Akar Konflik Arab-Israel

 
0
27
Majalah Berita Indonesia Edisi 19
Majalah Berita Indonesia Edisi 19

VISI BERITA (Renungan bagi Israel, 24 Agustus 2006) – Tangan-tangan para petinggi Israel yang berlumuran darah, menodai kawasan pengembaraan nenek moyang mereka sejak meninggalkan Ur-Kasdim di Mesopotamia (Irak) ribuan tahun sebelum Masehi. Tanah-tanah pengembaraan Abraham dan Ishak; kakek dan bapak dari Yakub alias Israel, di tanah Kanaan (Palestina) dan Sidon (Libanon), sekarang sedang dibombardir dan dihancurkan oleh anak cucu mereka.

Baca Online: Majalah Berita Indonesia Edisi 19 | Basic HTML

Sebenarnya bangsa Palestina dan Libanon yang sedang diperangi Israel saat ini adalah sesama saudara. Keturunan Nuh dari anak-anaknya; Sem, Ham dan Yafet, menyebar ke seluruh dunia. Anak Nuh; Ham dalam beberapa garis keturunan, beranak-pinak menurunkan bangsa Filistin (Palestina). Dan anak Nuh lainnya, Sem dalam beberapa garis keturunan, berkembang biak menurunkan Abraham (Ibrahim) yang mempunyai dua anak; Ismael dan Ishak, nenek moyang bangsa-bangsa Arab dan Israel.

Menurut kisah Kejadian di dalam Alkitab (Perjanjian Lama), istri Ishak, Ribka melahirkan anak kembar-Esau dan Yakub. Yakub yang baru tiba di Kanaan dari Haran bersama istri-istri dan anak-anaknya, setelah dalam mimpinya bergulat dengan Allah, namanya diberkati menjadi Israel. Petualangan berdarah anak-anak Israel berawal dari penculikan dan pemerkosaan adik perempuan mereka, Dina, oleh Sikhem, putera Hemor, raja orang-orang Palestina. Tetapi Sikhem merasa jatuh cinta pada puteri Yakub, dan menyampaikan niat kepada ayahnya untuk memperistri Dina. Israel alias Yakub mempunyai 12 putera dan seorang puteri dari empat isterinya.

Kejadian buruk yang menimpa Dina kedengaran juga oleh Yakub. Tetapi dia mendiamkannya sampai putera-puteranya pulang dari penggembalaan. Kabar itu sampai ke anak-anak Yakub. Lantas mereka marah dan sakit hati karena anak raja itu telah menodai adik perempuan mereka dan keluarga Israel. Setelah mendengar penuturan puteranya, Raja Hemor pergi menemui Yakub. Hemor menyampaikan niat puteranya kepada Yakub dan anak-anaknya bahwa Sikhem ingin menikahi Dina. Karena itu, dia meminta izin dari Yakub.

Sebagai imbalannya, Hemor menawari Yakub dan keluarganya untuk menetap dengan bebas di Kanaan. Juga Sikhem bersedia menanggung uang jujuran, mahar dan apa pun yang mereka minta asalkan Yakub berkenan menjadi mertuanya. Anak-anak Yakub mengajukan satu syarat bahwa semua pria dewasa di kota Hewi harus disunat. Mereka juga mengancam jika syarat ini tidak dipenuhi, maka mereka akan mengambil dan membawa pergi Dina dari rumah Sikhem.

Hemor dan Sikhem menyetujui usul mereka. Dan Sukhem, orang yang paling dihormati di kota itu, segera melakukannya. Lalu pergilah Hemor dan Sukhem ke pintu gerbang kota, mengumumkan bahwa keluarga Yakub bersedia hidup berdampingan secara damai, dan mereka bersedia tinggal menjadi satu bangsa dengan satu syarat, “asalkan setiap laki-laki dewasa di antara kita,” disunat. Penduduk kota itu setuju, dan setiap pria dewasa lalu disunat. Pada hari ketiga, ketika penduduk pria dewasa kota itu sedang kesakitan karena disunat, dua anak Yakub-Simeon dan Lewi, kakak kandung Dina-bersenjatakan pedang, menyerang dan membunuh mereka. Mereka juga membunuh Hemor dan Sikhem, mengambil adik mereka dari rumah Sikhem, lalu pergi. Mereka pun menjarah kota itu, dan menawan semua gadisnya.

Israel sangat marah setelah mendengar kejadian tersebut. Dia memarahi Simeon dan Lewi bahwa tindakan brutal mereka telah mencelakakan dirinya dan membusukkan nama baiknya kepada orang-orang Kanaan dan Feris. Yakub mencemaskan bahwa jika kedua bangsa itu bersekutu bisa memusnahkan seluruh keluarga dan harta bendanya. Inilah sekelumit kisah yang disadur dari Kitab Taurat (Alkitab, Perjanjian Lama, terbitan LAI, 2004).

Agaknya setelah para pejuang Hamas (Palestina) dan Hizbullah (Libanon) membunuh dan menculik tiga serdadunya, para petinggi Israel mencemaskan mereka bersekutu untuk memusnahkan bangsanya. Namun Israel membalas kecemasan dan menumpahkan amarahnya dengan cara-cara yang sangat berlebihan. Dan kecemasan itu berlebihan karena Israel tidak hidup sendiri di dunia ini. Sementara itu, masyarakat dunia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan petualangan brutal Israel karena mendapat dukungan penuh dari pemerintahan adi kuasa Presiden George W. Bush dari Amerika Serikat.

Namun Yakub, nenek moyang bangsa Israel, tidak menghendaki tindak kekerasan. Ketika mendekati ajalnya, Israel mengumpulkan ke 13 anaknya, mengingatkan Simeon dan Lewi bahwa mereka telah menggunakan senjatanya sebagai alat kekerasan. Karena itu, Israel memohon kepada Tuhan agar jiwanya tidak turut dalam permufakatan mereka, dan rohnya tidak bersatu dengan kejahatan mereka. Sebab dalam amarah, mereka telah membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Yakub mengutuk keangkaramurkaan mereka. Di dalam perjalanan sejarahnya, bangsa Israel menjadi obyek dan subyek tindak kekerasan.

Advertisement

Sebenarnya pengembaraan nenek moyang mereka: Abraham dan isterinya Sara-kakek dan nenek Israel-di dalam perjalanan dari Ur-Kasdim ke Haran (Irak), kemudian ke Mesir dan menetap di Kanaan, hidup penuh damai dengan warga setempat. Untuk kuburan istrinya saja, Abraham yang sangat dihormati harus membelinya dari penduduk setempat. Karenanya, kita mengimbau para petinggi pemerintah dan militer Israel yang memerintahkan ribuan prajuritnya membantai warga sipil Palestina dan Libanon, menelaah kembali Kitab Taurat mereka agar tidak tertimpa kutukan Nabi Yakub. (red/BeritaIndonesia)

Daftar Isi Majalah Berita Indonesia Edisi 19

Dari Redaksi

Surat Komentar

Highlight/Karikatur Berita

Berita Terdepan

Visi Berita

Berita Utama

Berita Khas

Berita Politik

Lintas Tajuk

Lentera

Berita Nasional

Berita Hankam

Berita Hukum

Berita Profil

Berita IPTEK

Berita Tokoh

Berita Ekonomi

Berita Khusus

Berita Wawancara

Berita Olahraga

Berita Daerah

Berita Lingkungan

Berita Perempuan

Berita Budaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini