Page 37 - Majalah Berita Indonesia Edisi 73
P. 37


                                    BERITAINDONESIA, Januari 2010 37LENTERArumahmu dan orang yang engkau belidengan uang harus disunat; maka dalamdagingmulah perjanjian-Ku itu menjadiperjanjian yang kekal(13). Dan orangorang yang tidak disunat, yakni laki-lakiyang tidak dikerat kulit khitannya, makaorang itu harus dilenyapkan dari antaraorang-orang sebangsanya, ia telahmengingkari perjanjian-Ku(14).Perjanjian Tuhan tentang sunat(khitan) ini terjadi tatkala Ibrahim a.s.berumur 99 tahun, sedangkan Ismaila.s. berumur 13 tahun (Kej. 7:24-25).Semua perjanjian ini dilaksanakan padadirinya, putranya (Ismail) dan seluruhkaum laki-laki yang di bawah tanggungjawabnya.Millah Ibrahim tentang sunat (khitan)ini menjadi tradisi (sunnah) yang terusdilaksanakan dalam Islam, yangtujuannya adalah untuk mencapai ridhaIlahi, sebagai pertanda kedudukan dihadapan Ilahi, bukan semata-matatradisi yang bersifat sosial.Sunat/khitan menjadi penjelmaan,penerapan janji, dan mengajak orang untukhidup dalam ketaatan sesuai denganperjanjiannya kepada Tuhan. Sebagianorang Jawa menamakan sunat/khitandengan nama “selam” (mungkin Islam)berarti ketaatan atau penyerahan diri.Tertumpahnya darah dalam sunatmerupakan ungkapan tuntunan yangmahal yang dibuat oleh Allah bagimereka yang dipilih dan dipanggil-Nyadan dicirikan dengan tanda perjanjianNya itu (khitan).Ajaran sunat ini juga menuntutrealitas penerapan hidup keseharian,agar seseorang sesuai dengan tandaperjanjiannya dengan Tuhan, darimengingatkan bahwa tanpa kenyataanberupa ketaatan kepada Tuhan, makatanda sunat itu menjadi hampa arti.Selanjutnya Tentang Ajaran KurbanIdul Kurban, yang hari ini kitarayakan, dengan melaksanakan shalatdan disusul dengan pemotonganbinatang kurban merupakan tuntunanNabi Muhammad S.A.W. yang dirujukdari ajaran Ilahi yang telah dicontohkanoleh nabi Allah Ibrahim a.s. yang dalamAl-Qur’an diistilahkan dengan “millahIbrahim”. Ibrahim yang berarti: bapaksejumlah besar bangsa, perubahan darinama awal Abram yang berarti “bapakyang dimuliakan”. Hidupnya dijadikanteladan iman terhadap Tuhan olehlapisan orang-orang muslim, baik Islam,Yahudi, juga Nasrani.Pada Idul Kurban kali ini ingindisampaikan tentang kesinambunganajaran yang dibawa oleh NabiMuhammad S.A.W., dengan ajaran NabiIbrahim a.s. , bukan tentang riwayatnyayang sebagian (kalangan Islam)menetapkan bahwa putra yang akandikorbankan itu adalah Ismail a.s.bersumber daripada nash Al-Qur’an37:102:Maka tatkala anak itu sampai (padaumur sanggup) berusaha bersama-samaIbrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakkusesungguhnya aku melihat dalam mimpibahwa aku menyembelihmu. Makafikirkanlah apa pendapatmu!” Iamenjawab: “Hai bapakku, kerjakanlahapa yang diperintahkan kepadamu;insya Allah kamu akan mendapatikutermasuk orang-orang yang sabar”.Dalam ayat ini tidak secara shorihmenyebut nama Ismail a.s. namun olehmufassir dengan isyarat anak yangsudah sampai batas umur dapat/sanggup berusaha, yang sudah mampudiajak tukar pikiran ketika firmanpengorbanan itu turun, Ismail a.s. sudahmencapai umur ± 16/17 tahun,sedangkan Ishak baru berumur sapih ±4 tahun. Penafsir ayat ini menetapkanIsmail a.s. yang dimaksud denganperintah Tuhan itu.Sedangkan pihak lain bersumber dariSuhuf yang terdapat dalam PerjanjianLama Kej. 22:2, ayat ini dengan jelasmenyebut nama: anak tunggal yakniIshak a.s.. Dari kebiasaan yang