Page 26 - Majalah Berita Indonesia Edisi 79
P. 26


                                    26 BERITAINDONESIA, September 2010BERITA UTAMAMonorelMasih Sebatas PondasiWalaupun beberapa tiang pancang monorel sudahdibangun namun kepastian mengenai pembangunanmonorel masih menggantung.ika Anda melewati Jalan H Rasuna Said, Kuningan, Jakarta maka anda akan melihat tiang-tiangpancang monorel yang tegak berdiri. Tiang-tiang pancang itu sudah berdirisekitar 6 tahun yang lalu sejak mulaidibangun pada akhir tahun 2004. Sampaisaat ini, tiang-tiang pancang monorel itutampak sama seperti pertama kali dibangun, tidak ada kereta, tidak ada rel, cumatiang-tiang pancang saja yang tampakterbengkalai sehingga mengganggu keindahan kota Jakarta.Awalnya pembangunan monorel Jakarta yang bernilai 5,4 triliun rupiah iniakan dibangun dua jalur, jalur pertamamelayani Semanggi-Casablanca-Kuningan-Semanggi (jalur hijau) dan jalurkedua melintasi Kampung Melayu-Casablanca-Tanah Abang-Roxy (jalur biru).Namun proyek ini terhenti di tengah jalankarena PT Jakarta Monorail (PTJM)sebagai pihak pembangun dan pemegangkonsesi pengelolaan selama 30 tahunMonorel Jakarta kekurangan dana.Padahal pada 2005, Sutiyoso, GubernurDKI Jakarta saat itu, berkeyakinan danngotot bahwa proyek monorel ini layakdan menguntungkan sehingga akan banyak investor swasta menanamkan modalnya. Namun setahun kemudian, tahun2006, keyakinan Sutiyoso mulai melemahtetapi tetap ngotot meneruskan pembangunan Monorel Jakarta dengan memintatolong pada pemerintah untuk terlibat danmengambil alih proyek ini.Saat masalah pembangunan monorelbelum terselesaikan, pada pertengahan2007, Gubernur DKI Jakarta Sutiyosodigantikan oleh Fauzi Bowo. Sosok FauziBowo yang mengaku sebagai ahlinya mengatur kota Jakarta diharapkan bisa mencarijalan keluar bagi kejelasan pembangunanmonorel. Namun sudah 2,5 tahun sejakterpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta,Foke, panggilan Fauzi Bowo, belum dapatmemperlihatkan perubahan yang berarti.Fauzi menjelaskan, sebenarnya, proyekmonorel tersebut merupakan milik pihakketiga, PT Jakarta Monorail. Dalamproyek tersebut, Pemerintah Provinsi DKIJakarta hanya berkewajiban menyediakanjalur monorel. Hanya, dalam perjalananproyek tersebut, PTJM gagal mendatangkan investor, sementara mereka sudahmendirikan tiang pancang.Selama ini, seretnya investor, dalamkacamata Pemerintah Provinsi (Pemprov)lantaran kesalahan PTJM. “Sejak awalmereka memang tidak sanggup dan kinimereka malah lempar handuk,” ujar CucuAhmad Kurnia, Kepala Bidang InformasiPublik Pemprov DKI Jakarta. Di sisi lain,Pemprov menyadari bahwa keenggananinvestor lantaran monorel dianggapkurang memesona dari aspek bisnis danlebih berorientasi sosial.Soal monorel yang tidak layak secarabisnis itu sudah dilontarkan sejak awaloleh Ketua Dewan Transportasi KotaJakarta Azas Tigor Nainggolan. NamunPemprov ketika itu seperti tutup telinga.“Sejak 2006, saya sudah berkali-kalibilang ke Sutiyoso (Gubernur Jakartadulu, red) kalau jalur monorel ini tidakmenguntungkan,” papar Tigor. Pasalnya,jalur monorel hanya dibangun dalam duajalur yang minim penumpang; Jalur Hijau(Kuningan-Senayan) dan Jalur Biru(Kampung Melayu-Roxy).Kemudian soal ketidakmampuan mencari penyuntik dana itu dibantah PresidenDirektur PTJM Sukmawati Syukur. “Sebenarnya tidak sulit, malah kami sudahmelaporkan kepada pemerintah bahwaada beberapa investor dari Jepang, Chinadan Korea yang siap backup financing.Namun pemerintah saja tidak tegasmendukungnya,” ujar Sukmawati.Merasa sudah tidak puas dengan kinerja PTJM, Pemprov DKI Jakarta sudahberencana mengambil alih proyek itu.Namun, pengambilalihan ini tidak gampang. Sebab, Jakarta Monorail memintaPemprov DKI memberikan kompensasiatas investasi yang telah dilakukan. PTJMmengklaim, bila ingin mengambil alih,Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harusmembayar Rp 600 miliar.Namun, Pemprop DKI Jakarta tidakmenyanggupi hal tersebut. Kemudian,Pemprop DKI Jakarta meminta BadanPemeriksa Keuangan dan Pembangunan(BPKP) untuk mengaudit. Hasilnya, maksimal pembayaran hanyalah Rp 204 miliar.Setelah hasil audit BPKP itu lansir,mantan Gubernur DKI Sutiyoso angkatsuara. Sutiyoso meminta Pemprov DKIJakarta harus tegas mengenai proyekmonorel. Jika dinilai tidak layak menjaditransportasi di Ibu Kota langsung saja diputus dengan PTJM. Jika layak, cara terbaik yang bisa dilakukan sekarang adalahmempercepat proses pembangunan kembali monorel. Jika memang untuk melangkah ke proses percepatan itu harus melaluiproses penyelesaian pembayaran gantirugi ke PTJM, maka itu harus dilakukansegera. Tapi, setelah ganti rugi disepakatidan PTJM masih menolak menerima,maka segera putuskan saja secara sepihak.Menyadari semakin besarnya desakanagar proyek pembangunan monorel dilanjutkan kembali, Pemprov DKI Jakarta melakukan koordinasi dengan DepartemenPerhubungan. Hasilnya pembangunanproyek monorel masih lama. Menteri Perhubungan Freddy Numberi mengatakan, pembangunan itu akan berjalan tiga tahun lagi.Freddy mengungkapkan bahwa hinggasaat ini belum ada keputusan menyangkutsoal pendanaan dan lainnya . “Yang jelas,baru ada pembicaraan bahwa PemprovDKI akan melanjutkan kembali,” kataFreddy pertengahan Agustus lalu. „ DAPJTIDAK INDAH: Tiang raksasa untuk monorail malah mengganggu arus lalu lintasfoto: dok.berindo
                                
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30