Page 27 - Majalah Berita Indonesia Edisi 79
P. 27
BERITAINDONESIA, September 2010 27BERITA UTAMASubwayEnam Tahun LagiRBila tidak ada aral melintang, subway akan mulaiberoperasi di Jakarta pada 2016.asanya akan bagus sekali bilaJakarta memiliki kereta berstandar internasional (berpendingin udara dan teknologi terdepan untuk keselamatan penumpang)melintas di bawah tanah. Kereta bawahtanah (subway) itu akan membawa kitadari Lebak Bulus ke Dukuh Atas dalam 28menit. Kereta yang melintas untuk mengangkut penumpang pun hanya berselang5,5 menit. Setiap stasiun dilengkapidengan eskalator dan lift.Angan-angan itu tidak lama lagi akanmenjadi kenyataan. “Konstruksi proyekMRT akan mulai dibangun pada tahun2012 dan ditargetkan beroperasi tahun2016,” ujar Head of Corporate Communication PT MRT Jakarta, MapalaguptaSitorus saat jumpa pers di RestoranBaruna, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusatpertengahan Agustus lalu.Subway tersebut rencananya akandibangun dalam empat koridor. Tahappertama akan dibangun koridor SelatanUtara yakni dengan rute Lebak Bulussampai Bundaran HI. “Jaraknya 15.5 kilometer, setelah itu baru koridor keduadengan rute Bundaran HI sampai Kampung Bandan,” tambah Dirut PT MRTTribudi Rahardjo. Tahap kedua akandibangun koridor Timur-Barat.Sebelumnya, pada waktu yang berbeda,Arif Rahmat dari divisi Project Management MRT optimistis proyek MRT akanberjalan mulus. Menurutnya, dana sudahtersedia, berasal dari bantuan Jepang(JICA). Diperkirakan, dana yang dibutuhkan mencapai Rp15 triliun.“Dana sebesar itu belum final, karenamasih menunggu finalisasi desain yangterus digarap hingga awal 2011. Yang jelas,proyek ini pasti berjalan, dan bakalmenjadi milik DKI,” kata Arif dalamsiaran pers PT JIEXPO, penyelenggaraArena Jakarta Fair.Bila dirunut ke belakang, pembangunanmoda ransportasi yang satu ini sebenarnya sudah merupakan rencana lama.Perencanaan pembangunan MRT inisudah dimulai dari penyusunan Masterplan Angkutan Umum Terpadu Jabodetabek oleh Departemen Perhubunganpada tahun 1990-1992. Dalam tahap ini,Dephup mengusulkan Pola TransportasiTerpadu antara kereta api, light rail, danbus untuk Jakarta.Selanjutnya, desain dasar oleh konsorsium Indonesia-Jepang-Eropa pada 1995-1996 dengan kesimpulan bahwa proyekini tidak layak dilakukan dengan skemapembiayaan swasta penuh (BOT) karenabiaya yang dapat ditutup dengan perolehan tiket hanya sebesar 15%. Berdasarkan desain dasar itu, pada 1999 Departemen Perhubungan pun mengusulkanagar proyek ini dibiayai oleh pemerintahdengan partisipasi swasta yang minimal.Kemudian, Gubernur DKI Jakarta yangwaktu itu dijabat Sutiyoso mengeluarkanKeputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 84 tentang Pola TransportasiMakro (PTM) yang merupakan masterplan penanganan masalah transportasi diJakarta. Salah satu solusi masalah transportasi adalah dibangunnya sarana transportasi massal yang prima dan terintegrasi dengan moda tranportasi lainnya.Sarana transportasi massal dimaksudadalah Mass Rapid Transit (MRT).Pada 2 Maret 2004, Gubernur Sutiyosokemudian menandatangani nota kesepahaman (MoU) antara DepartemenPerhubungan RI dan Pemprov DKI Jakarta tentang pengembangan MRT dengan prioritas Koridor Lebak BulusFatmawati-Blok M-Monas-Kota. Selanjutnya berdasarkan MoU tersebut, padaJuli 2004 Departemen Perhubungankemudian mengeluarkan studi Implementation Program for Jakarta MRT System(Lebak Bulus-Dukuh Atas).Pada Maret 2005, studi pada tahun 2004itu direvisi kembali menjadi Revised Implementation Program (Revised IP) for Jakarta MRT System (Lebak Bulus-DukuhAtas). Atas dasar studi Revised IP tersebut,Pemerintah Republik Indonesia kemudianmengajukan permintaan kepada Pemerintah Jepang untuk membiayai proyekpembangunan MRT ini. Selanjutnya, padaDesember 2005 dibuat beberapa kesepakatan yang dituangkan dalam Minutes of Discussion (MoD) yang ditandatangani olehpihak Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Bappenas, DepartemenPerhubungan, dan Pemprov DKI Jakarta.Dengan telah direvisinya UU Nomor 13tahun 1992 tentang Perkeretaapian menjadi UU Nomor 23 tahun 2007, makakewenangan penyelenggaraan saranaprasarana perkeretaapian yang sedianyadikuasai oleh pemerintah pusat melaluiBadan Usaha Milik Negara (BUMN),menjadi dapat diselenggarakan olehbadan usaha yang dibentuk oleh pemerintah daerah.Atas dasar itu, pada tanggal 17 Juni2008 Pemprov DKI mendirikan PT MassRapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta)sebagai pelaksana pembangunan, setelahsebelumnya sudah mendapatkan persetujuan DPRD Provinsi DKI Jakarta melalui Perda No 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan BUMD PT MRT Jakarta danPerda No 4 Tahun 2008 tentang Penyertaan Modal Daerah di PT MRT Jakarta.Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowosebagai pengganti Sutiyoso tampaknyabertekad melanjutkan pembangunan subway ini. Di depan anggota DPRD DKIJakarta pada penyampaian paparanRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2007-2012 diGedung DPRD DKI, 21 Januari 2008,Fauzi Bowo saat itu sudah mengatakanrencananya untuk membangun MRT. Halitu ia pertegas lagi akhir Juni 2010 lalu.“Kami harapkan bisa berjalan sesuairencana sehingga pembangunan MRTbisa berjalan secara sinergis,” kata FauziBowo di Jakarta. Namun untuk mencapaiproyeksi itu, Fauzi mengaku tidaklahmudah. Menurutnya, dibutuhkan kerjasama dari seluruh masyarakat dan instansi terkait. MS, PANfoto: ist