Page 12 - Majalah Berita Indonesia Edisi 87
P. 12


                                    12 BERITAINDONESIA, Maret 2013BERITA UTAMAZAnas Urbaningrum, Ketua Umum PartaiDemokrat menuliskan ‘Politik ParaSengkuni’ dalam status BlackBerry Mes- senger (BBM) miliknya. Statusnya ini menimbulkan banyak spekulasi karena ditulisnyasetelah Menteri ESDM Jero Wacik dan MenteriKoperasi dan UKM Syarif Hasan menggelarkonferensi pers menanggapi hasil survei melorotnya elektabilitas Partai Demokrat denganmendesak Anas Urbaningrum segera mengundurkan diri dari jabatan ketua umum sertamendesak SBY selaku Ketua Majelis Tinggiuntuk segera turun tangan.Berbagai pihak berspekulasi bahwa sebutan‘Politik Para Sengkuni’ itu ditujukan kepadaorang-orang yang mendesaknya lengser, diantaranya Jero Wacik dan Syarief Hasan. MeskiAnas sendiri mengatakan bahwa politik paraSengkuni itu tidak ada kaitannya denganramainya desakan beberapa elit PD menanggapi survei tersebut. “Apa kaitannya, tidak ada.Jangan dihubungkan, meskipun Anda bebashubungkan itu,” kata Anas yang mengaku seHasil survei ini tampaknya sangatmenakutkan. Sekretaris Kabinet DipoAlam membantah hasil survei tersebut.Menurut Dipo, Presiden akan tetap fokusbekerja hingga akhir masa jabatan. “Tidakbenar hasil survei itu. Terlalu berlebihan,”kata Dipo sebelum sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Senin(18/2/2013). Dipo pun meminta paramenteri untuk menjelaskan bahwa Presiden SBY tetap fokus mengurus negara.Perlawanan pendukung Anas dan hasilsurvei LSI ini tampaknya telah mengubahskenario strategi ’penyelamatan partai’oleh Majelis Tinggi. Hal ini terlihat darirealitas penyelenggaran Rapimnas PartaiDemokrat, Minggu 17/2/2013 di Jakartayang semula digemborkan akan berujunglengsernya Anas, ternyata berlangsungantiklimaks. SBY dan Anas tampakberbincang bahkan berbisik akrab. Duapolitisi tengah memainkan peran denganjitu. Rapimnas itu berlangsung tertutup.Acara pembukaan dimulai pada pukul13.00 WIB dan penutupan pada pukul16.45 WIB. Diawali laporan dari KetuaUmum Anas Urbaningrum soal kesiapanRapimnas sekitar 10 menit. (Padahalsebelumnya kewenangannya sudah dipreteli dan tidak lagi dilibatkan dalampersiapan Rapimnas). Dilanjutkan dengan pembekalan dan arahan dari KetuaMajelis Tinggi SBY selama 60 menit.Kemudian, para peserta dari DPD danDPC yang telah menandatangani paktaintegritas menyerahkan kepada panitiayang dilakukan secara simbolik mewakiliSumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,dan Papua. Setelah itu digelar konferensipers selama 20 menit. Dilanjutkan dengan foto bersama dan doa.Para pengamat menyebut, Rapimnastersebut sebagai bukti kuatnya pendukung Anas di PD. Pengamat politik dariLingkar Madani Indonesia (Lima) RayRangkuti di Jakarta, Senin (18/02/2013)mengatakan Rapimnas ini merupakankegagalan SBY untuk yang kesekian kalidalam upaya mendongkel Anas daritampuk ketua umum Demokrat yangselalu berujung antiklimaks.Setelah itu, harapan satu-satunya untuk bisa mendepak Anas dari posisi KetuaUmum hanyalah dengan mengandalkanKPK untuk segera menetapkan Anassebagai tersangka korupsi. Jika tidak,kekuatan, kewenangan dan pengaruhAnas Urbaningrum di Partai Demokratakan benar-benar kokoh dan tak bisadikendalikan oleh SBY. Contohnya, dalampenyusunan daftar caleg, KPU (undangundang) hanya mengakui tanda tanganketua umum, KPU tidak mengenal Majelis Tinggi. Begitu pula dalam pencalonanpresiden. Bukankah sudah ada jurisprudensi tentang hal ini? Yakni pengalamanGus Dur sebagai Ketua Dewan Syuro PKByang dikalahkan oleh Muhaimin Iskandarselaku Ketua Umum PKB?Tentu saja hal ini tidak dikehendakioleh