Page 42 - Majalah Berita Indonesia Edisi 72
P. 42


                                    42 BERITAINDONESIA, November 2009Tim PemuliaanTanaman Hias(TPTH) merupakansarana Al-Zaytunmewujudkantekadnya untukikut berpartisipasimenghiasi duniamelalui tanaman.foto-foto: dok. berindoLenteraLENTERA42Zaytun. Untuk menangani bidang inipun, jauh-jauh hari telah dibentuk satutim yang dinamai Tim PemuliaanTanaman Hias (TPTH). Tanaman hiasyang melekat dalam nama tim ini,maksudnya mulai dari tanaman pangan,tanaman buah, tanaman keras, maupuntanaman hias yang berbunga. Itu semuadisebut tanaman hias, tergantungbagaimana mengemasnya. Syaykh AlZaytun AS Panji Gummilang sendirimendefinisikan tanaman hias di sinibukan cuma tanaman yang berumurpendek, tapi juga tanaman keras yangberumur panjang. Malah, menurutSyaykh, kalau bisa, apa yang tampakdari pesawat terbang, bisa dilihat daribangunan, dari kendaraan, semuanyaitu merupakan tanaman hias. Pokoknya,bisa menghiasi dunia.Bahkan tanaman hias di sini jugadimaksudkan bukan hanya tanamanhidup, tapi juga kerajinan tanganturunan hasil tanaman, seperti sulamsulaman, rajutan, gantungan kunci darikayu dan lain-lain.Bagi Al-Zaytun, penanganan bidangini dianggap sangat penting. Hal ituterbukti dari pimpinan atau ketua TimPemuliaan Tanaman Hias (TPTH) iniyang dipercayakan pada Ummi FaridaAl-Widad, istri Syaykh AS PanjiGummilang. Mengenai latar belakangpembentukan tim ini sendiri, menurutUmmi adalah sebagai sarana Al-Zaytunmewujudkan tekadnya untuk ikutberpartisipasi menghiasi dunia melaluitanaman.Kegiatan TPTH, menurut UmmiFarida Al-Widad, hampir tidak pernahberhenti setiap hari dalam pemuliaantanaman. Mulai dari selalu aktifmendengar informasi tentang berbagaitanaman, mencari bibit,membudidayakan di laboratoriumkultur jaringan, menanam sekaligusmerawatnya, kemudian mengolahhasilnya agar lebih bermanfaat ataulebih indah sehingga bernilai tambahyang lebih tinggi. Dan yang tak kalahpenting dari semua itu, yaknimemberikan kursus pemuliaan tanamanhias (KPTH) kepada peminat tanamanhias, baik santri, guru, maupunkaryawan di lingkungan Al-Zaytun.Ummi Farida Al-Widad menyebutbahwa pembudidayaan dikelompokkanmenurut jenis tanamannya antara lain,tanaman pangan, tanaman buah,tanaman keras dan tanaman bunga.Untuk tanaman buah, sekarang initimnya sedang giat melakukan budidayaTabulampot, yakni tanaman buah dalampot. Seperti buah jeruk hasil perkawinanjeruk Bali dan Magetan yang kemudianoleh pimpinan Al-Zaytun diberi namaSrinyonya. Buah yang kalau di daerahasalnya ditanam langsung, kalau yangditanam di Al-Zaytun adalah hasilsambungan yang kemudiandikembangkan di dalam pot. Hasilnya,menurut Ummi Farida Al-Widad, cukupbagus. Kontinyu berbuah.Demikian juga dengan buah tin yangdikembangkan di dalam pot, bertumbuhdengan baik. Mengenai tanaman yangsatu ini, setelah melihat pameran dilapangan Banteng Jakarta, Ummi FaridaAl-Widad menyebut, benih buah tinhasil budidaya Al-Zaytun masih lebihbagus dibandingkan benih yangdipamerkan tersebut. Padahal, hargayang ditawarkan peserta pameran ketikaitu juga cukup mahal. Yakni Rp 300 ribusatu polibag.Sementara di Al-Zaytun,pengembangan beberapa jenis tanamanbuah ini dilakukan masih untuk sekadarsampel. Jadi, pembibitan danpenyimpanan dilakukan di laboratoriumuntuk pelestariannya. Pengembanganyang dilakukan juga baru dengan carakonvensional seperti stek, mencangkokdan atau cara menyilangkan. Belumsampai pada rekayasa genetik melaluibioteknologi. Namun bila ada yangmembutuhkan, tim ini bisamemperbanyak pembudidayaan hinggaberapa yang dibutuhkan.Kalau tanaman keras, seperti JatiMAZ (jati mas) dan yang lainnya, jauhsebelumnya sudah berhasildibudidayakan, sekaligus sudahdikembangkan di lingkungan Al-Zaytunseperti sekarang tampak tumbuh lebatdi sekitar kampus ini.Untuk tanaman bunga, TPTH jugasedang mengembangkan berbagai jeniskembang, khususnya yang dianggapSebagian contoh dari hasil olahan tanaman di Mahad Al-Zaytun
                                
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46