Page 21 - Majalah Berita Indonesia Edisi 85
P. 21
BERITAINDONESIA, Desember 2012 21Y BERITA WAWANCARAngan kekuatan maritimnya?AS: Sebenarnya tinggal dengan komitmen kita saja mengelola sumber dayamaritim itu. Sekarang sudah terlihathanya pada potensi perikanan yang sudahdikelola meskipun hasilnya belum sesuaidengan harapan. Tetapi budaya belumdan masih perlu diteruskan. Kemudianeksplorasi kekayaan yang di tengah laut(Migas) sekarang sudah mulai banyak tapijuga perlu terus dilakukan.Kalau prediksi saya, tinggal kebijakanyang dilakukan mengarah ke mana. Tapikalau kebijakan menggenjot ini secepatmungkin pasti akan lebih baik.BI: Berarti sebaiknya dari Angkatan Laut jadi Presiden supaya visimaritimnya menyala?AS: Ha-ha-ha. Banyak teknorat kita yangbervisi maritim, saya kira tidak harus TNIAngkatan Laut.BI: Tapi penghayatan dan tantangan maritimnya pasti di AngkatanLaut, karena yang menggumuli lautitu secara sistematis dan mendalammasih di AL?AS: Tapi tidak harus seperti itu, artinyaorang bervisi ke sana itu cukup banyak.BI: Tapi kita bisa menafsirkanseperti itu, kita bisa berpikir kearah itu, supaya menempatkan orang itu pada posisi zaman dankompetensinya. Supaya Indonesiamaju harus mendayagunakan potensi lautnya, itu kira-kira?AS: Iya, kita tidak mendikotomikan. Yangmenguasai masalah kemaritiman adalahAngkatan Laut, juga belum pasti.BI: (Ini pertanyaan sebagai Panglima, tidak bakalan mau kali Andamenjawab ini, ha-ha-ha). Tapisebagai warga bangsa, putra bangsayang terpilih sebagai Panglima TNI,kalau misalkan rakyat menghendaki Anda menjadi presiden, misalnyagitu. Apa kira-kira?AS: Kalau nggak bisa dijawab nggak usahditanyakan (ha-ha-ha). Nggak, janganberangan-angan untuk itu.BI: Kan boleh visinya bukan obsesinya?AS: Setiap orang harus tahu batas kemampuannya. Jadi harus tahu juga bataskemampuan sehingga sampai di mana iaperlu berpikirnya, sampai di situ saja kali.BI: Bukan obesesi ya, tapi visi.Kalau Tuhan memberi kesempatanmelalui pilihan rakyat. Kalau mengikuti alur pikiran Anda, bukan darialur obsesi jabatan itu. Tapi kalauitu dihantarkan pilihan rakyat ataskehendak Allah, apa kira-kira?AS: Jadi begini, karena seseorang ituuntuk menuju ke arah ke sana, dia harusmenjadi politikus. Harus menjadi politikus dulu. Padahal sekarang TNI tidakboleh berpolitik, jadi jangan tanya itu (haha-ha).BI: Tapi visi politik TNI diyakinimasih lebih tajam dari seorangpolitikus praktis. Kendati TNI tidakberpolitik praktis, bukan berartivisi politiknya malah lebih rendah,kan tidak. Bahkan politik negarayang pasti lebih tinggi dimiliki olehorang-orang yang terdidik secarasistematis dalam lingkungan TNI?AS: Jadi pertanyaannya jangan begitu….BI: Oke. Menurut Anda, apa syaratutama yang harus dimiliki seseorang untuk layak jadi pemimpinnasional, khususnya Presiden RI?AS: Untuk menjadi Presiden RI yangmerupakan negara besar dengan luaswilayahnya, jumlah penduduknya, keragaman sukunya, jumlah bahasa daerahnya, jumlah suku bangsanya, tingkatsosial masyarakat, kondisi geografinya,membutuhkan seseorang yang memilikikomitmen yang tinggi untuk benar-benarmencurahkan seluruh kemampuan intelektual, spiritual, emosional pada pengabdian kepada bangsa dan negara yangdilandasi dengan karakter kepemimpinanyang kuat, memiliki visi dan misi yangjelas, dilandasi dengan sifat-sifat negarawan yang sejati.Kepemimpinan demikian sangat diharapkan oleh bangsa ini untuk menggapaikondisi masyarakat Indonesia yang lebihbaik yang benar-benar mencerminkankemerdekaan Indonesia yang sebenarbenarnya sesuai dengan Sila Kelima dariPancasila, yaitu Keadilan Sosial BagiSeluruh Rakyat Indonesia.Mencermati kondisi geografi, demografi dan kondisi sosial Indonesia tersebut, pemimpin nasional harus mempunyai syarat minimal sebagai berikut:Pertama, Problem Solver. Seorangpemimpin dituntut mampu membuatkeputusan penting dan mencari jalankeluar dari permasalahan. Sebagai ‘nakhoda’ adalah yang berkewajiban mengemudikan ‘kapal’ ke arah yang besar danbenar;Kedua, Bersikap Positif. SetiapPanglima TNI Laksamana Agus Suhartono