SBY selaku pendiri dan Ketua MajelisTinggi partai. Apalagi kekuatan pengurusdaerah dan cabang sudah cenderung lebihdikuasai oleh Anas. Suka atau tidak, masihkuat kesan di publik bahwa SBY selakupendiri dan ‘pemimpin tertinggi’ masihcenderung bertindak sebagai pemilikPartai Demokrat. Sama seperti kebanyakan pendiri partai lain. Hal inilah yangmembuat partai ini tak pantas disebutpartai modern. Nepotisme dalam partaiini juga masih sangat kental. Bayangkan,orang yang sama sekali belum punyapengalaman politik bisa langsung menjadiketua umum dan Sekjen partai hanyakarena hubungan kekerabatan.Lalu, bagiamana cara untuk menghempang laju pengaruh dan kekuatan Anas diPartai Demokrat?Nabok Nyilih TanganBeruntung! Komisi PemberantasanKorupsi (KPK) sengaja atau tidak, sadaratau tidak, telah membuka jalan lebarbagi SBY dan para loyalisnya untuk memaksa Anas mundur dari jabatan KetuaUmum Partai Demokrat. Pada Jumat 22Februari 2013, KPK setelah melalui rapatgelar perkara menetapkan Anas Urbaningrum sebagai tersangka kasus proyekHambalang. Juru Bicara KPK Johan Budidalam keterangan pers menjelaskansemua pimpinan dan tim penyidik KPKsepakat meningkatkan status Anas sebagai tersangka. Ketika menjabat sebagaianggota DPR, Anas diduga menerimahadiah dalam proyek pembangunan PusatPendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang.KPK menjerat Anas dengan menggunakan pasal 12 huruf a Undang-undangNomor 31 Tahun 1999. Pasal 12 huruf a UUNomor 31 Tahun 1999 junto UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001 tentangPemberantasan Tindak Pidana Korupsitersebut adalah pemberian dalam arti yangluas, yakni meliputi pemberian uang,barang, rabat (diskon), komisi, pinjamantanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitaspenginapan, perjalanan wisata, pengobatancuma-cuma, dan fasilitas lainnya.Penetapan KPK ini, sebelumnya telahdiwarnai berbagai spekulasi. Mulai daripernyataan Ketua KPK Abraham SamadJumat, 8 Februari 2013 yang dilansirsebuah media, bahwa seluruh pimpinanlembaga antirasuah itu telah sepakatuntuk menetapkan Ketua Umum PartaiDemokrat, Anas Urbaningrum, sebagaitersangka. Namun, surat perintah penyidikan kasus suap tersebut masih belumditeken, walau sudah disiapkan.“Sudah sepakat, tetapi kan harus ditandatangani semua (pimpinan KPK),” ujarAbraham seusai melantik Direktur Penuntutan KPK, Ranu Mihardja, dan SekretarisJenderal KPK, Anis Zaid Basalama, dikantornya, Jumat, 8 Februari 2013. Abraham mengatakan KPK belum menekensurat itu lantaran tiga dari pimpinannyamasih bertugas di luar daerah, yakniPolitik Para Sengkunicara kebetulan tengah membaca cerita Mahabarata’.Menjawab pertanyaan pers tentang siapayang dia maksud sebagai pelakon politikSengkuni itu, Anas berkelit. Anas menjelaskan,bahwa dia kebetulan sedang baru belajar cerita Mahabarata. Cerita legendaris dari Indiaitu memuat perang saudara antara Kurawa danPandawa yang penuh intrik politik, salah satunya keterlibatan Sengkuni. Anas mengaku baru mengetahui sedikit cerita soal Sengkuni. “Kalau saya sudah selesai baca, nanti Anda sayakasih tahu tentang Sengkuni itu siapa,” ujarnya.Sebagaimana dikisahkan dalam cerita Mahabarata karangan Vyasa, Sengkuni adalahpatih di Astina, sebuah kerajaan yang diperintaholeh pimpinan Kurawa, Prabu Duryudana.Dalam lakon Mahabrata, Sengkuni yang secarafisik digambarkan berbadan kurus denganmuka tirus dan cara bicara yang lemah, tetapimemiliki watak menjengkelkan, licik, senangmenipu, menghasut, memfitnah dan munafik.Gambaran tentang Sengkuni adalah refleksi
                                
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16