Dewan Pers Sesalkan SBY

 
0
88

Dewan Pers Sesalkan SBY

[NASIONAL] – MAFIA HUKUM – Jakarta TI 12/7/2011 | Ketua Dewan Pers Prof. Dr. Bagir Manan, SH, MCL, di Jakarta, Selasa (12/7/2011) menyesalkan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, yang tidak pada tempatnya menuding pers membesar-besarkan masalah di dalam Partai Demokrat. Bagir berharap agar Presiden SBY jangan mengalihkan isu dan persoalan.

Bagir Manan mengatakan, tidak ada yang salah dengan media massa yang memberitakan kisruh di tubuh partai penguasa itu. Sebab, menurut mantan Ketua Mahkamah Agung itu, semua pemberitaan tentang Partai Demokrat, seperti terkait kasus Nazaruddin masih dalam kaidah etika dan hukum jurnalistik yang berlaku. Bagir menyatakan perihal teknis penggunaan layanan pesan singkat (SMS) dan Blackberry Messenger, atau e-mail sebagai sumber berita, memang harus dibedakan fakta jurnalistik dengan fakta hukum.

Bagir menjelaskan, fakta dalam dunia jurnalistik ialah gejala. Jadi, menurut Bagir, sepanjang pers sudah mencoba untuk mengklarifikasi, informasi dari e-mail, SMS atau Blackberry Messenger itu sudah menjadi fakta jurnalistik yang layak diberitakan karena menarik perhatian dan ada sangkutannya dengan kepentingan publik.

Menurut Bagir, fakta jurnalistik itu tidak harus secara materiil dibuktikan kebenarannya, seperti yang terjadi dengan BBM Nazaruddin atau SMS Marzuki Alie.Menurutnya, yang bertugas untuk mencari tahu kebenaran pesan elektronik tersebut asli atau tidak bukanlah tugas jurnalis, melainkan pihak berwajib. “Kami berpendapat, pemberitaan soal Demokrat masih di dalam fungsi jurnalistik, karena berita itu semua berdasarkan fakta. Hanya barangkali ada perbedaan persepsi soal pengertian fakta,” katanya.

Menurut Bagir, fakta jurnalistik itu tidak harus secara materiil dibuktikan kebenarannya, seperti yang terjadi dengan BBM Nazaruddin atau SMS Marzuki Alie.Menurutnya, yang bertugas untuk mencari tahu kebenaran pesan elektronik tersebut asli atau tidak bukanlah tugas jurnalis, melainkan pihak berwajib. “Kami berpendapat, pemberitaan soal Demokrat masih di dalam fungsi jurnalistik, karena berita itu semua berdasarkan fakta. Hanya barangkali ada perbedaan persepsi soal pengertian fakta,” katanya.

Guru Besar Universitas Padjajaran kelahiran Kalibalangan, Abung Selatan, Lampung Utara, 6 Oktober 1941, itu menyatakan wajar bila media menaruh perhatian kepada Partai Demokrat. Partai Demokrat adalah partai berkuasa sehingga apa pun yang terjadi di dalam partai itu dipedulikan publik karena sangat berpengaruh pada kebijakan pemerintah. Jadi, menurutnya, hal ini berkaitan dengan kuatnya kepentingan publik.

Bagir juga mengatakan, sulit memisahkan antara SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dan SBY sebagai Presiden. Ketika ia menyalahkan pers berkaitan dengan Partai Demokrat, akan terkait juga dengan posisinya sebagai Presiden,” ujar Bagir.

Maka, Bagir berharap agar Presiden Yudhoyono tetap menjadi seorang demokrat yang melihat pers sebagai pasangan dalam pemerintahan. “Jangan sampai komitmen yang ia tunjukkan selama ini akan kebebasan pers luruh. Karena asas demokrasi, jangan sampai ada pengontrolan pers,” kata Bagir.

Kambing Hitam
Sementara itu, Wakil Ketua DPR Pramono Anung menilai sikap SBY tidak tepat karena terkesan mengambinghitamkan pihak luar. Pramono menilai, SBY secara tidak langsung bahkan telah menuding media sebagai pihak yang telah mengadu domba internal Partai Demokrat.

Padahal, menurut Pramono, apa yang diberitakan media dan disebut oleh para pengamat politik itu jelas sumbernya dan memang dianggap perlu diberitakan. Sehingga, SBYseyogianya tidak menyalahkan media yang terus memberitakan dan menyoroti kasus dugaan suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games dan diduga melibatkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin.

Advertisement

Pramono juga mengingatkan bahwa Pak SBY menjadi presiden pertama dan kedua kalinya juga karena media yang membesarkan. “Jadi, enggak perlu media disalahkan,” kata Pramono Anung kepada pers di Gedung DPR, Jakarta 12/7/2011.

Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso juga menyesalkan pernyataan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, yang menyalahkan media atas pemberitaan korupsi yang menimpa Partai Demokrat. Menurut Priyo, saat ditemui wartawan di Gedung DPR, Selasa 12 Juli 2011, menyalahkan media bukan solusi. “Meskipun saya mahfum beliau risau dan kesal terhadap situasi terakhir,” ujarnya.

Priyo menyarankan, jika memang SBY atau Partai Demokrat merasa terpojokkan dengan pemberitaan yang berkembang, mereka bisa menempuh mekanisme formal yang ada. “Saya sarankan gunakan mekanisme baku. Ada mekanisme untuk jernihkan balik masalahnya atau gunakan hak jawab,” sarannya.

Presiden SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dalam pidato pernyataan persnya di Puri Cikeas, Senin malam, 11 Juli 2011, menyesalkan media menyebarluaskan berita yang bersumber dari SMS dan BlackBerry Messenger Muhammad Nazaruddin, mantan bendahara umum Partai Demokrat. Presiden SBY menyebut tudingan Nazaruddin yang bersumber dari pesan singkat tersebut tidak dapat dikonfirmasi kebenarannya.

Nazaruddin melalui SMS dan  Blackberry Messenger menebarkan tudingan kepada rekan-rekannya di Partai Demokrat. Dia menyebutkan nama Anas Urbaningrum, Andi Malarangeng, Angelina Sondakh, dan Mirwan Amir ikut terlibat dalam proyek pembangunan Wisma Atlet SEA Games XXVI Jakabaring, Palembang, kasus yang menjerat Nazaruddin sehingga dia kabur ke Singapura.

Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, di Jakarta, Selasa 12/7/2011, menegaskan, pernyataan Presiden SBY, dalam kapasitas sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, tidak dimaksudkan untuk menyalahkan media massa. Julian menyebut, Presiden mengapresiasi dan menghargai pers.

Demikian pula,Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Saan Mustopa, membantah SBY menyalahkan media terkait kekisruhan dan pemberitaan seputar Nazaruddin. Saan menyebut, keluhan Presiden SBY terhadap sikap media bukanlah sebuah sikap menyalahkan. Menurutnya, tidak ada kesan dari Pak SBY untuk menyalahkan media, pers. “Saya yakin, Pak SBY adalah orang yang menghargai kebebasan media dan saya yakin, Pak SBY tidak sedang menyalahkan media dalam pidatonya,” tegas Saan. Berita TokohIndonesia.com | rbh

ENSIKONESIA – ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA

 

Tokoh Terkait: Bagir Manan, Susilo Bambang Yudhoyono, | Kategori: Nasional – MAFIA HUKUM | Tags: Presiden, Korupsi, media, Mafia Hukum

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini