis dan kemudian membaca.Belajar bahasa Ibrani juga cukuprumit. Di mana penyebutan untuk orangpertama, orang kedua, orang ketiga lakilaki, orang ketiga perempuan, kami,mereka, mereka laki-laki, mempunyaiistilah tersendiri. Menurut saya, bahasayang saya kenal inilah yang paling sulit.Oleh sebab itu, belajarnya lambatlambat namun ada keseriusan. Harusmengenal huruf, dia harus berulangmembaca dan menuliskannya. Jadisemua huruf Ibrani harus bisa ditulisbahasa Alkitab, jadi kalau sudah tahucara membaca dan sedikit grammarnya, dia bisa belajar sendiri. Yangpenting dia bisa membaca, jadi kalausudah mengerti bisa belajar sendiri.Apakah tidak ada sistem belajarbahasa Ibrani denganmenggunakan audio? Mendengarcara melafalkannya?Mempelajarinya harus langsung.Sebenarnya yang penting bisa membaca.Kalau semakin biasa membaca,membuka kamuspun akan terbiasa.Kalau mempelajari bahasa Ibrani haruspunya kamusnya.Berdasarkan pengalaman Bapakmengajar mahasiswa bagaimana?Sekarang saya sedang mengajar diInstitut Teologi dan Pendidikan PelitaBangsa. Sebenarnya saya ingin mengajarke level yang lebih tinggi seperti tafsirandan sebagainya. Namun, saya berpikirmereka ini ingin belajar bahasa Ibranimengapa tidak saya ajarkan saja. Karenayang bisa mengajar bahasa Ibranisekarang, tidak banyak di Indonesia.Tidak semua pendeta yang bisamengajarkan bahasa Ibrani. Di Universitas HKBP Nommensen hanya sayasendiri, dan sekarang saya tidak di situlagi. Jadi yang beruntung sekarangadalah sekolah tempat saya mengajar.Pengajar bahasa Ibrani di Indonesia berapa banyak Pak?Dari 1.500 pendeta yang bisa bacabahasa Ibrani paling-paling ada 100,hanya baca belum bisa mengerti. Sayaharus mempelajari bahasa Ibrani karenasaya bidang Perjanjian Lama. Makaharus diperdalam dengan bahasa Ibrani.Kalau saya mempelajari misalnyasistematika, dogmatik dan yang lainnya,tidak perlu belajar bahasa Ibrani.Kenapa Bapak tidak memilihbidang yang lain?Di dalam ilmu teologi itu ada 8 bagianyaitu: Perjanjian Lama, Perjanjian Baru,sejarah gereja, dogmatik, etika, ilmuagama dan seterusnya. Saya lebih sukaPerjanjian Lama makanya saya disuruhke Eropa. Pada waktu itu, kamiberangkat ke Eropa tiga orang. Ada satuPerjanjian Baru, DR Sihite (keAmerika), dan saya Perjanjian Lama,dan Dr Hutauruk, sejarah gereja.Kesibukan Bapak sekarang apasaja?Mengajar, hanya satu kali dalam satuminggu yaitu pada hari Senin. Pada hariSelasa kesibukan orangtua di Gereja.Saya ini orangnya tidak bisa diam. BI-MLP-BHSHarus mengenalhuruf, dia harusberulangmembaca danmenuliskannya.Jadi semua hurufIbrani harus bisaditulis sertamemerlukanlatihan yangbanyak.serta memerlukan latihan yang banyak.Dan yang saya optimis mereka dapatmempelajarinya karena mereka sudahbiasa mempelajari bahasa Arab darikanan ke kiri. Setelah itu dilanjutkandengan gramatik. Melatih dari alphabet,satu kata secara perlahan-lahan sampaiterbentuk satu kalimat. Jadi harussabarlah mengerjakannya dan merekasendiri harus memiliki keseriusan untukbelajar sendiri. Jadi ini memerlukanwaktu dan dosen atau guru yangberpengalaman.Menurut pengalaman Bapak,butuh waktu berapa lama agarbisa mahir?Oh kalau itu harus lama. Saya harus keEropa beberapa semester, di Eropa lagisaya belajar bahasa Ibrani. Karena iniDi usianya yang semakin senja, Pdt. SM. Siahaan masih aktif menulis beberapa buku.foto: dok berindo