Penata Rias Pengantin

Tien Santoso
 
0
1127
Tien Santoso
Tien Santoso | Tokoh.ID

[DIREKTORI] Dra Hj Tien Santoso, pemilik Sanggar Busana Indonesia (SBI), senang membagikan ilmu baik mengenai tata rias maupun tata cara adat Jawa kepada semua orang. Perias pengantin dan pemerhati upacara adat Jawa, kelahiran Madiun 11 November 1950, ini juga aktif sebagai pengajar program studi tata rias, jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik di UNJ.

Perias pengantin putri tokoh- tokoh terkenal dan artis-artis ternama Indonesia, ini sering kali diundang ke berbagai seminar untuk memperkenalkan metode paes (hiasan berwarna hitam pada dahi pengantin) proporsional.

Tien yang dipersunting H Iman Santoso, seorang wartawan, mengaku mengenal tata rias dari ibunya yang senang merias. Ayahnya seorang tentara, maka waktu SD dia belajar tari bersama Kristiani (Ani Yudhoyono) di Bandung yang juga anak tentara. Jadi, Tien dididik dalam lingkungan yang kental dengan budaya dan disiplin.

Didikan dari kecil itulah yang tampaknya membuat Tien begitu lekat dengan kebudayaan, baik mengenai upacara adat maupun tata rias pengantin dalam bingkai disiplin. Sehingga dia berhasil menjadi salah satu penata rias terkenal di Jakarta.

Di rumah sekaligus sanggarnya yang terletak di Jalan Guntur, Jakarta Selatan, terdapat ratusan foto orang yang pernah menggunakan jasanya sebagai perias pengantin. Terdapat puluhan bintang film, sinetron, penyanyi, dan pejabat dalam rangkaian foto-foto itu.

Keahliannya sebagai penata rias, juga disumbangkan kepada para generasi muda. Sebelum menjadi dosen tata rias, ia pernah secara suka rela mengajar anak-anak putus sekolah atas permintaan Prof dr Yetty Rizali Noor yang waktu itu adalah Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti.

Dengan prinsip membagi ilmu tanpa memikirkan uang, ia juga pernah secara sukarela mengajarkan tata rias kepada para waria atas permintaan Pemprov DKI. Kala itu, dia memang memperoleh uang dari DKI, tapi uang itu dia pakai untuk sewa Gedung Santikara di Menteng sebagai tempat para waria itu belajar. Selain dibekali keterampilan tata rias, para waria itu juga disediakan makan siang. Sehingga para waria itu bisa bikin salon, pintar make up, potong rambut dan setbagainya.

Dalam profesi sebagai dosen, pada mulanya dia mengajar di Lembaga Pendidikan Wanita Indonesia di bawah Ikatan Sarjana Wanita Indonesia pada 1976. Tahun 1984 lembaga itu menjadi Akademi Seni Rupa dan Desain Indonesia. Selain itu, dia juga mengajar di IKIP Rawamangun yang pada 1990 berubah namanya menjadi Universitas Negeri Jakarta.

Tien mengajar program studi tata rias, jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik di UNJ. Dia menjelaskan, Program tata rias masuk Fakultas Teknik, karena semua yang dipelajari harus bisa diukur. Di sana juga ada fisika dan kimia. Ada pengetahuan anatomi, bedah plastik, dan matematika serta statistik.

Setelah menjadi UNJ, Tien melihat banyak sekali orang yang hanya punya sertifikat kursus dari Depdikbud atau Pendidikan Luar Sekolah tetapi sudah sukses di lapangan. Mereka ini mempunyai kesempatan memperoleh master, doktor atau profesor. Begitu pula mereka yang punya ijazah dari luar negeri. Sehingga Tien berpikir kenapa tidak buat sertifikasi dan akreditasi, serta portofolionya, dengan hanya mengambil sekian SKS untuk tingkat sarjana.

Advertisement

Harapkannya itu baru terealisasi pada 2002 yakni S-1 program khusus tata rias. Kemudian, Tien berharap mereka yang sudah punya gelar S-1 itu akan menjadi pengajar juga. Dia berpandangan untuk menjadi pengajar (dosen), selain mempunyai keahlian akademik, dibutuhkan praktisi lapangan yang qualified sehingga lulusan di bidang tata rias juga lebih baik.

Dia bahagia sebab sekarang di program tata rias UNJ, tenaga pengajarnya adalah orang-orang yang qualified di bidangnya. Seperti Make up oleh Andianto spesialis make up, peralatan listrik untuk kecantikan oleh Ibu Endang Sugiarto, spa oleh Kusuma Dewi, dan sebagainya.

Dalam usia yang sudah kepala lima, dia m,asih tekun menjalani kuliah S-2 pada jurusan manajemen pendidikan. Dia masih bercita-cita mendirikan sebuah sekolah tata rias. Dia berharap dapat kerjasama sama dengan anaknya, Levi (bernama lengkap Pahlevi Indra Santoso, personel grup band The Fly), yang juga bercita-cita bikin sekolah musik.

Dalam pengabdiannya, Tien pernah mendapatkan Anugerah Piagam Bhakti Budaya, Dharma Budaya, Kridha Budaya, Pakarti Budaya, dan Bintang Mas ke-3 dari Pusat Lembaga Kebudayaan Jawi Surakarta, Kartini Award 2004 dari Iwapi, dan Satya Lencana dari Presiden RI pada 2004. e-ti/tsl, dari berbagai sumber, terutama Suara Pembaruan Minggu 19 Maret 2006

Data Singkat
Tien Santoso, Dosen dan Penata Rias / Penata Rias Pengantin | Direktori | Dosen, penata rias

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini