Sejarawan Besar Indonesia

Ong Hok Ham
 
0
2432
Ong Hok Ham
Ong Hok Ham | Tokoh.ID

[ENSIKLOPEDI] Sejarawan besar Indonesia tanpa gelar profesor, Ong Hok Ham, meninggal dunia dalam usia 74 tahun, Kamis 30 Agustus 2007, di kediamannya Jalan Cakrawijaya IX Blok D No 11, Kompleks Diskum TNI Angkatan Darat, Cipinang Muara, Jakarta Timur. Sebelum meninggal Ong Hok Ham sempat memberi wasiat agar rumahnya dijadikan museum.

Ong Hok Ham pria kelahiran 1 Mei 1933 itu sudah harus berada di atas kursi roda akibat serangan stroke sejak pertengahan tahun 2001. Kendati demikian dia selalu mengikuti perkembangan dunia dan menuangkan hasil renungan dalam tulisan. Di kediamannya, Onghokham pria lajang sampai akhir hayatnya, itu didampingi dua asisten (sekretaris). Sehingga dia masih bisa menulis dengan cara mendiktekan kepada asistennya.

Direktur Institut Ong Hok Ham, Andi Achdian, sempat membawa jenazah Ong Hok Ham ke Rumah Sakit (RS) Mitra Internasional, Jatinegara sebelum kemudian disemayamkan di Rumah Duka RS Dharmais. Menurut Andi, Ong Hok Ham sempat memberi wasiat agar rumahnya dijadikan museum dengan koleksi sekitar 3.000 buku sejarah.

Onghokham atau Ong Hok Ham sering menulis sejarah di berbagai media antara lain Tempo, Starweekly dan Prisma. Kumpulan artikelnya di Tempo dari tahun 1976 – 2001 telah dibukukan tahun 2002 dengan judul Wahyu yang Hilang, Negeri yang Guncang.

Sejak sekolah di HBS (sekolah menengah zaman Belanda), dia sudah berminat pada sejarah, rapor bernila 9. Kala itu gurunya bernama Broeder Rosarius. Namun, setamat SMA, Onghokham sempat menjadi agen asuransi mengikuti keinginan orang tuanya. Juga sempat kuliah selama dua tahun di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Kemudian dia pindah ke Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jurusan Sejarah, dan tamat 1968.

Kemudian dia mengajar sejarah di almamaternya. Pria yang melajang sampai akhir hayatnya itu, meraih gelar doktor dari Universitas Yale, Amerika Serikat dengan disertasi The Residency of Madiun ; Priyayi and Peasant in the Nineteenth Century (Keresidenan Madiun, Priyayi dan Wong Cilik Selama Abad 19), 1975. Dia pensiun dari Universitas Indonesia pada tahun 1989 dalam usia 56 tahun. ti

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini