Page 16 - Majalah Berita Indonesia Edisi 87
P. 16
16 BERITAINDONESIA, Maret 2013BERITA UTAMAZsendiri di tempat ini, seminggu lalu kurang lebih, sudah menandatangani paktaintegritas. Dengan atau tanpa pakta integritas pun, standar etik pribadi saya mengatakan hal seperti itu: “Saya berhentisebagai Ketua Umum Partai Demokrat.”Terkait dengan itu, saya ingin menyampaikan terima kasih yang tulus padakader-kader Partai Demokrat yang telahmemberikan kepercayaan dan mandatpolitik kepada saya untuk memimpinPartai Demokrat sebagai Ketua Umumperiode 2010-2015. Saya mohon maaf,kalau saya berhenti di awal 2013. Sayatidak merencanakan untuk berhenti ditahun 2013. Sejauh perjalanan yang sayatempuh, saya jalankan, saya tunaikan,sebagai ketua umum, sepenuhnya sayabersungguh-sungguh menjalankan mandat dan amanat politik partai itu.Tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Tentu ada capaian prestasi dan masihada bolong-bolongnya, ada lubang-lubangnya. Tapi saya menegaskan, semuaitu saya jalani dengan sungguh-sungguh,serius, penuh konsentrasi, karena itubagian dari panggilan jiwa politik saya.Alhamdulillah, saya bersyukur di dalamproses menunaikan tugas kurang lebihhampir tiga tahun, dua setengah tahunlebih, semuanya saya jalankan denganpenuh kesungguhan dan konsentrasi.Terimakasih pada kader-kader Demokrat yang selama ini sama-sama menjalankan dan menunaikan tugas sesuaidengan kewenangan, otoritas dan tugasmasing-masing. Pengurus Dewan Pimpinan Pusat, pengurus DPD, DPC, kaderkader di seluruh Indonesia, Dewan Pembina, Majelis Tinggi, Komisi Pengawas,saya sampaikan terimakasih yang selamaini bersama-sama menjalankan tugas.Meskipun saya sudah berhenti menjadiKetua Umum, saya akan tetap menjadisahabat bagi kader-kader Partai Demokrat. Saya ketika melepas tentu tidakpunya kewenangan organisatoris karenasaya sudah lepas. Tetapi saya menjaminkan satu hal, yaitu ketulusan persahabatan dan persaudaraan. Saya jamin ketulusan itu kepada kader-kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia, apapun nantitugas langkah yang akan saya tempuh,termasuk saya ada di dalam atau di luar,apakah saya menjalani proses hukum,apakah proses hukum itu berjalan adil,obyektif, transparan atau tidak, sayamenyatakan, menegaskan, menggarisba7 Sikap Majelis Tinggi PDntuk menyikapi pernyataanpengunduran diri Anas Urbaningrum dari jabatan Ketua UmumPartai Demokrat, Susilo BambangYudhoyono memimpin Sidang MajelisTinggi Demokrat di Puri Cikeas, Bogor,Sabtu ( 23/2/2013 ) malam hinggaMinggu (24/2/2013 ) dini hari. Dihadirijajaran Majelis Tinggi Marzuki Alie, JeroWacik, TB Silalahi, Max Sopacua, JhonnyAlen, Edhi Baskoro Yudhoyono, dan TotoRiyanto serta menteri-menteri dariDemokrat Jero Wacik, Syarief Hasan, EEMangindaan dan Roy Suryo ditambahKetua Fraksi Demokrat di DPR NurhayatiAli Assegaf.Rapat itu merumuskan tujuh poinsebagaimana disampaikan DirekturEksekutif DPP Toto Riyanto kepada persdi luar komplek Puri Cikeas, yakni:1. Keluar besar Partai Demokratprihatin ditetapkannya mantan KetuaUmum Demokrat Anas Urbaningrum sebagaitersangka dalam kasus Hambalang. Denganharapan hukum dan keadilan benar-benar ditegakkan, dalam arti jika Anas tidak bersalah,maka yang bersangkutan mesti dibebaskan.2. Majelis Tinggi telah mendengar pernyataan pers Anas sekaligus pernyataan berhentidari ketua umum. Baik Dewan Kehormatandan Dewan Pembina Demokrat belum terimasurat resmi pengunduran diri sesuai denganetika dan tata adminstrasi yang biasa berlakudi organisasi.3. Dengan pengunduran diri Anas, untuksementara tugas-tugas DPP dijalankan olehdua Wakil Ketua Umum, Sekjen, dan DirekturEksekutif. Dalam pelaksanaan tugasnya,mereka berkonsultasi dengan Ketua MajelisTinggi. Agenda tugas dan pekerjaan DPPtetap berjalan seperti biasa.4. Langkah-langkah penyelamatan danpenataan partai yang tengah dilaksanakansekarang ini tetap berjalan. Semua agendadan kegiatan yang telah disampaikan dalamRapimnas 17 Februari 2013 akan terus dilakukan dengan sungguh-sungguh.5. Menanggapi pernyataan mantan KetuaUmum Demokrat yang intinya KPK menjadikan yang bersangkutan sebagai tersangka ka/rena tekanan politik, Partai Demokrat serahkan kepada KPK untuk memberikan tanggapan. Apakah benar Anas dijadikan tersangkatanpa ada alasan dan pertimbangan hukumapapun dan benar-benar karena motif politik,atau sebaliknya tidak seperti itu. Majelis TinggiDemokrat tidak mengetahui dengan pasti apayang terjadi dengan Anas berkaitan dengandugaan keterlibatannya dalam kasus Hambalang. Keluarga besar Demokrat danmasyarakat selama ini hanya mendengar danmengikuti apa yang disampaikan Nazaruddindalam berbagai kesempatan yang menyebutsebut Anas. Agar masyarakat mengetahuiduduk persoalan, ada baiknya KPK menjelaskan spekulasi itu, sepanjang tidak mengganggu tugas dan pekerjaan KPK.6. Berkaitan dengan tudingan dan seranganmantan ketua umum, kami tidak ingin beriUBISIKAN MESRA: Anas terlihat berbisik mesra dengan SBY saat Rapimnas PD di Jakarta, 17/2/2013