Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 79
P. 28


                                    28 BERITAINDONESIA, September 2010BERITA UTAMAWaterwayHidupnya Seperti RumputSebaiknya Anda membuang jauh-jauh mimpi berwisata diJakarta melalui sungai seperti di Venesia, Italia.aktu menunjukkan pukul07.50 WIB saat KM Kerapuberangkat dari Karet keHalimun. Kapal yang berkapasitas maksimal 28 orang itu terlihatpenuh. Semua kursi menghadap ke arahdepan dengan formasi 2-2. Di bawah tiapkursi, disediakan jaket pengaman, plustata cara pemakaiannya yang terpampangdi sandaran kursi. Kapal ini merupakankapal tertutup seperti kapal pesiar yangdilengkapi jendela di kiri, kanan, dandepan sehingga memudahkan penumpang untuk melihat suasana di luar selamaperjalanan.Setelah melintas sepanjang 1,7 kilometer bertarung dengan sampah di SungaiCiliwung, KM Kerapu yang dilengkapi duamesin motor dengan kecepatan maksimal8 knot itu akhirnya tiba di Halimun sekitarpukul 08.00. Setelah semua penumpangdi kapal turun, penumpang baru yangmenunggu di pintu dermaga kemudianmasuk. Begitu seterusnya, aktivitas kapalpergi pulang Karet-Halimun.Namun, aktivitas kapal yang resmiberoperasi pada 6 Juni 2007 itu cumasejenak. Keberadaan transportasi massalyang diberi nama waterway itu ibaratrumput, hari ini ada, esok sudah hilang.Padahal rencananya, rute Halimun-Karetsepanjang 1,7 kilometer itu merupakanbagian dari perencanaan rute ManggaraiKaret sepanjang 3,6 kilometer. Rencananya, transportasi ini akan menghubungkan beberapa wilayah yang sebelumnya tak terlayani angkutan umum lain.Misalnya, kawasan Halimun, Stasiun KADukuh Atas, tepian Jalan KH Mas Mansyur, dan berakhir di pintu Karet, TanahAbang Jakarta Pusat. Sementara untukjangka panjang, waterway ini juga diwacanakan akan melayani sampai ke BanjirKanal Barat (BKB) dan Banjir KanalTimur (BKT).Untuk tahap awal, ketika itu waterwayberoperasi pada saat akhir pekan saja,yakni Sabtu dan Minggu, pukul 07.00-09.00 WIB dan 16.00-18.00 WIB. Kapalyang dioperasikan pun hanya dua, yakniKerapu III dan Kerapu VI. Dermaganyajuga baru ada 3 sepanjang rute HalimunKaret, yaitu Dermaga Halimun, DukuhAtas, dan Karet. Dermaga Halimun bisadiakses lewat busway koridor VI dan IVyang melewati Halte Halimun. SedangkanDermaga Dukuh Atas bisa dicapai denganmenggunakan busway koridor IV yangsinggah di Halte Dukuh Atas.Saat waterway diresmikan, kala ituwarga Jakarta sempat merasa senang danbangga. Karena dengan kehadiran angkutan itu, kemacetan di Jakarta bisa sedikitdikurangi. Atau setidaknya, kota Jakartabisa semakin cantik. Sebab, waterway iniakan menjadi sarana wisata di Jakarta,seperti perahu Gondola di Venesia, Italia.Kebersihan sungai juga akan bertambahkarena perhatian pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kebersihan sungaijuga otomatis akan meningkat.Terkait dengan itu, masyarakat tadinyasudah sempat berkhayal bisa berwisatamengitari Jakarta lewat jalur sungai. Jugamembayangkan bagaimana indahnya jikasuatu saat daerah-daerah yang tadinyakumuh, seperti Kampung Pulo di JakartaTimur yang selalu jadi langganan banjir,akan berubah menjadi stasiun angkutanair atau jadi taman tempat wisata.Tapi, kini setelah tiga tahun lebihberlalu, keberadaan waterway berhenti diperesmian saja. Karena, pembangunanwaterway ini belakangan tidak lagi terdengar. Pembangunan pola transportasimakro pun tampaknya sudah mengesampingkan angkutan air ini. Disebut demikian, sebab jika pembangunan modatransportasi lain masih terus berlanjutwalaupun lambat, pembangunan waterway ini justru tampak sudah tidak diingat.Hal tersebut terlihat dari belum adanyatindakan nyata pemerintah untuk melanjutkan rencana tersebut, seperti melakukan pembebasan bangunan di sepanjangbantaran kali atau melakukan pengerukan. Bahkan, proyek Banjir Kanal Timur(BKT) yang sedang berjalan tampaknyatidak menggandeng rencana pembangunan waterway. Pasalnya, pembangunan jembatan-jembatan penyeberangan di sepanjang jalur BKT itu tergolongmasih rendah sehingga dikhawatirkantidak bisa dilewati kapal. Di samping itu,di bantaran kali juga masih diperbolehkanmendirikan tiang besar, padahal rencanaawal, bantaran BKT itu tadinya akandibuat jadi jalan tol atau jalan raya.Pembebasan bantaran kali dari bangunan-bangunan milik penduduk yangmenjadi salah satu kendala dalam pembangunan waterway juga dinilai tidakkonsisten. Sebab, pembebasan yang sudahsempat dimulai seperti di Kali Ciliwungantara Jatinegara dan Manggarai kiniberhenti kembali, bahkan daerah yangsudah dibebaskan itu kini tampaknyahendak dihuni kembali oleh penduduk.Banyaknya sarana jembatan yang tergolong pendek sehingga sulit dilalui kapaljuga dijadikan biang kerok mandeknyapembangunan waterway yang sudahmenghabiskan dana hampir Rp 200miliar itu. „ SIT, PANWfoto: dok.berindoTERBENGKALAI: Setelah menghabiskan dana hampir Rp 200 miliar
                                
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32