Page 46 - Majalah Berita Indonesia Edisi 72
P. 46


                                    46 BERITAINDONESIA, November 2009BERITA WAWANCARAfoto: dok.berindoWawancara Syaykh AS Panji GumilangTanamkan TerusNilai-Nilai Dasar NegaraTopik tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa danbernegara menjadi tema wawancara TokohIndonesia.comdan Majalah Berita Indonesia dengan Syaykh PanjiGumilang. Tokoh pembawa obor toleransi dan perdamaianini menegaskan bahwa bernegara itu rujukannya UndangUndang Dasar. Undang-Undang Dasar adalah didasari ataudiilhami oleh nilai-nilai dasar. Hal ini harus terusdisuarakan dan ditanamkan, tapi juga tidak harusmerupakan doktrin kaku.anpa merujuk nilai dasar yangdisepakati itu, kemungkinan negara ini terus goncang. Daripadakita goncang terus, ini harus disampaikan, dialog. Tidak bentuk indoktrinasi. “Ini dialog, nanti kesadaran dariolah pikir dan olah rasa tadi yang menimbulkan, oh ayo kita. Dan harus dari bawah,” jelas Syaykh al-Zaytun. Berikut wawancara dengan Syaykh Panji Gumilang.Dalam beberapa kesempatan di forum resmi di atas mimbar maupunpembicaraan sehari-hari, Syaykhsering mengemukakan supaya dalam kehidupan bernegara itu selalutaat azas, terutama nilai-nilai dasarnegara. Yang ingin kami tanya,kenapa koq Syaykh sampai berulang kali mengatakan dan menjelaskan itu?Karena belum banyak yang mempertanyakan itu, maka jangan pernah berhenti.Kalau sudah banyak, kan nggak terjadiseperti yang sekarang ini. Jadi artinyabelum, masyarakat kita ini masih harusbisa diberikan informasi ini. Dan itulahdialog namanya. Dan tempat dialog kitadi Indonesia ini kan negara. Tempat yangpaling bagus berdialog di Indonesia ya dinegara kita ini.Dalam hal ini, negara agak gagal ya?Bagaimana?Negara gagal memasyarakatkannilai-nilai dasar itu?Jangan katakan gagal. Harus bersamasama kita. Yang punya negara itu kan kita,artinya warga negara inilah yang memilikinegara. Kemudian negara itu memberibatasan ‘kan, siapa warga negara itu?Warga negara itu adalah bangsa Indonesia yang mempunyai kewajiban dan hakyang sama yang tidak terpecah.Jadi bisa ditanya lagi, kenapa belumbanyak warga negara ini yang memahami atau mempraktekkan nilainilai dasar itu?Mestinya pendidikan dan pengajaran itumengenalkan dulu kemanusiaan dan kewarganegaraan itu. Nanti mereka akanpaham, bahwa bernegara itu rujukannyaUndang-Undang Dasar. Nah, UndangUndang Dasar ini adalah didasari atau diilhami oleh nilai-nilai dasar tadi. Ini dulu,tidak usah diterapkan kita ini turunandarimana. Masukkan yang riil. Yang riil,bangsa Indonesia itu hari ini, ini. Lepaskan turunan apapun. Tumbuh Undang-Undang Dasar ini karena punyadasar seperti ini. Itu ditanamkan terus,tapi juga tidak harus merupakan doktrinkaku. Terus seperti kita di sini menekankan, di tempat lain menekankan. Ujungujungnya kan kalau seluruh menekankandidengar seribu orang, terus ada sepuluhribu yang menyampaikan hampir sama.Tapi barangkali pernah ada kesalahan proses penyampaian?Bukan kesalahan. Belum terbentuk prosesseperti itu. Kalau kesalahan ‘kan bisadibuat.Kami pikir ada kesalahan?Ya, kalau mungkin disimpulkan, ya silahkan saja buat kesimpulan.Termasuk dan tahap apa, caranyaitu ‘kan...?Ya, itu simpulkanlah itu kalau gitu, haha.Kami sekarang kan begini, tanpa menyebut nama, apa-apa kita sampaikan gini.Dulu ada nilai-nilai P4 (PedomanPenghayatan dan Pengamalan Pancasila). Tapi mungkin prosesnya,kebijakan mendidiknya, bagaimanapandangan Syaykh?Saya tidak menanggapi yang itu, tapibahwa kita menyampaikan begini. Kitasemua punya kewajiban untuk mengajakdiri kita dan bangsa Indonesia meyakiniUndang-Undang Dasar ini dan landasandaripada Undang-Undang Dasar, nilainilai yang menghargai dasar negara.Apa pentingnya?Ini wadah kita, Indonesia ini wadah kita.Baik wadah berdialog, wadah berkarya,wadah berbangsa.T
                                
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50