berlakupada zaman itu, putra yang dianggapdapat menjadi putra mahkota peneruskepemimpinan adalah anak yangdihasilkan dari pernikahan yang resmi,bunda Sarahlah yang dikatagorikan istriresmi, sedangkan bunda Hajar adalahwanita Mesir yang dijadikan pembantuoleh Sarah untuk keluarga Ibrahim a.s.Tatkala keluarga Ibrahim a.s. danSarah menyimpulkan bahwa merekamandul maka Sarah mempersilakanIbrahim untuk menikahi Hajarpembantunya itu, dan itu menurutbudaya pada zamannya sebagai istriyang tidak dapat mewariskan anaksebagai putra mahkota.Kedua-dua sumber ini tampaknyaterdapat “perbedaan” dalam menyebutnama putra yang dikorbankan. Namundalam prinsip kesediaan menerima ujianbesar itu, jawaban dari putra yang akandikorbankan itu adalah sama, baik darisumber pertama maupun sumber kedua,yakni, taat setia dengan penuh kesabaran,melaksanakan perintah Tuhan untukdijadikan korban sembelihan.Prinsip tunduk patuh, pasrah, danberserah diri secara tulus kepada Tuhandengan segala kudrat dan iradat-Nyasebagaimana yang dilakukan olehIbrahim a.s. dan kedua putra bagindaIsmail a.s. dan Ishak a.s. dalammenerima perintah-Nya melaksanakanpenyembelihan terhadap putranyakemudian putranya pun menyambutdengan tulus dan setia hati untukmenerimanya. Sehingga oleh Allah,Ibrahim a.s. yang tulus itu dikisahkandalam Al-Qur’an S. 3:67Bahwa Ibrahim bukanlah orangYahudi dan bukan pula orang Nasrani,namun dia adalah orang yang lurus, lagiberserah diri kepada Allah (muslim) dansekali-kali bukanlah dia termasukorang-orang musyrik.Agama seluruh nabi keturunanIbrahim a.s. khususnya anak cucu Ya’kuba.s. (bani Israel), dilukiskan oleh Allahdalam kitab suci Al-Qur’an S. 2:133.Adakah kamu menyaksikan tatkalamaut datang kepada Ya’kub, dan ketika iabertanya kepada anak-anaknya: Apakahyang akan kamu sembah sepeninggalku?Mereka menjawab: Kami menyembahTuhanmu dan Tuhan leluhurmu Ibrahim,Ismail, dan Ishak, dan kepada-Nya kamisemua pasrah (muslimun).Kemudian, Nabi Musa digambarkanmelalui pertobatan Fir’aun bahwa NabiMusa, membawa ajaran agar manusiapasrah (muslim) kepada Tuhan. Fir’aunberusaha tobat setelah melihatkebenaran, dilukiskan oleh kitab suci AlQur’an S. 10:90.Aku percaya bahwa tiada Tuhankecuali yang dipercayai oleh Bani Israil,dan aku termasuk orang-orang yangpasrah.Juga digambarkan tentang Nabi Isadan para pengikutnya, menunjukkanbahwa agama yang diajarkannya punadalah agama yang mengajarkan sikappasrah kepada Allah, diurai dalam AlQur’an S. 3:52:Maka tatkala Isa merasakankeingkaran mereka (kaumnya)berkatalah ia: Siapakah yang akanmenjadi pendukungku kepada Allah?Para pengikut setianya menjawab:Kamilah para pendukung (menujuAllah), kami beriman kepada Allah dansaksikanlah bahwa kami adalah orangorang yang berserah diri (muslimun).Semua agama yang benar adalahagama yang mengajarkan sikap pasrahkepada Allah. Karenanya setiap orangberagama juga seorang muslim, tetapdituntut untuk terus mengembangkandalam dirinya kemampuan dankemauan untuk tunduk patuh sertapasrah dan berserah diri kepada Tuhandengan setulus hatinya, hanya denganitu keagamaan seseorang dapat diterimaoleh Allah. Islam dalam pengertianseperti ini mesti dengan iman, sepertiIbrahim a.s. yang seluruh hidupnyamembuktikan, bahwa ia sungguhsungguh percaya kepada Allah denganiman yang mendalam dan pasrah yangsepenuhnya. Dan itulah Islam. „ BI
                                
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41