Tajam Menyoroti Masalah Sosial

Sarlito W Sarwono
 
0
212
Sarlito W Sarwono
Sarlito W Sarwono | Tokoh.ID

[ENSIKLOPEDI] Psikolog kawakan ini sering dimintai pendapatnya tentang berbagai hal yang tengah merebak di masyarakat mulai dari masalah keluarga, perkawinan, pendidikan anak, perilaku masyarakat, lalu lintas, hingga terorisme. Dekan Fakultas Psikologi periode 1997-2004 ini sudah kenyang mengemban banyak jabatan, produktif menulis buku, aktif di berbagai organisasi profesi, dan mengajar di sejumlah universitas di dalam dan luar negeri.

Sarlito Wirawan Sarwono lahir di Purwokerto, 2 Februari 1944. Pria yang biasa dipanggil Ito ini meraih gelar sarjana psikologinya dari Universitas Indonesia di tahun 1968. Sarlito kemudian meneruskan studinya dengan mengambil program doktor di UI dan University of Leiden, Belanda. Disertasinya yang berjudul “Perbedaan Antara Pemimpin & Aktivitas dalam Gerakan Protes Mahasiswa” berhasil memberinya gelar doktor pada tahun 1978. Lima tahun sebelumnya, Sarlito sempat menimba ilmu di Edinburg University, Skotlandia dan meraih gelar Diploma in Community Development.

Sekembalinya ke Tanah Air, Sarlito disibukkan dengan berbagai kegiatan di bidang akademis baik sebagai peneliti, ilmuwan, hingga penulis. Sebagai peneliti, ia pernah menjadi ‘fellow’ di East West Center di Hawaii, Amerika Serikat (1982 dan 1986). Bidang kajiannya sangat beragam, terutama menyoroti masalah sosial, mulai dari masalah Keluarga Berencana (KB), anak jalanan, pemukiman, lalu lintas, sampai yang paling mutakhir tentang terorisme (2006-2009).

Sarlito juga menjadi pengajar di almamaternya, Universitas Indonesia. Mata kuliah yang diajarnya antara lain Logika, Psikologi Perilaku Seksual, Psikologi Sosial, Psikologi Lintas Budaya di Indonesia untuk Sarjana S1 dan mata kuliah Seminar Proposal Tesis, Teori-Teori Psikologi Sosial, Aliran-aliran dan Teori-teori Psikologi untuk Sarjana S2. Selain menjadi dosen, ia pernah memegang jabatan struktural di UI yakni sebagai Dekan Fakultas Psikologi periode 1997-2004 dan Ketua Program Studi Kajian Ilmu Kepolisian di Program Pascasarjana.

Guru Besar Tetap di Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI ini juga beberapa kali menjadi dosen tamu di berbagai universitas luar negeri. Tahun 1996, Sarlito menjadi guru besar tamu di Cornell University, Amerika Serikat dan Nijmegen University, Belanda. Setelah itu berturut-turut pada 2007 dan 2008, di Victoria University, Selandia Baru dan University Malaya, Malaysia.

Selain mengajar, Sarlito aktif terlibat dalam berbagai organisasi psikologi tingkat internasional. Ia bahkan sering mendapat kepercayaan untuk menjabat beberapa posisi penting. Salah satunya, menjadi Presiden dalam organisasi APsyA (Asian Psychological Association) periode 2006-2010. Sarlito juga pernah tercatat sebagai anggota Board of Directors dari IAAP (International Association of Applied Psychology) periode 2008-2010. Organisasi-organisasi psikologi lain yang pernah diikutinya yaitu APA (American Psychological Association), ICP (International Council of Psychologists), SPSSI (Society of Psychological Studies on Social Issues), IPS (Ikatan Psikologi Sosial), dan ASI (Asosiasi Sexologi Indonesia).

Selain mengajar, Sarlito aktif terlibat dalam berbagai organisasi psikologi tingkat internasional. Ia bahkan sering mendapat kepercayaan untuk menjabat beberapa posisi penting. Salah satunya, menjadi Presiden dalam organisasi APsyA (Asian Psychological Association) periode 2006-2010. Sarlito juga pernah tercatat sebagai anggota Board of Directors dari IAAP (International Association of Applied Psychology) periode 2008-2010. Organisasi-organisasi psikologi lain yang pernah diikutinya yaitu APA (American Psychological Association), ICP (International Council of Psychologists), SPSSI (Society of Psychological Studies on Social Issues), IPS (Ikatan Psikologi Sosial), dan ASI (Asosiasi Sexologi Indonesia).

Sebagai sosok yang sudah lama malang melintang di dunia psikologi, psikolog yang hobi bermusik ini kerap diundang dalam berbagai seminar untuk menyampaikan pemikirannya. Salah satu ciri khasnya adalah menerjemahkan ilmu psikologi menjadi psikologi yang populer dan mudah dipahami, antara lain melalui tulisan-tulisannya di berbagai media yang beberapa diantaranya sudah dibukukan, antara lain berjudul Psikologi Sosial, Pengantar Psikologi Umum, Prasangka di Indonesia, Membina Keluarga yang Bahagia, Sexualitas dan Fertilitas Remaja, dan masih banyak lagi.

Ia juga kerap mengisi berbagai acara di radio dan televisi. Di antara deretan nama psikolog di negeri ini, boleh dibilang nama Sarlito Wirawanlah yang paling populer. Karena ketenarannya, tak heran jika ada sebagian orang yang menggolongkannya sebagai ‘selebriti. Sebutan apa pun yang dilekatkan padanya, tidak membuatnya besar kepala. Dalam situs pribadinya, Sarlito mengatakan dengan nada merendah bahwa dirinya hanyalah manusia biasa dan seperti manusia pada umumnya, ia amat mencintai keluarganya.

Sarlito menikah dengan Sri Pratiwi yang biasa disapanya dengan panggilan Jeng Sri. Sri adalah mantan pustakawan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dimana setelah pensiun ia diangkat menjadi general manager fakultas. Pasangan ini dikaruniai tiga orang anak, dua putra dan satu putri. Si sulung Anto yang lahir tahun 1969 bekerja sebagai desainer grafik. Sementara satu-satunya anak perempuan Sarlito, yakni Anti yang juga merupakan ibu dari Audria mengikuti jejak ayahnya dengan berkarir sebagai psikolog. Sedangkan si bungsu Dimas, berprofesi sebagai pengacara.

Di usianya yang sudah senja, Sarlito masih disibukkan dengan berbagai aktivitas. Agar kondisi fisiknya tetap terjaga, ia rajin berolahraga. Sejak masih bersekolah, bisa dibilang Sarlito memang amat menggilai olahraga. Berbagai cabang olahraga seperti basket, voli, tennis hingga karate pernah ditekuninya. Namun semua olahraga itu kini sudah ditinggalkannya sejak dokter mendiagnosa bahwa kaki kirinya tak lagi kuat untuk melakukan olahraga yang tergolong berat. Kini ia cukup menikmati waktu senggangnya dengan berolahraga ringan seperti berenang atau bersepeda.

Advertisement

Selain hobi berolahraga, Sarlito juga cukup piawai memainkan berbagai alat musik. Ketertarikannya pada musik sudah dimulai saat ia masih kecil, berawal dari belajar memainkan piano, kemudian beralih ke gitar. Saat duduk di bangku SMA dan universitas, ia mulai menjajal keyboard. Belakangan, ia asyik memainkan saksofon. Hampir semua jenis musik disukainya, mulai dari pop, jazz, musik klasik, bahkan keroncong dan gamelan Jawa. Sarlito juga sesekali bernyanyi.

Untuk menambah wawasannya, Sarlito banyak membaca tak peduli dimana pun ia berada. Apakah itu di ruang tunggu, restoran, pesawat, atau di toilet. Asal bukan di tempat tidur karena ia mudah tertidur atau di mobil yang sedang bergerak karena membuatnya pusing. Bahan bacaannya pun beragam mulai dari koran, majalah, jurnal, dan buku yang membahas tentang masalah politik, ekonomi, seni dan budaya, sampai novel fiksi baik dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris. Ia juga dapat berbicara dalam bahasa Belanda, walaupun tak terlalu fasih.

Dari sekian banyak kegiatan yang ia lakukan, psikolog kawakan ini paling menyukai praktek pribadi. Setiap kali ia berada di kota, ia masih menyempatkan diri untuk berpraktik di klinik psikologi dua kali seminggu, satu hari di rumah sakit dan satu hari di biro psikologi miliknya, Dr Sarlito & Associates. Sarlito merasa, dengan membantu orang lain mengatasi masalah mereka, ia dapat belajar bagaimana mengatasi masalahnya sendiri. eti | muli, mlp

Data Singkat
Sarlito W Sarwono, Psikolog / Tajam Menyoroti Masalah Sosial | Ensiklopedi | Guru Besar, Dosen, UI, psikologi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini