Page 25 - Majalah Berita Indonesia Edisi 81
P. 25
BERITAINDONESIA, Desember 2010 25BERITA UTAMAprogram penanggulangan kemiskinan?Bagaimana dampak program beras untukrakyat miskin (raskin), Asuransi Kesehatan untuk Rakyat Miskin (Askeskin),sekolah gratis, kompor gas gratis yangselama ini dimaksudkan untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat miskin?Menurut Prof Ali Khomsan, kehidupanyang kini dirasakan semakin sulit membuat rakyat miskin memimpikan kembalizaman normal ataupun zaman Orde Baruyang meski sama-sama sulit, saat ituharga pangan relatif terjangkau oleh dayabeli mereka.Semua rakyat kecil merasakan betapaharga berbagai barang, termasuk kebutuhan bahan pokok semakin membubung,terlebih setelah pemerintah menaikkantarif dasar listrik, mulai 1 Juli 2010. Tentusaja, kondisi ini membuat beban rakyatyang sudah berat semakin berat.Dengan tidak menafikan perlunyastatistik naik turunnya angka kemiskinan,tetapi yang lebih merasakan apakahakibat dari kenaikan harga ini sangat luarbiasa adalah rakyat miskin itu sendiri.Bagi mereka, logika dan realitasnya adalah jumlah warga miskin akan bertambahbanyak karena harga-harga semakintinggi dan tidak diimbangi kenaikanpendapatan. Akibatnya, semakin banyakwarga yang tidak mampu memenuhikebutuhan dasarnya, seperti pangan,sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan.Mungkinkah orang mampu memenuhigizi jika hanya mampu makan sekalisehari tanpa lauk yang memadai? Mungkinkah seseorang memenuhi kebutuhankesehatan hidup dan pendidikan anakanaknya jika untuk membeli beras saja diatidak mampu?Hal ini pulalah menjadi lingkaran setankemiskinan yang Indonesia tidak pernahkeluar dari belenggunya. Semua orangtahu bahwa jalan yang bisa digunakanuntuk memutus mata rantai lingkaransetan kemiskinan adalah kesempatanmemperoleh pendidikan. Namun kemiskinan, telah membuat si miskin sulituntuk memperoleh pendidikan. Karenakebijakan pendidikan tidak memberikesempatan luas kepada orang miskin.Pelita Online, sebuah media penguatanmasyarakat sipil menulis, beberapa program pengentasan kemiskinan yang telahdilakukan cenderung mengalami kegagalan karena pendekatan yang digunakanjuga salah dan tidak menyentuh akarpersoalan kemiskinan yang banyak dialami masyarakat (www.lkts.org/pelitaonline/index.php).Pertama, kebijakan yang tidak menyentuh pada akar persoalan kemiskinanmasyarakat. Kenaikan harga-harga barang kebutuhan pokok yang membuatmasyarakat tidak mampu memenuhikebutuhanya dan semakin terpuruk padakemiskinan disikapi dengan memberikankonversi dan pembagian beras dan lainsebagainya.Kedua, sebagai persoalan multikompleks, seharusnya pendekatan yang digunakan juga tidak melulu pada satuaspek akan tetapi banyak aspek secaraterpadu, konsisten, dan berkesinambungan harus dilakukan. Termasuk pelibatan warga miskin untuk mampu menemukan akar persoalan kemiskinan yangdihadapi, juga harus dilakukan.Ketiga, konsep pengentasan kemiskinanyang berbeda pada (pemerintah, LSM,perguruan tinggi) membuat konsep initidak membekas pada warga miskin.Keempat, pengentasan warga miskindijalankan sebagai proyek dengan targettarget tertentu dan waktu yang tersediaterbatas. Pemikiran mengenai proyekmembuat orang mudah terjebak, bahkanmenjadi kesempatan menjarah uangNegara (korupsi). Makanya, miskin masihmenjadi salah satu tanda Indonesia hariini. BI/CRS-MSkenyataan.