Page 24 - Majalah Berita Indonesia Edisi 81
P. 24
24 BERITAINDONESIA, Desember 2010BERITA UTAMAfoto: dok.berindoBeberapa pihak menyebut salah satu indikasikekurangberhasilan Pemerintahan Susilo BambangYudhoyono (SBY) adalah masih tetap tingginya angkakemiskinan di Indonesia. Namun, Presiden SBY justrumengklaim bahwa pemerintahannya telah suksesmenurunkan angka kemiskinan.residen menyebut, penurunanangka kemiskinan selama enamtahun masa pemerintahannyasudah 3,6 persen. Disebut, angkakemiskinan pada 2004 adalah 16,9 persen. Lalu, selama enam tahun pemerintahannya, angka itu disebutnya turunmenjadi 13,3 persen. Menurut Presiden,penurunan tersebut, sudah lebih baikdaripada capaian negara-negara lain.Presiden menambahkan, sebuah studimengatakan bahwa sebuah negara bisadikatakan baik jika mampu mengurangiangka kemiskinan hingga 0,3 persensetiap tahun.Dalam lampiran Pidato Kenegaraan(16/8/2010) dipaparkan pula bahwatingkat kemiskinan pada tahun 2010menurun dibanding tahun 2009. Padabulan Maret 2010, jumlah pendudukmiskin (penduduk dengan pengeluaranper kapita per bulan di bawah gariskemiskinan nasional), baik secara absolutmaupun persentase mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan padabulan Maret tahun 2009. Jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2009sebanyak 32,53 juta menurun menjadi31,02 juta pada bulan Maret 2010.Dengan demikian, jumlah pendudukmiskin pada bulan Maret 2010 menurunsebesar 1,51 juta dibandingkan denganjumlah penduduk miskin pada bulanMaret 2009, atau setara dengan penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,82persen.Selama periode Maret 2009 hinggaMaret 2010, penduduk miskin di daerahperkotaan berkurang 0,81 juta, yaitu dari11,91 juta pada bulan Maret 2009 menjadi11,10 juta pada bulan Maret 2010. Sementara itu, di daerah perdesaan berkurang0,69 juta orang, yaitu dari 20,62 juta padaMaret 2009 menjadi 19,93 juta pada bulanMaret 2010. Meskipun demikian, proporsijumlah penduduk miskin antara daerahperkotaan dan perdesaan tidak banyakberubah selama periode ini. Pada bulanMaret 2009, sebanyak 63,38 persenpenduduk miskin berada di daerah perdesaan, sedangkan pada bulan Maret2010 menjadi sebesar 64,23 persen.Klaim pemerintah yang sedang berkuasa itu adalah wajar. Semua pemerintah Indonesia, dari sejak rezim Soekarno,Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawatihingga SBY, selalu mengatakan telahberhasil menurunkan angka kemiskinansebagai bukti tekad untuk mengakhirikemiskinan yang membelenggu rakyat.Tapi target mengakhiri (mengurangi)kemiskinan itu, selalu masih jauh dariharapan. Hingga hari ini, lebih 90 jutarakyat Indonesia masih berada di bawahgaris kemiskinan, jika mengacu padakriteria Bank Dunia, berpendapatan minimal USD 2 per kapita per hari.Dan jika mengikuti standar yang digunakan pemerintah (BPS), jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah GarisKemiskinan yakni Rp.211,726) di Indonesia pada Maret 2010 mencapai 31,02 juta(13,33 persen). Turun 1,51 juta dibandingkan dengan Maret 2009 sebesar32,53 juta (14,15 persen).Penurunan ini jauh lebih kecil daripadapenurunan angka kemiskinan dari Maret2008 ke Maret 2009. Sebagaimana dikemukakan Kepala BPS Rusman Herawa,pada Maret 2009 jumlah pendudukmiskin mencapai 32,53 juta jiwa, sementara pada Maret 2008 mencapai 34,96juta jiwa, turun 2,43 persen. Sedangkanpenurunan angka kemiskinan dari Maret2009 ke Maret 2010 hanya sebesar 0,82persen.Jika dilihat dalam realita, jumlahpenduduk miskin Indonesia jauh dari angka yang dipublikasikan pemerintah (BPS)tersebut. Pertanyaannya, apakah realistisorang yang berpengeluaran Rp.7000 perhari untuk semua kebutuhannya, mulaidari makan dan segala kebutuhan lainnya,tidak lagi tergolong miskin.Barangkali akan lebih realistis bilapenentuan garis kemiskinan mengacupada Bank Dunia yakni berpendapatansebesar USD 2 per kapita per hari, ekivalen Rp. 552.000 per bulan (kursRp.9.200/USD 1). Jika mengacu padaBank Dunia, maka jumlah orang miskindi Indonesia lebih 90 juta orang.Maka, kini saatnya para elit (penguasa)pengambil kebijakan politik ekonomi Indonesia segera bertobat, supaya rakyattidak makin miskin. Guru Besar IPB ProfAli Khomsan dengan nada tanya mengatakan apakah pemerintah telah gagal dalamPKemiskinan dalamStatistik dan RealitasKemiskinan dalamStatistik dan RealitasAngka kemiskinan versi pemerintah berbeda dengan ke