Mantan Menteri Olahraga dan Menpen
Maladi
[ENSIKLOPEDI] R Maladi tokoh olahraga Indonesia. Dia lebih terkenal sebagai Menteri Olahraga (1962-1967) kendati dia lebih dulu menjabat Menteri Penerangan (1959-1962). Tokoh kelahiran Solo, 30 Agustus 1912 dan meninggal di Jakarta, 30 April 2001, itu pada masa mudanya seorang pemain bola dalam posisi kiper. Dia pun sempat menjabat Ketua Umum PSSI menggantikan Ir Suratin.
Melihat kehebatan dan kecintaannya kepada olahraga, Presiden Soekarno menunjuknya menjadi Menteri Olahraga (1962-1967). Sebelumnya, dia menjabat Menteri Penerangan Kabinet Kerja I (10 Juli 1959-18 Februari 1960) dan Kabinet Kerja II (18 Februari 1960-6 Maret 1962).
Kala itu, Maladi mempunyai berbagai Ide brilyan untuk memajukan olahraga, khususnya sepak bola. Menjelang Asian Games I di New Delhi (India), Maladi mendatangkan pelatih asing untuk menangani tim nasional Indonesia, yaitu Choo Seng Que (Singapura), dan Tony Pogacnik (Yugoslavia).
Atas semua pengabdiannya, Maladi telah menerima berbagai bintang kehormatan dari negara maupun dunia internasional. Dia dimakamkan di Makam Pahlawan Kalibata pukul 13.00 hari Selasa 1 Mei 2001. Maladi meninggalkan seorang istri, Ny Siti Hadijah, sembilan putra, 18 cucu, dan dua cicit.
Menurut putra tertua almarhum, Manunggal Maladi, ayahnya meninggal karena mengidap penyakit komplikasi. “Bapak mengalami juga infeksi pernapasan. Kondisinya sudah terlalu tua, sehingga tidak bisa bertahan lebih lama lagi,” kata Manunggal kepada Kompas di rumah duka, di Jl Gereja Theresia, Jakarta, Senin 30/4/2001.
Datang melayat ke rumah duka semalam, antara lain Presiden Abdurrahman Wahid, serta Menteri Perhubungan dan Telekomunikasi Agum Gumelar yang juga Ketua Umum PSSI dan Sekum PSSI Tri Goestoro. ti/doan (sumber: kompas 1 mei 2001)
***
Seniman Musik
Dilahirkan di Matesih, Karanganyar, di kaki Gunung Lawu, Surakarta, Jawa Tengah, 31 Agustus 1912. Sejak kecil sudah menyenangi alat musik terutama gamelan, tapi mengenal lagu pelajaran menyanyi disekolah melalui buku Kun je nog zingen, zing dan mee.
Menempuh pendidikan di HIS, MULO, AMS-B Yogyakarta. Di zaman revolusi, masuk divisi X TNI AD Solo, dengan pangkat terakhir mayor. Dikenal sebagai seorang pemain bola dengan posisi Penjaga Gawang (1930-1948) dengan nama samaran Wakidjan dan Suntiori. Pernah menjadi wasit sepakbola.
Tahun 1950-1959 ia diangkat menjadi Ketua Umum PSSI. Melihat kehebatan dan kecintaannya kepada olahraga, Presiden Soekarno menunjuknya menjadi Menteri Olahraga (1962-1967). Sebelumnya, dia menjabat Menteri Penerangan Kabinet Kerja I (10 Juli 1959-18 Februari 1960) dan Kabinet Kerja II (18 Februari 1960-6 Maret 1962).
Kala itu, Maladi mempunyai berbagai Ide hebat untuk memajukan olahraga, khususnya sepak bola. Menjelang Asian Games I di New Delhi (India), Maladi mendatangkan pelatih asing untuk menangani tim nasional Indonesia, yaitu Choo Seng Que (Singapura) dan Tony Pogacnik (Yugoslavia).
Dalam mencipta lagu ia tidak dibantu peralatan musik sebagaimana jamaknya banyak pencipta. Ia tidak menggunakan piano, gitar, atau alat apapun. Ia hanya menulis lirik, kemudian disusul notasi angka atau not balok. “Saya bukan komponis, bahkan saya tidak pernah berpretensi jadi komponis. Saya hanya melukiskan situasi dan kondisi ketika itu saja. Kalau tidak ada dorongan dari situasi luar, saya pasti tidak jadi pencipta lagu,””ujarnya.
Lagu pertama ciptaannya berjudul Terompet Berbunyi, yang bertemakan himbauan kepada para pemuda untuk tidak saling berkelahi, lalu menyusul lagu-lagu ciptaannya yang lain, seperti, Solo di Waktu Malam, Di Bawah Sinar Bulan Purnama, Di Mana Gunung Berjumpa, Ombak Samudera, Di Sela-sela Rumput Hijau dan Nyiur Hijau yang kerap diputar menjelang siaran berita di RRI.
Menurutnya lagu-lagu sekarang belum menggambarkan wajah Indonesia ketika ditanya mengenai penciptaan lagu-lagu saat ini. Lagu terakhirnya Jayawijaya (1946), digubah dari ciptaan berbagai komponis kedalam rhapsody, yang coba menggabarkan Indonesia sejak Majapahit hingga merdeka, berdurasi 45 menit.
Sederhana, ketika menjadi menteri jarang muncul dengan jas dan dasi, lebih senang memakai jas tutup. Atas semua pengabdiannya, ia telah menerima berbagai bintang kehormatan dari negara maupun dunia internasional. Maladi wafat di Jakarta, 30 April 2001 karena sakit. TI
Sumber:http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/maladi.html