Page 14 - Majalah Berita Indonesia Edisi 87
P. 14
14 BERITAINDONESIA, Maret 2013BERITA UTAMAZnas Urbaningrum mengemukakanhal itu dalam pidato tanpa tekspernyataan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokratdi hadapan wartawan di kantor DPPPartai Demokrat, Jakarta, Sabtu (23/2/2012), setelah sehari sebelumnya ditetapkan KPK sebagai tersangka dalam kasusdugaan korupsi proyek Hambalang.Mantan Ketum PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu sebelumnya merasasangat yakin tidak akan punya statushukum di KPK, karena dia yakin KPKbekerja independen, mandiri dan profesional dan tidak bisa ditekan oleh opini dankekuatan sebesar apapun itu. Namun, diabaru mulai berpikir akan punya statushukum di KPK, ketika ada semacamdesakan agar KPK segera memperjelasstatus hukumnya yang diikuti rangkaianbocornya sprindik (surat perintah penyidikan), serta ketika dia dipersilakan untuklebih fokus menghadapi masalah hukumdi KPK, yang berarti dia sudah divonispunya status hukum tersangka.Mantan Anggota Komisi PemilihanUmum (2001-2005) ini menyebut dirinyaibarat bayi yang lahir tidak diharapkandalam Kongres Partai Demokrat 2010, dimana dia terpilih sebagai Ketua Umum,mengalahkan Andy Mallarangeng yangdidukung penuh oleh Susilo BambangYudhoyono. Sehingga dia mengalamirangkaian peristiwa politik dan organisasidi Partai Demokrat yang pada waktunyaakan dia ceritakan lebih panjang.Berkaitan rangkaian peristiwa ini, Anasmenegaskan: “Di atas segalanya, sayaingin menyatakan barangkali ada yangberpikir bahwa ini adalah akhir darisegalanya. Barangkali ada yang meramalkan dan menyimpulkan ini adalah akhirdari segalanya. Hari ini, saya nyatakan inibaru permulaan. Hari ini saya nyatakanini baru sebuah awal langkah-langkahbesar. Hari ini saya nyatakan ini baru halaman pertama. Masih banyak halamanhalaman berikutnya yang akan kita bukadan baca bersama. Tentu untuk kebaikankita bersama.”Setelah menyampaikan pernyataantersebut, Anas Urbaningrum melepasjaket biru kebesaran Partai Demokrat.Politisi muda yang ‘Piawai Memilih Kata”yang diapresiasi oleh TokohIndonesia.com sebagai figur yang kalem, santun,cerdas dan terampil dalam komunikasipolitik membuat namanya digadanggadang sebagai salah satu sosok unggulandi teras perpolitikan nasional masadepan. Dia memang bukanlah politisisembarangan. Dia politisi yang sudahterasah berorganisasi sejak kecil. Diaberpengalaman sejak menjadi SekretarisOSIS MTsN Kunir (1983-1984), KetuaSKI OSIS SMAN Srengat (1986-1987),dan Kelompok Studi Dharmawangsa,Surabaya (1989-1992).Lulusan terbaik FISIP UniversitasAirlangga (1992) itu lebih dulu menjabatKetua Badko Himpunan Mahasiswa Islam(HMI) Jawa Timur, sebelum terpilihmenjadi Ketua Umum PB HMI (1997-1999). Kemudian dia aktif sebagai Anggota Tim Revisi UU Politik (Tim 7) (1998),Anggota Panitia Persiapan PembentukanKomisi Pemilihan Umum (P3KPU) atauTim Verifikasi Partai Politik PesertaPemilu (1999), Direktur Komunitas untukTransformasi Sosial (2000), dan AnggotaTim Revisi UU Politik Depdagri (2000).Kemudian dia menjadi Anggota KomisiPemilihan Umum (2001-2005) yangmenyelenggarakan Pemlu saat SBY terpilih menjadi Presiden (2004-2009). Rangkaian selanjutnya, secara mengejutkandia diberi penghargaan (kepercayaan)menjadi Ketua Bidang Politik dan OtdaDPP Partai Demokrat. Kemudian, dalamKongres Partai Demokrat di Bandung(2010) dia berhasil memerankan kepiawaian politiknya sehingga terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat (2010-2015). Tampaknya, keterpilihannya bagaianak yang lahir tanpa dikehendaki pemimpin tertinggi partainya. JabatanKetua Umum Partai Demokrat itu ditanggalkannya lebih dini pada Sabtu, 23Februari 2013, setelah terseret pusarankorupsi yang melibatkan beberapa kaderpetinggi Partai Demokrat yang diwarnaiberbagai peristiwa (permainan) politik ditubuh partai tersebut.Pernyataan Lengkap AnasUntuk mengetahui isi dan maknapernyataannya secara utuh, berikut initranskrip pernyataan lengkap Anas Urbaningrum (lahir di Blitar, Jawa Timur, 15Juli 1969; sarjana Ilmu Politik FISIP Universitas Airlangga, 1992 dan MagisterIlmu Politik Universitas Indonesia,2000), politisi muda potensial menjadipemimpin nasional yang terseret dalampusaran korupsi dan permainan ‘politikSengkuni’ di partai penguasa (Partai Demokrat) selaku Ketua Umum:Pertama saya sampaikan terima kasihdan selamat datang, khususnya rekanrekan wartawan di Kantor DPP PartaiDemokrat. Hari ini, saya akan menyampaikan sikap, pikiran dan pandangan,menyangkut status saya dan apa-apa yangakan saya lakukan ke depan.Saudara-saudara sekalian. Sepertidiketahui bersama, tanggal 22 Februari2013 KPK sudah mengumumkan bahwasaya dinyatakan berstatus tersangka. Ataspengumuman KPK itu, saya menyatakanakan mengikuti proses hukum sesuaidengan ketentuan dan prosedur yangberlaku. Karena saya masih percayabahwa lewat proses hukum yang adil danobyektif dan transparan, kebenaran dankeadilan bisa saya dapatkan.Saya garis bawahi, saya masih percayalewat proses hukum yang adil, obyektifdan transparan berdasarkan kriteriaPartai Demokrat, Santun atau Anas Urbaningrum: “Hari-hari ini dan ke depan, sejarah akanmenguji apakah Partai Demokrat etikanya bersih, cerdasdan santun. Partai yang bersih atau korup? Partai cerdasatau tidak cerdas? Partai yang santun atau sadis? Apakahyang akan terjadi kesantunan politik atau sadisme politik?Tentu ujian itu akan berjalan sesuai dengan perkembanganwaktu dan keadaan.”AAnas Urbaningrum, lembar pertama