Buku Paling Komprehensif tentang Batak
Peluncuran Buku Hita Batak A Cultural Strategy
Lainnya
Buku Hita Batak A Cultural Strategy sebuah buku paling komprehensif tentang Batak dari sudut pandang strategi kebudayaan diluncurkan secara khidmat Minggu 18 Desember 2022 di Sopo Marpingkir HKBP, Jalan Damai, Jakarta Timur. Buku yang menarasikan nilai-nilai luhur Batak secara kontemplatif dan transformatif tersebut terdiri dari tiga jilid besar setebal 2688 halaman yang ditulis dan diterbitan sebagai suatu kesatuan utuh oleh penulisnya Drs. Ch. Robin Simanullang, seorang jurnalis, yang saat ini didaulat sebagai Ketua Dewan Penasehat Forum Jurnalis Batak (Forjuba).
Pendeta (emeritus) Dr. Dr. Richard Daulay, MTh, MA, mantan Sekum PGI, dalam khotbahnya mengatakan bahwa sepengetahuannya buku ini adalah satu-satunya buku tentang Batak dan bahkan buku tentang kebudayaan dan sejarah di Indonesia yang ditulis dan diterbitkan sebagai sutu kesatuan utuh dengan ketebalan 2600-an halaman. Pendeta Daulay menjelaskan bahwa dia juga seorang penulis dan telah menulis beberapa buku; tidak mudah menulis buku, menulis sebuah artikel saja begitu sulit. “Sepengetahuan saya belum ada penulis, termasuk atroplog Prof. Dr. Koentjaraningrat, yang menulis dan mnenerbitkan buku setebal ini dalam satu kesatuan, terlepas dulu tentang isinya,” ungkap Doktor Teologia Sejarah Gereja tersebut.
Sementara tentang isinya, Dr. Richard Daulay yang juga Doktor Ilmu Politik itu mengatakan, buku yang baik adalah buku yang mengundang kontroversi. Sesuai pemaparan penulisnya, Drs. Ch. Robin Simanullang, buku ini memang menyajikan data-data literatur (riset bibliografi) yang berbeda dari berbagai informasi (narasi) tentang Batak yang ‘mapan’ selama ini. Di antaranya tentang sejarah Perang Batak dan sejarah Misi RMG (Rheinische Missionsgesellschaft) di Tanah Batak.

Ch. Robin Simanullang, mantan Wartawan Sinar Indonesia Baru (SIB) Medan menegaskan, buku ini adalah frame narasi kontemplatif dan transformatif yang secara kreatif berusaha meluruskan misinformasi dan disinformasi atau misleading content tentang Batak yang ditulis pihak asing dan/atau berbagai pihak selama ini yang cenderung membunuh karakter Batak. Buku ini menegaskan dan menginterpretasi betapa agung dan mulianya nilai-nilai luhur Batak; sementara tidak sedikit cendekia asing menyebut (menulis) bahwa orang Batak tidak punya nilai-nilai moral, dan para penyebar agama Samawi (Islam dan Kristen) menyebutnya sebagai kafir penembah hantu (Sipelebegu).

Motivator Etos Kerja, Ir. Jansen Sinamo yang digelari Guru Etos Indonesia dalam kata sambutannya, menimpali pernyataan Pendeta Dr. Richard Daulay bahwa sepengetahuannya pun belum ada buku tentang Batak sekomprehensif dan setebal buku ini yang diterbitan dalam satu kesatuan utuh. “Saya juga seorang penulis dan telah menulis 20-an buku, yang jika dikumpulkan mungkin setara dengan ketebalan buku ini. Tapi menulis buku dalam satu kesatuan seperti buku Hita Batak A Cultural Strategy ini, tidaklah mudah,” ujar Jansen Sinamo yang pernah menerbitkan dan memimpin Majalah Tatap, tentang Batak.
Maka Jansen Sinamo berpandangan bahwa penulis buku ini sangat pantas dianugerahi Profesor Doktor Honoris Causa tentang kebatakan. Penulisan buku ini membuatnya sangat pantas diusulkan ke beberapa universitas untuk menganugerahkan gelar Profesor Doktor (HC), sebagaimana banyak tokoh yang diberi gelar kehormatan Profesor Doktor.

Ir. Nikolas Sinar Naibaho, MM, penasehat Forum Jurnalis Batak yang memberi sambutan didampingi pengurus Forjuba dan penasehat lainnya, menyatakan terimakasih dan bangga sebagai bagian dari Forjuba dimana seorang penasehatnya menulis buku ini.
Peluncuran buku ini ditandai dengan penyerahan secara simbolis E-Book Hita Batak A Cultural Strategy kepada Pendeta (Emeritus) Dr. Richard Daulay oleh penulisnya. Buku ini tersedia dalam bentuk cetak dan digital (e-book). (Bersambung)